Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2003-12-03 17:40:36    
Institut Agama Buddha Tingkat Tinggi Berbahasa Tibet Tiongkok

cri

Di jalan raya Huangsi kota Beijing ada satu institut agama yang berprestise sangat tinggi di kalangan agama Buddha Tibet, itulah Institut Agama Buddha Tingkat Tinggi Berbahasa Tibet Tiongkok. Institut itu dapat disebut sebagai pusat pengajaran dan pusat penelitian agama Buddha Tibet Tiongkok, dan juga adalah sekolah tertinggi yang diidamkan oleh para Buddha hidup agama Buddha Tibet.

Institut Agama Buddha Tingkat Tinggi Berbahasa Tibet Tiongkok terletak di kompleks kuil Xihuang jalan raya Huangsi di bagian utara kota Beijing. Kuil Xihuang dibangun pada tahun 1652 untuk keperluan kaisar Dinasti Qing menerima Dalailama ke-5 waktu datang ke Beijing dan menghadap kaisar. Pada tahun 1780, Panchen ke-6 ketika datang ke Beijing untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Kaisar Qianlong Dinasti Qing, juga menginap di Kuil Xihuang, dan kemudian wafat karena sakit. Dapat dikatakan Kuil Xihuang adalah satu kuil yang terkenal dalam sejarah agama Buddha Tibet.

Di ruangan besar tempat upacara wisuda diadakan kami menemui Rektor Institut tersebut, Buddha hidup Quexi. Dia mengatakan:

?Institut Agama Buddha Tingkat Tinggi Berbahasa Tibet Tiongkok didirikan pada tahun 1987 atas prakarsa Panchen ke-10. tujuannya ialah membina budhha hidup yang berpendidikan dan berpengetahuan ilmu agama Buddha bertingkat tinggi. Didirikannya institut itu menyediakan satu tempat saling belajar dan meneliti ilmu agama Buddha untuk Buddha hidup dari aliran berbeda-beda agama Buddha Tibet.?

Menurut penjelasan, siswa institut terutama adalah Buddha hidup agama Buddha Tibet yang berasal dari Tibet, Qinghai, Sichuan, Gansu, Yunnan dan Mongolia Dalam. Buddha hidup ialah sebutan bagi biksu senior agam Buddha Tibet yang mendapat kedudukan menurut sistem reinkarnasi. Para Buddha hidup yang datang ke Institut Agama Buddha Tingkat Tinggi itu terutama menekuni kitab-kitab dan buku-buku agama Buddha serta teori berbagai aliran agama Buddha Tibet, selain itu, mereka harus belajar bahasa Tibet dan bahasa Mandarin, perhitungan penanggalan menurut ilmu astronomi, hukum peundang-undangan dan lain-lain. Masa pengajaran 2 tahun, dan setiap 2 tahun diterima siswa baru. Setiap kali diterima 30 sampai 40 orang.

Buddha hidup Quexi mengatakan, karena Buddha hidup reinkarnasi dicari menurut cara keagamaan tertentu, maka tingkat pengetahuan dan pendidikan para Buddha hidup berbeda satu sama lain. Untuk meningkatkan taraf pendidikan dan pengetahuan tentang ilmu agama Buddha para Buddha hidup, pada tahun 1987, Panchen mengajukan perlunya didirikan satu Institut Agama Buddha Tingkat Tinggi---inilah maksud semula pendirian Institut Agama Buddha Tingkat Tinggi Berbahasa Tibet Tiongkok.

Sejauh ini, 8 angkatan siswa sebanyak 280 orang sudah tamat dari insititut itu. Kepala kantor institut Li Decheng mengatakan, para Buddha hidup setelah ditingkatkan lebih lanjut pengetahuannya tentang agama Buddha dapat mengembangkan ajaran Buddha dengan lebih baik. Li Decheng mengatakan:

?Sebagian Buddha hidup setelah pulang ke tempat asalnya, meningkatkan lebih lanjut ilmu dan taraf budayanya sendiri, sebagian berprestasi sangat tinggi di bidang ilmu agama Buddha, ilmu astronomi dan ilmu bumi, serta menertibkan banyak karya di bidang-bidang itu, sebagian lagi Buddha hidup menjadi kepala kuil, misalnya kepala 3 kuil besar di Lhasa Tibet, yaitu Kuil Sela, Kuil Gandan dan Kuil Zhebang.

Lulusan institut angkatan tahun ini sebanyak 33 orang, 30 orang di antaranya adalah Buddha hidup reinkarnasi dari berbagai tempat, dan hanya 3 orang lainnya biksu biasa kuil agama Buddha Tibet. Zhao Manquan yang berasal dari Kuil Yonghe Beijing adalah salah seorang di antara tiga orang itu, dia adalah seorang etnis Mongol yang berumur 32 tahun. Dia mengatakan kepada kami bahwa sudah lama dia ingin melanjutkan studi di Institut Agama Buddha Tingkat Tinggi Berbahasa Tibet Tiongkok. Pada tahun 1999 institut tersebut membuka kesempatan untuk menerima siswa baru dari Kuil Yonghe, maka dia pun mengambil kesempatan itu, dan akhirnya berhasil masuk institut yang sudah lama didambakannya itu melalui ujian. Dia mengatakan:

?Belajar di institut agama Buddha sangat bermanfaat baginya. Belajar bersama dengan Buddha beraliran berbeda-beda dari agama Buddha Tibet sangat bermanfaat bagi dirinya untuk meningkatkan pengetahuan tentang ilmu agama Buddha. Lebih-lebih pemberian kuliah oleh biksu agung dari berbagai kuill besra di Tiongkok sangat cepat meningkatkan taraf pengetahuannya tentang ilmu agama Buddha.

Zhao Manquan menambahkan, setelah pulang ke Kuil Yonghe, dia akan mengembangkan pengetahuan tentang ilmu agama Buddha yang dia tekuni di institut. Cita-cita terbesarnya seumur hidup ialah menyumbangkan tenaganya untuk menyebar-luaskan kebudayaan agama Buddha.