Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2003-12-17 15:18:11    
Konferensi Menlu Asia-Eropa Berakhir

cri

Konferensi Menteri Luar Negeri Asia-Eropa Ke-5 yang dibuka di Pulau Bali kemarin telah membahas masalah-masalah peningkatan kerja sama Asia-Eropa, pencegahan penyebar luasan senjata pemusnah massal dan pemberantasan kegiatan teroris, serta mengadakan konsultasi mengenai masalah-masalah panas regional dan internasional

Antara lain masalah nuklir Korea Utara, pembangunan kembali Irak pasca perang dan kerujukan nasional di Myanmar. Pernyataan yang dikeluarkan konferensi menyatakan setuju meningkatkan dialog politik mengenai masalah-masalah penting internasional dengan meningkatkan mekanisme konsultasi yang ada sekarang.

Dipilihnya Bali sebagai tempat konferensi kali ini mempunyai arti khusus. Sejak kaum teroris menimbulkan peristiwa peledakan bom yang menggemparkan dunia di Bali bulan Oktober tahun lalu, masalah terorisme mendapat perhatian besar Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Dalam konferensi kali ini, para wakil menunjukkan bahwa upaya antiterorisme tidak cukup hanya dilakukan dengan kekuatan senjata, melainkan harus melakukan aksi bersama, memberantas akar sumber yang menumbuhkan kekutatan teroris dan kekuatan ekstrimis, khususnya memecahkan masalah kemiskinan. Para wakil menyatakan perlu diambil tindakan yang efektif untuk membatasi penyebar luasan senjata pemusnah massal, agar senjata tersebut tidak jatuh ke tangan kaum teroris.

Pernyataan Ketua yang dikeluarkan menjelang penutuan konferensi menegaskan kembali pentingnya penanganan hubungan internasional secara multilteral dan perlunya dengan ketat menaati patokan hukum internasional termasuk Piagam PBB. Pernyataan menekankan peran sentral PBB dalam pemeliharaan perdamaian dan keamanan, serta perlunya meningkatkan kerja sama internasional. Pernyataan menyatakan sambutan baik atas perkembangan terbaru proses perdamaian Timur Tengah dan dukungan kepada pendirian sebuah negara Palestina yang merdeka , demokratis dan dapat mempertahankan kelangsungannya berdasarkan perbatasan yang aman dan diakui umum. Mengenai pengaturan pasca perang di Irak, para menteri menyatakan harus mendukung peran sentral PBB dalam pembangunan kembali dan perkembangan Irak pasca perang sesuai dengan keinginan rakyat Irak. Mereka menekankan pula pentingnya untuk selekasnya memulihkan dan menjaga normalisasi hukum dan ketertiban di Irak. Mengenai masalah nuklir Korea Utara, pernyataan mengatakan, demi perdamaian dan kestabilan di kawasan ini dan kawasan lainnya, denuklirisasi Semenanjung Korea harus direalisasi dan masalah nuklir Korea Utara harus diselesaikan melalui dialog dan perundingan. Konferensi menyatakan sambutan baik atas perundingan yang terkait di Beijing April lalu, dan menganggapnya sebagai langkah menggembirakan ke arah penyelesaian masalah tersebut secara menyeluruh. Kepada pihak-pihak terkait diimbau agar menjaga momentum dialog dalam bentuk yang tepat. Pernyataan mendukung upaya yang dilakukan berbagai negeri dalam meningkatkan kerja sama melawan terorisme, dan menyatakan sambutan baik atas penyelenggaraan seminar antiterorisme Asia-Eropa di Tiongkok bulan September mendatang, dan konferensi tingkat menteri Asean tentang pemberantasan kejahatan lintas perbatasan di Thailand bulan Januari tahun depan.

Masalah kerujukan nasional di Myanmar juga menarik perhatian para wakil. Para menteri luar negeri Asia dan Eropa telah mengadakan konsultasi mendalam mengenai masalah tersebut. Negara-negara Asean sependapat bahwa Asean harus mengambil peran dominan dalam penyelesaian masalah Myanmar sebagai suatu anggotanya. Asean menentang interfensi kasar kekuatan dari luar. Presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri menunjukkan perlunya kedua benua Asia dan Eropa untuk meningkatkan saling pengertian dan saling menghormati. Dalam proses melakukan kerja sama, khususnya kerja sama antar kawasan, adalah sangat penting untuk membina saling pengertian dan tidak memaksakan keinginan dirinya kepada orang lain.

Selain itu, konferensi telah membahas pula masalah bergabungnya Laos, Kamboja dan Myanmar sebagai anggota-anggota baru Konferensi Asia-Eropa.

Menteri Luar Negeri Tiongkok, Li Zhaoxing yang menghadiri pertemuan kali ini menyatakan dukungan Tiongkok untuk selekasnya menghidupkan mekanisme konsultasi Konferensi Asia-Eropa mengenai masalah penting internasional. Asia dan Eropa diharapkan dapat meningkatkan kerja sama dan mendorong terbinanya tata baru politik internasional yang adil dan rasional dengan bertolak dari semangat saling menghormati, mencari persamaan dengan mengesampingkan perselisihan dan mencapai kebulatan melalui musyawarah.

Konferensi Menteri Luar Negeri Asia-Eropa kali ini memutuskan bahwa konferensi berikutnya akan diselenggarakan di Erlandia bulan April tahun depan.