Saudara pendengar, dalam acara tetap kali ini akan kami perkenalkan bekas perantau Tionghoa asal Indonesia yang tinggal di Perusahaan Pertanian Perantau Tionghoa Xinglong Pulau Hainan Tiongkok.
Saudara pendengar, Inilah rekaman pertunjukan yang dibawakan bekas perantau Tionghoa asal Indonesia bernama Syim Seng Im. Suasana gembira meriah itu membawa kita ke sebuah perusahaan pertanian yang istimewa, di mana bermukim bekas perantau Tionghoa asal 21 negara dan daerah antara lain Indonesia, Singapura,Thailand dan Vietnam. Syim Seng Im yang sudah 43 tahun tinggal di Perusahaan Pertanian Perantau Tionghoa Xinglong itu kini sudah pensiun. Tetapi ia yang sudah terbiasa dengan kesibukan kerja tetap tidak mau istirahat di rumah. Ia mencari lagi suatu pekerjaan lain yaitu mengadakan pertunjukan lagu rakyat Indonesia di taman yang bernuansa adat kebiasaan Asia Tenggara itu. Ketika menceritakan kehidupannya di perusahaan Xinglong, Syim Seng Im mengatakan, ia sudah hampir 50 tahun hidup di Tiongkok. Dikatakannya 50 tahun lalu, di Xinglong hanya terlihat beberapa gubuk dan jalan setapak di padang lalang. Begitu menyebut Xinglong, orang akan terbayang akan tempat yang sering muncul perampok dan berjangkit penyakit tersebar.
Sejak berdirinya Perusahaan Pertanian Perantau Tionghoa Xinglong, perkebunan karet selalu dijadikan sebagai usaha andalan dan pendapatan produk karet menempati kedudukan utama dalam ekonomi perusahaan. Sejalan dengan mendalamnya reformasi, Tiongkok mengadakan penyesuaian kembali terhadap kebijakan industri karet, sehingga industri karet Xinglong tidak lagi memiliki keunggulan.Oleh karena itu, Perusahaan Pertanian Xinglong tepat pada waktunya mengadakan restrukturisasi dan beralih ke industri pariwisata dengan pertanian tumbuhan tropis sebagai dasar. Industri pariwisata telah membawa perubahan besar pada penghidupan para bekas perantau Tionghoa itu. Kini di Xinglong gedung-gedung berdiri, para bekas perantau Tionghoa masuk kerja dengan naik sepeda motor dan tinggal di rumah bertingkat.
Penghidupan yang semakin baik ini tidak membuat Syim Seng Im melupakan kampung halamannya di Indonesia.
Dikatakannya, mereka pulang ke Indonesia selang beberapa tahun dan hubungannya dengan sanak keluarga dan sahabat di sana masih akrab.
Dikatakan Syim Seng Im, hampir 50 tahun tinggal di Tiongkok, ia sudah kaku dalam bertutur dengan bahasa Indonesia, tapi ia masih sering ngobrol dengan menggunakan bahasa Indonesia bersama teman-teman asal Indonesia.
Berbicara tentang apakah ingin tinggal di Indonesia, ia mengatakan, karena sudah lama tinggal di Xinglong dan sudah terbiasa dengan penghidupan disini. Ke Indonesia untuk bermain-main boleh, tapi tinggal lama-lama sudah tidak bisa menyesuaikan diri.
Seusai wawancara, Syim Seng Im yang antusias mengajak wartawan CRI bersama-sama melenggang membawakan tarian Indonesia, Ia juga menyanyikan lagu rakyat Indonesia dengan main gitar sendiri.
Saudara pendengar, kalau Anda berminat, silakan Anda bertamasya ke pulau Hainan Tiongkok dan bertamu ke Perusahaan Pertanian Perantau Tionghoa Xinglong.
|