|

Menurut Media Amerika Serikat baru-baru ini, Presiden Amerika George W Bush sudah menggulirkan sebuah konsep reformasi demokrasi Timur Tengah Raya, yang bertujuan melakukan pengubahan demokrasi terhadap negara-negara Islam Timur Tengah dan Asia Tenggara sesuai dengan model Amerika . Amerika mengharapkan menyampaikan konsep tersebut kepada KTT Grup-8 yang akan diselenggarakan di Amerika pada bulan Juni tahun ini untuk dibahas, agar secara resmi dimulai pelaksanaannya sebagai sebuah rencana internasional setelah diakui oleh KTT itu.
Diungkapkan, Konsep tersebut menuntut negara-negara Islam Timur Tengah dan Asia Tenggara melakukan reformasi penting di bidang sosial dan politik, khususnya memberi perhatian besar dan perlindungan di bidang hak azasi manusia serta hak dan kepentingan wanita, dan sementara itu juga akan melakukan reformasi ekonomi. Negara-negara barat akan memberi bantuan kepada negara-negara tersebut di bidang politik dan ekonomi, dan menciptakan syarat bagi negara-negara tersebut untuk bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia ( WTO ). Presiden Amerika Bush pada tanggal 4 bulan ini mengatakan, ia sudah meminta Kongres Amerika meningkatkan dua kali lipat pemberian dana kepada Yayasan Demokrasi Nasional dengan setiap tahun mengalokasi 80 juta dolar Amerika untuk digunakan dalam mendorong pemilihan bebas, pasar bebas, kebebasan pers, kebebasan berbicara dan serikat buruh bebas di Timur Tengah. Bush mengharapkan menghapuskan sumber lahirnya kekuasaan lalim , kekecewaan dan dendam kesumat melalui reformasi demokrasi Timur Tengah .
Menurut analis, bukanlah kebetulan Amerika kini menggulirkan konsep reformasi demokrasi Timur Tengah . Sejak lama, Amerika selalu mencoba mengendalikan kawasan Timur Tengah yang mempunuyai kedudukan strategis yang penting di bidang politik, ekonomi, energi dan militer. Setelah peristiwa ll. September, untuk memberantas terorisme, Amerika lebih-lebih terburu nafsu untuk mengubah tuntas Timur Tengah. Akan tetapi, ketika itu, Irak yang dipimpin Saddam dan Libia yang dipimpin oleh Khadafy mengambil pendirian anti-Amerika yang keras , dan berkonfrontasi dengan Amerika ,sehingga ambisi Amerika untuk mengendalikan Timur Tengah selalu tidak dapat diwujudkan sesuai dengan keinginannya. Kini, hempasan dan damak kuat yang ditimbulkan perang Irak sedang menyebabkan konfigurasi strategi Timur Tengah mengalami perubahan yang mendalam , dan menyediakan peluang yang belum pernah ada kepada Amerika untuk menjalankan reformasi demokasi Timur Tengah. Konsep Amerika Serikat tentang Reformasi Demokrasi Timur Tengah justru digulirkan dengan latar belakang itu.
Yang patut diperhatikan ialah, dalam proses mendorong reformasi demokrasi Timur Tengah kali ini, Amerika tidak mengambil aksi unilateral, melainkan menyertakan grup-8 dan sekutu Eropa untuk mendorong bersama rencana reformasi tersebut. Menurut analis, Amerika mempunyai dua pertimbangan dengan berbuat demikian ialah pertama Amerika tahu perasaan anti-Amerika negara-negara Arab di Timur Tengah keras sekali , apabila Amerika Serikat tampil sendiri mengubah Timur Tengah, ia pasti akan diboikot keras . Sedangkan begitu konsep Amerika tentang reformasi demokrasi Timur Tengah Raya itu menjadi rencana internasional ia akan meniadakan daya tarik apa yang disebut ekstremisme Islam , dan ke-2, reformasi Timur Tengah membutuhkan tenaga manusia dan tenaga material dalam jumlah amat besar , apabila sekutu Eropa diikut-sertakan dalam rencana itu, itu berarti , mereka akan mengeluarkan modal dan tenaga manusia, sehingga meringankan beban Amerika.
Akan tetapi, analis juga menunjukkan, kawasan Timur Tengah sangat berbeda dengan bekas Uni Sovjet dan Eropa Timur, keduanya mempunyai perbedaan amat besar bahkan mendasar di bidang sejarah, etnis, agama , kebudayaan dan pandangan nilai, khususnya dalam konflik Arab-Israel berjangka panjang, perasaan keras anti-Amerika bangsa Arab yang ditimbulkan karena Amerika memihak Israel tidak boleh dinilai rendah. Selain itu, alasan Amerika mencetuskan perang Irak sejauh ini tidak bisa diterima dan tetap sangat diragukan . Oleh Karena Itu, pelaksanaan Konsep Reformasi Demokrasi Timur Tengah Raya oleh Amerika akan menghadapi rintangan bertubi-tubi. .
|