Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2003-12-17 11:31:36    
Upacara pernikahan yang datang lambat

cri

Musim semi adalah musim yang menjadi pilihan untuk melangsungkan hajatan pernikahan. Namun, musim semi tahun ini agak lain karena epidemi SARS melanda kota Beijing, banyak pasangan muda-mudi terpaksa menunda upacara pernikahannya. Di antara mereka termasuk juga pekerja medis yang berjuang di garis pertama melawan SARS. Tian Xin, seorang dokter di Rumah Sakit Youyi Beijing dan Zhang Jing juru rawat rumah sakit itu adalah sepasang calon pengantin di antara mereka. Belum lama berselang, upacara pernikahan yang telah lama dinantikan diselenggarakan secara beramai-ramai oleh Gabungan Wanita Seluruh Tiongkok dan Jawatan Kesehatan kota Beijing.

Suatu pagi di sebuah kompleks yang dinamakan Jindigelin kota Beijing, ?upacara pernikahan yang terlambat datang? itu diselenggarakan dalam suasana luar biasa ramai dengan diikuti oleh 51 pasang pengantin serta anggota keluarga dan sahabat mereka.

Wakil Ketua Gabungan Wanita Seluruh Tiongkok Hua Fuzhou dalam ucapan selamatnya mengatakan: ?pada saat yang bahagia ini, kita tidak akan melupakan hari-hari perjuangan melawan wabah SARS. Para dokter dan juru rawat dengan keberanian luar biasa dan rela berkorban berjuang melawan wabah SARS dengan berhasil menyelematkan satu demi satu jiwa penderita. Saya atas nama penyelenggara upacara pernikahan ini mengucapkan selamat kepada semua mempelai dengan harapan semoga mereka bersama keluarga berbahagia dan sukses dalam pekerjaan.?

Tian Xin dan Zhang Jing dengan terharu menerima ucapan selamat dari hadirin. Mereka mengatakan kepada wartawan bahwa mereka sudah 4 tahun berpacaran dan berencana mengadakan upacara pernikahan pada musim semi tahun ini. Tetapi karena berjangkitnya wabah SARS, upacara pernikahan tidak jadi diadakan menurut rencana. Mereka berdua sebagai tenaga medis tanpa ragu-ragu menunda upacara pernikahan dan terjun dalam kesibukan untuk menyelamatkan pasien penderita Sars. Karena sangat ganas dan sangat menularnya wabah SARS, tidak sedikit tenaga medis terinfeksi, bahkan ada yang terenggut jiwanya. Untuk memperkuat pekerjaan pertolongan, berbagai rumah sakit besar di kota Beijing membentuk tim pengobatan untuk menghadapi serangan penyakit SARS. Tanpa berpikir panjang, Zhang Jing mengambil keputusan untuk ambil bagian dalam tim pengobatan. Kemudian ia dikirim ke rumah sakit yang menerima pasien SARS sebagai anggota tim pengobatan gelombang pertama.

Menanggapi pertanyaan wartawan, mengapa ia berani menghadapi bahaya di garis pertama melawan SARS ? Zhang Jing menjawab dengan sederhana: ? Sudah seharusnya saya berbuat demikian karena saya masih muda dan tidak mempunyai beban keluarga?.

Begitu sahajanya jawaban Zhang Jing itu, tapi risiko yang dihadapi sungguh sangat besar mengingat keadaan yang terjadi pada waktu itu. Zhangjing sebagai juru rawat ditugaskan di kamar isolasi pasien SARS selama 2 minggu. Setiap hari ia harus mengenakan pakaian pelindung tiga lapis dan masker yang tebal. Seluruh badan tertutup rapat sehingga sulit bernapas dan merasa mual.

Kemudian, seiring dengan makin hangatnya udara, terasa semakin pengap mengenakan pakaian dan masker pelindung. Baru saja pakaian pelindung dikenakan sudah mandi keringat, apalagi dengan mengenakan semua itu sangat tidak leluasa melakukan suntikan dan terapi untuk pasien. Setiap kali selesai melakukan semua itu ia merasa seperti terkuras tenaganya.

Selain itu, Zhang Jing dalam kesibukannya dengan sabar menerangkan pula kepada pasien pengetahuan tentang SARS untuk membantu mereka menghilangkan ketakutan terhadap SARS.

Pengantin pria Tian Xin meskipun bekerja di garis belakang perjuangan melawan Sars, tapi mereka harus menyelesaikan pekerjaan berlipat ganda karena sejumlah tenaga medis dikirim ke garis pertama. Tian Xin yang bekerja di bagian rontgen menerangkan, yang bekerja di garis belakang perjuangan melawan SARS sama-sama menghadapi bahaya terinfeksi, karena pada masa awal, perlengkapan pelindung bagi mereka kurang sempurna dan banyak pekerjaan kurang standar. Kini merasa ngeri kalau membayangkan kondisi kerja pada waktu itu. Tapi semua itu akhirnya sudah berlalu, wabah Sars sudah terbendung. Dalan upacara pernikahan, Zhang Jing dengan terharu mengatakan kepada wartawan:?Kami sangat berterima kasih kepada Gabungan Wanita Seluruh Tiongkok yang menyelenggarakan upacara pernikahan yang begitu mengesankan untuk kami tenaga medis yang pernah bekerja di garis pertama melawan SARS. Ini akan menjadi kenangan dalam perjalanan hidup kami.? Demikian kata Zhang Jing.