Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2003-12-05 10:15:21    
Etnis Zhuang Tiongkok

cri

Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi di bagian barat daya Tiongkok adalah tempat permukiman utama etnis Zhuang, etnis minoritas yang paling banyak penduduknya di Tiongkok. Dan 16 juta orang penduduk etnis Zhuang di seluruh Tiongkok, mayoritas mutlak bermukim di daerah itu, dengan terdiri dari belasan suku etnis Zhuang. Di antaranya yang paling mempunyai ciri adalah suku Heiyi etnis Zhuang, yang mendapatkan namanya itu karena suka mengenakan pakaian berwarna hitam. Tentu saja, sama seperti banyak etnis minoritas lain, menyanyikan lagu rakyat juga adalah isi kehidupan mereka yang tidak dapat kurang.

Kita menuju ke kabupaten kecil Napo yang terletak di bagian barat daya Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, hanya 50-60 kilometer dari perbatasan Tiongkok-Vietnam. Kabupaten Napo dimukimi 6 etnis minoritas, yaitu etnis Zhuang, etnis Han, etnis Miao, etnis Yao, etnis Yi dan etnis Molao, di antaranya etnis Zhuang berpenduduk paling banyak, sedangkan suku etnis Heiyi Zhuang mempunyai penduduk 50 ribu orang lebih, yang biasanya dipandang sebagai fosil hidup etnis Zhuang zaman kuno.

Menurut penjelasan seorang Napo, Wang Ke, suku etnis Heiyi Zhuang menyukai pakaian berwarna hitam karena satu legenda kuno. Dia mengatakan:

?Pada masa kuno, orang suku etnis Heiyi Zhuang diagresi etnis asing. Dalam perang, pemimpinnya menderita luka-luka, mereka menggunakan daun nila di atas gunung melumaskan lukanya, luka-lukanya kemudian cepat sembuh. Setelah menang perang, pemimpin mereka memerintahkan penduduk suku etnis Heiyi Zhuang memperluas tanaman nila, dan menenun kain baju dengan serat tanaman nila.?

Meski pakaian dan aksesori berwarna hitam sangat monoton, tetapi modelnya sangat unik. Laki-laki suka mengenakan baju atas model Tiongkok dengan kancingnya di tengah-tengah depan dada, dipadukan dengan celana berkaki lebar. Pakaian seperti itu memudahkan mereka bekerja dan berjalan di gunung. Wanita yang suka dandan lebih-lebih pandai mendandani dirinya sendiri. Mereka suka mengenakan baju atas model pendek yang ketat dengan kerah bundar. Celana berkaki lebar, celemek dari kain berwarna hitam, ikat kepala dari kain berwarna hitam sehingga kelihatan sangat bersemangat lagi lepas bebas.

Celemek mereka lebar lagi panjang, ujung bawahnya sampai di bagian betis. Seorang gadis suku etnis Heiyi Zhuang menjelaskan, celemek itu tidak hanya berfungsi sebagai penghias, tapi juga punya banyak fungsi lain.

dikatakannya, ?Ketika pulang ke rumah orangtua sendiri, celemek dapat digunakan menyimpan baju, dan waktu kerja, juga dapat menyimpan ubi, kacang-kacangan, dan juga adalah sejenis perhiasan yang kelihatannya sangat indah.?

Seperti banyak etnis minoritas lain di Tiongkok, suku etnis Heiyi Zhuang juga sangat suka menyanyikan lagu rakyat. Lagu rakyat mereka diturunkan generasi demi generasi, isinya sangat kaya, ada yang mencerminkan cinta kasih pemuda-pemudi, ada juga yang mencerminkan cinta kasih antara suami dan istri dan ada yang mencerminkan pemandangan alam, dan ada istiadat masyarakat. Irama lagu rakyat juga bermacam-macam.

Wang Ke menerangkan satu jenis lagu rakyat yang paling terkenal kepada kami, yaitu Guo Shan Qiang. Dia mengatakan:

?Lagu rakyat Guangxi sangat banyak jenisnya. Di Napo, etis Zhuang mempunyai 12 suku etnis dan lagu rakyatnya ada 7 jenis irama. Misalnya Guo Shan Qiang, cirinya adalah nyaring merdu. Dapat dikatakan, dalam musik rakyat Guangxi, sering digunakan Guo Shan Qiang Napo sebagai irama utamanya.?

Dari pakaian dan aksesori yang tidak pernah mengalami perubahan dan lagu rakyat yang turun-temurun, dapat diketahui suku etnis Heiyi Zhuang adalah satu suku etnis yang tidak melupakan tradisi, cara hidupnya yang kuno dan sederhana sampai sekarang tetap termanifestasi di berbagai bidang dalam kehidupan sosial.