Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2003-12-17 11:22:02    
Wang Xunzhang Seorang Wakil KRN Kelahairan Indonesia

cri

Sidang Pertama Kongres Rakyat Nasional KRN Ke-10 Tiongkok yang menarik perhatian dunia telah ditutup di Beijing pada tanggal 18 Maret lalu, setelah merampungkan dengan sukses berbagai agendanya dan melahirkan anggota susunan baru badan negara.

Dalam sidang selama 2 pekan itu, sekitar 3000 orang wakil dengan mendapat kepercayaan rakyat berbagai etnis seluruh Tiongkok, dengan sungguh-sungguh menjalankan tugas dan kewajiban yang diberikan Undang-Undang Dasar dan hukum, membahas dan meratifikasi laporan pekerjaan pemerintah dan laporan-laporan lainnya, menyimpulkan hasil-hasil besar yang dicapai dan pengalaman berfaerah yang diperoleh dalam pembangunan ekonomi dan sosial serta pembinaan tata hukum sosialis di Tiongkok selama 5 tahun lalu, sementara mengadakan pengaturan atas pekerjaan untuk tahun ini dan 5 tahun selanjutnya, dan berdasarkan hukum memilih dan memutuskan pengangkatan anggota susunan baru badan negara.

Menurut keterangan pihak terkait, diantara sekitar 3000 orang wakil KRN itu, terdapat 38 orang wakil yang merupakan bekas perantau Tionghua di luarnegeri . Sudah tentu tidak sedikit diantaranya adalah bekas perantau Tionghoa di Indonesia. Nah, berikut kami perkenalkan seorang wakil KRN kelahiran Indonesia bernama Wang Xunzhang. WangXunzhang yang kini menyandang gelar Doktor dan profesor serta menduduki banyak jabatan tampak sangat bersahaja, ramah dan rendah hati, sehingga wawancara kami dengannya lebih mirip obrolan antara sahabat. Profesor Wang Xunzhang dengan sangat kalem bercerita, ia dilahirkan di kota Makasar Sulawesi Indonesia pada tahun 1951. Tahun 1965 setelah tamat SLP di kotanya, Wang Xunzhang yang baru berusia 14 tahun meninggalkan ayah-ibu beserta kakak-kakaknya seorang diri kembali ke Tiongkok untuk melanjutkan sekolah. Kemudian di sebuah sekolah menengah Guangzhou ia melanjutnya sekolahnya. Namun belum sampai satu tahun ia belajar di sekolah itu, berkobar revolusi besar kebudayaan yang kemudian disebut sebagai 10 tahun kekacauan , ketika itu walaupun sekolah-sekolah tidak ditutup, tapi semua pengajaran praktis berhenti.

Ia mengatakan, tahun 1968 ia menyambut seruan negara bersama teman-temannya pergi ke pulau Hainan mengikuti pemuda pelajar kota Guangzhou lainnya turun ke desa untuk menggembleng diri . Selama 5 tahun diperkebunan karet, ia selalu sangat rajin bekerja sementara memanfaatkan segala waktu senggang mengulangi buku-buku pelajaran SMA, dan menekuni buku-buku tentang teknik. Ia bahkan dijuluki sebagai insinyur di perusahaan perkebunan karet, karena pandai mereparasi mesin atau alat-alat pertanian dan radio transistor. Ada sebuah pepatah Tiongkok yang mengatakan, nasib untung akan mengunjungi mereka yang sudah lebih siap. Sehingga begitu ujian umum untuk masuk perguruan tinggi dipulihkan pada tahun 1973, Wang Xunzhang mengikuti ujian dan mendapat hasil yang sangat baik. Ia diterima oleh Universitas Zhongshan atau Sun Yat-Sen University yang terkenal di Tiongkok untuk jurusan biologi . Tahun 1976 ia lulus dari universitas tersebut dan bekerja di Institut Tumbuh-tumbuhan Tropis Hua Nan yang berlokasi di pulau Nai Nan. Setahun kemudian ia diterima menjadi mahasiswa pasca sarjana oleh Universitas Zhongshan dan 2 tahun kemudian memperoleh gelar magister atau S 2 .Tak lama kemudian ia dikirim oleh pemerintah ke Oxford University Inggris untuk memperdalam ilmu. Tahun 1984 ia kembali ke tanahair dengan menyandang gelar Doktor , dan diangkat menjadi dekan Fakultas Ilmu Kehidupan Univeristas Zhongshan Guangzhou. Karena prestasinya yang menonjol, ia diangkat menjadi Rektor Univeristas Zhongshan periode tahun 1995 - 1999. Ketika itu ia adalah satu-satunya rektor universitas terkenal yang bukan anggota Partai Komunis Tiongkok. Kemudian Wang Xunzhang berturut-turut diangkat menjadi Wakil Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Zhigong Tiongkok, Wakil Ketua Dewan Propinsi Guangdong MPPR, Ketua Komite Propinsi Guangdong Partai Zhigong Tiongkok, wakil KRN Tiongkok dan wakil Ketua Komite Khusus KRN untuk urusan perantau Tionghoa. Kini ia lebih banyak memusatkan energinya pada penelitian ilmu kehidupan disamping tetap mengajar di universitasnya sebagai gurubesar untuk program Doktor.

Ketika ditanya apakah ia pernah kembali ke Indonesia sejak meninggalkan negeri itu puluhan tahun lalu? Wang Xunzhang mengatakan, karena sangat sibuk oleh berbagai pekerjaan, sejak meninggalkan Indonesia kembali ke Tiongkok pada tahun 1965, ia belum sempat kembali lagi ke Indonesia. Ia berencana kembali menengok sanak saudara dan teman-temannya di Indonesia dan melihat-lihat kota kelahirannya Makasar dalam 2 tahun ini.