Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-02-12 16:44:05    
Pemain Bulutangkis Kawakan Tiongkok Lin Jiancheng

cri

Kalau anda penggemar bulutangkis, maka anda pasti tahu tentang peristiwa penting dalam Pekan Olahraga Kekuatan Baru Ganefo-Games of the Emerging Forces pada tahun 1963 di Jakarta yang telah menggemparkan dunia bulutangkis, yaitu tim bulutangkis Tiongkok pertama kali mengalahkan tim Indonesia yang pernah merebut gelar juara dunia, dan menyingkirkan Eropa Utara dengan angka 34 lawan 0. Lin Jiancheng adalah salah seorang penegak kehormatan di antara para pemain bulutangkis Tiongkok.

Lin Jiancheng adalah warga negara Indonesia keturunnan Tionghoa, yang kembali ke tanah air pada tahun 1953. Pada masa yang lalu, Lin Jiancheng dan temannya Wu Jinsheng membentuk pasangan ganda putra pertama di Tiongkok yang pertama kali bertanding dengan pasangan ganda putra Indonesia Yang Jinmei-Chen Jingyuan yang berkunjung di Tiongkok. Mereka bertarung bahu-membahu dan dua kali mengalahkan juara dunia pasangan ganda putra itu, maka hal itu telah menggemparkan dunia bulutangkis masa itu. Ketika mengenang kembali kejadian dulu itu Lin Jiancheng mengatakan dengan rasa terharu:

"Dapat dikatakan keberhasilan bulutangkis generasi pertama Tiongkok diciptakan oleh perantau Tionghoa dari Indonesia. Kami semuanya termasuk generasi itu, pemain bulutangkis generasi pertama di Tiongkok semuanya adalah perantau Tionghoa dari Indonesia, dan mulai bermain bulutangkis setelah kembali ke tanah airnya dari Indonesia."

Tahun 1972, Lin Jiancheng datang ke Tim Propinsi Fujian dan memulai hidupnya sebagai pelatih. Pada umumnya seorang olahragawan yang unggul belum tentu bisa menjadi seorang pelatih yang baik. akan tetapi Lin Jiancheng dengan upaya yang tak putus-putusnya telah mencapai hasil yang membanggakan. Di bawah pembinaannya, pemain Tiongkok Lin Ying, Wu Dixi, Shi Wen, dan tenaga trampil lain-lainnya tampil ke depan dan terjun ke dunia bulutangkis.

Lin Jiancheng mengatakan:

"Tim bulutangkis Propinsi Fujian adalah tim bulutangkis pertama di Tiongkok. Komite Olahraga Tiongkok ketika itu sangat mementingkan olahraga bulutangkis, maka membentuk tim propinsi resmi pertama di Propinsi Fujian. Dengan diperhatikan oleh negara, Tim Fujian berkembang pesat, dan lagi di Fujian banyak perantau Tionghoa dari Indonesia, maka tingkat permainan tim bulutangkis Fujian pada masa itu sangat maju."

Tahun 1974, Lin Jiancheng secara resmi menjabat sebagai pelatih tim bulutangkis putri Propinsi Fujian. Tim putri Fujian pada masa itu masih berada di belakang dalam urutan seluruh negeri. Untuk itu, Lin Jiancheng menetapkan tujuan pertama adalah mengubah situasi itu. Ia berupaya keras menggembleng dirinya sendiri dan mengajak pemainnya berlatih dengan berani bersusah payah. Maka tahun 1982, Tim putri Fujian pertama kali merebut gelar juara beregu putri nasional, selanjutnya dua kali merebut nomor pertama pada tahun 1985 dan tahun 1987. Selama hampir 20 tahun hidupnya sebagai pelatih, Lin Jiancheng mencari dan mengumpulkan pengalaman, dan membentuk cara pelatihan unitnya sendiri, dan mencapai hasil luar biasa. Misalnya ia meminta pemain rajin menulis catatan harian untuk membantu para pemain meningkatkan taraf teknik pertandingan dan taraf pelatihan mereka.

Dikatakannya, "Kami menyebut tim itu sebagai gudang pemain bulutangkis. Banyak pemain bulutangkis yang unggul satu generasi demi satu generasi dibina dari tim itu." Dapat dikatakan hasil ini tidak terpisah dari pelatih unggul.

Melalui peninjauan bertahun-tahun, Lin Jiancheng berpendapat bahwa peningkatan kepercayaan pada diri sendiri adalah sangat penting untuk meningkatakan taraf pelatihan dan pertandingan pemain. Ia berpendapat, kalau ingin mencapai hasil baik dalam pertandingan, di samping mempunyai teknik baik, diperlukan pula faktor psikologis yang tahan uji. Untuk membantu para pemain meningkatkan raca percaya dirinya, ia meminta guru psikologi memberi pelajaran kepada pemain. Ketika pemain ikut pertandingan, Lin Jiancheng meminta guru psikologis ikut juga supaya membantu dan membina tepat pada waktunya menyesuaikan kembali jiwa dan memainkan pertandingan dengan baik. Melalui pelatihan itu, semua orang mengendalikan cara pengenduran dan penyesuaian diri, dan menggunakan cara itu dalam pertandingan, akhirnya mencapai hasil baik.

Pada tahun 1990an, kecuali menjabat sebagai pelatih tim bulutangkis, Lin Jiancheng masih mengambil kesempatan untuk memberi pelajaran di berbagai tempat di seluruh Tiongkok serta ikut serta dalam penyusunan Rancangan Pembinaan Pelatih,dengan demikian ia memberikan pengalamannya kepada para pelatih muda dan berharap mereka dapat meningkatkan tarafnya sendiri. Menurut Lin Jiancheng, membina dan membantu pelatih muda adalah tugasnya yang tak dapat dielakkan. pada waktu itu, banyak negara mengundang dia sebagai pelatih, tapi ia menolak semuanya. Ia mengatakan:

"Kanada mengundag saya menjadi pelatih negerinya, tapi saya tidak mau. Itu karena saya orang Tionghoa, dan hati saya selalu menginginkan bangsa Tionghoa perkasa".

Kini, Lin Jiancheng sudah pensiun, tapi ia tetap sangat memperhatikan perkembangan usaha bulutangkis. Dapat dikatakan, usaha bulutangkis Tiongkok sudah menjadi sebagian jiwa Lin Jiancheng.

Demikian tadi telah kami perkenalkan pelatih Tiongkok Lin Jiancheng. Dengan ini selesailah acara serba-serbi minggi ini. Terima kasih atas perhatian anda, dan kita berjumpa kembali dalam acara yang sama minggu depan. Penyiar anda Lili.