Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2003-12-03 17:44:22    
Keadaan Agama dan Pelestarian Kuil di Tibet

cri

Apakah anda pernah pergi ke daerah otonom Tibet di Tiongkok barat daya? Tibet terletak di dataran tinggi Qinghai Tibet yang disebut sebagai atap dunia, dan kuil agama Buddha Tibet yang bertembok putih dan beratap merah serta para penganut agamanya yang taat dan bersujud dengan mengelilingi kuil itu membentuk pemandangan humaniora yang unik di Tibet.

Di Tibet, kuil yang besar atau yang kecil semuanya hampir setiap hari mengadakan kegiatan keagamaan yang skalanya berbeda-beda.

Kuil Yogkang adalah salah satu tempat suci keagamaan yang paling agung dalam pandangan para penganut agama Buddha Tibet. Lebih 1300 tahun lalu, penguasa kerajaan Tibet kuno Songtzam Gambo membangun kuil Yogkang menurut perancangan istrinya, Putri Wencheng yang datang dari dataran tengah Tiongkok, dan di dalam kuil itu mengeramatkan benda suci agama Buddha yakni patung sepuhan emas dan tembaga Sa Kyamuni berusia 12 tahun yang didatangkan Putri Wencheng.

Ketika tiba di kuil Yogkang, wartawan melihat para penganut agama tak henti-hentinya datang ke kuil mengadakan badah keagamaan.

Zhuoma adalah biksuni muda yang datang dari Keresidenan Otonom Etnis Tibet dan Etnis Qiang Abe Propinsi Sichuan yang bertetangga dengan Tibet. Dia menjelaskan kepada wartawan, dia berusia 25 tahun, dan sudah 7 tahun menjadi biksuni. Dikatakannya,

?Saya datang ke Lhasa telah 6 bulan, dan juga telah beri badah lebih 1 bulan di Kuil Yogkang.?

Untuk mengenal lebih banyak keadaan agama Buddha Tibet, yang paling baik caranya ialah mengunjungi Tibet pada hari raya keagamaan. Dalam satu tahun, hari raya keagamaan Buddha Tibet sangat banyak, misalnya upacara keagamaan Buddha Agung, hari raya Lentera Hias Bermentega, hari raya Sagedawa dan hari raya Xiudun.

Upacara keagamaan Buddha Agung yang juga disebut Hari Raya Moulangqin pun adalah upacara sembahyang agung dikuil Yogkang yang dilakukan para Lama dari kuil-kuil utama Lhasa, sedangkan Hari Raya Sagedawa adalah kegiatan keagamaan untuk memperingati lahir, bertapa dan meninggal dunianya Sakyamuni.

Terwujudnya suasana keagamaan yang menonjol di Tibet berkait erat dengan terdapatnya banyak kuil di berbagai tempat Tibet. Mengenai skala keseluruhan tempat keagamaan di Tibet dan pelestarian terhadap kuil di Tibet, Wakil Ketua Harian Cabang Tibet Persatuan Agama Buddha Tiongkok Buddha hidup Chemulin Danzhenchelie menjelaskan,

?Sekarang, di Tibet ada lebih 1400 tempat keagamaan yang ditempati lebih 46 ribu biksu dan biksuni dari berbagai aliran. Untuk memulihkan kuil yang mengalami kerusakan dalam sejarah, negara seluruhnya telah menyediakan dana lebih 400 juta Yuan Renminbi, mata uang Tiongkok selama lebih 20 tahun ini untuk memugar kuil-kuil seperti kuil Yogkang dan kuil Sanyei, sehingga menjamin normalnya kegiatan keagamaan, dan dapatnya para biksu menjalankan ibadah keagamaan dengan tentram.

Lenzhuqunpei adalah seorang buksi agung di kuil Yogkang. Dia menjelaskan proses pemugaran kuil Yogkang,

?Kuil Yogkang adalah satu situs suaka budaya kelas satu nasional yang diputuskan pemerintah pusat pada tahun 1991 untuk dipugar. Pemugaran kali ini merupakan suatu kali yang paling besar skalanya dalam lebih 300 tahun ini, dengan investasinya 3 juta Yuan Renminbi dan memakan waktu 3 tahun 6 bulan. Proyek itu dengan ketat menaati prinsip tidak mengubah keadaan aslinya dan memperbaikinya sebagaimana adanya. Hasil pemugarannya memang sangat memuaskan massa penganut agama yang luas.

Konsul jenderal Kerajaan Nepal untuk Tiongkok, Sanker Prathan memberikan penghargaan atas tindakan pemerintah Tiongkok melaksanakan kebijakan kebebasan menganut dan melindungi benda budaya dan tempat bersejarah di Tibet, dia mengatakan, sebagai orang Nepal, saya menyaksikan semua kuil di Tibet telah memperoleh pelestarian, baik itu Istana Putalayang kuno, maupun kuil yang besar dan kecil. Pemerintah Tiongkok telah mengalokasi sejumlah besar dana untuk memugar kuil, lukisan dinding dan Thangka, sehingga benda budaya dan tempat bersejarah itu terpelihara baik. Saya sangat gembira telah menyaksikan sendiri semua hal ini di Tibet.

Belum lama berselang, pemerintah Tiongkok sekali lagi menyediakan lebih 300 juta Yuan Renminbi untuk memperbaiki Istana Putala yang juga disebut Istana Musim Dingin dan Luobulinka Istana Musim Panas yang kedua-duanya menjadi tempat tinggal Dalai Lama beserta kuil Saskaya, suatu kuil nenek moyang dari golongan Saskaya, suatu aliran penting agama Buddha Tibet. Proyek pemugaran yang makan biaya besar itu akan berlangsung 5 tahun.