Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-02-24 14:14:50    
Perang pengepungan ibukota Negara Wei untuk menyelamatkan Negara Zhao

cri

Pada Zaman Negara-negara Berperang Abad ke-4 sebelum Masehi, di antara beberapa negara pangeran, Negara Wei pertama-tama mengadakan reformasi politik dan militer sehingga negaranya berangsur-angsur menjadi perkasa, dan kemudian berturut-turut mencaplok sejumlah negara kecil yang lemah. Ketika itu, negara-negara yang sama kuatnya dengan Negara Wei ialah Negara Qi di sebelah timur dan Negara Qin di sebelah barat. Negara Zhao dan Negara Wei yang bertetangga dengan Negara Wei adalah dua negara yang kecil dan lemah.

Pada tahun 368 sebelum Masehi, Negara Zhao dengan dukungan Negara Qi mengirim tentara untuk menyerang Negara Weii kecil yang berada di bawah naungan Negara Wei. Raja Negara Wei lantas memerintahkan Jenderal Pang Juan memimpin 100 ribu tentara untuk menyerbu Handan, ibukota Negara Zhao, sehingga Negara Zhao terpaksa memohon bantuan dari Netara Qi.

Seorang menteri di Negara Qi menentang pengiriman tentara ke Negara Zhao karena operasi militer itu akan meperlemah kekuatan negerinya sendiri, sedangkan seorang menteri lainnya mendukung pengiriman tentara untuk membantu Negara Zhao. Mereka yang mendukung pengiriman tentara berpendapat, apabila Negara Zhao dikalahkan oleh Negara Wei, maka kekuatan Wei akan lebih besar sehingga menjadi ancaman besar bagi Negara Qi.

Raja Negara Qi akhirnya setuju mengirim tentara untuk membantu Negara Zhao. Ia memerintahkan Jenderal Tian Ji dan Ahli militer Sun Bin memimpin 80 ribu tentara berangkat untuk membela Negara Zhao.

Sun Bin yang beijaksana setelah menganalisa situasi berpendapat bahwa tentara Negara Wei sangat kuat, apabila melakukan pertempuran berhadapan dengan mereka, itu akan sangat merugikan kekuatan Negara Qi. Maka tentara Qi hendaknya mengelakkan pasukan induk Negara Wei dan menyerbu ibukotanya yang pertahanannya pasti lemah karena sebagian pasukannya berada di Negara Zhao. Dengan menyerang ibukotanya, tentara Wei pasti akan terpaksa ditarik mundur untuk membela ibukotanya. Dengan demikian Negara Zhao akan selamat.

Untuk mengelabui musuh, Sun Bin sengaja mengirim seorang perwira yang tak becus memimpin pasukan untuk menyerang kota strategis Pingling Negara Wei. Akibatnya tentara Qi itu mengalami kekalahan total. Jenderal Pang Juan dari Negara Wei menganggap tentara Qi lemah dan mudah dikalahkan, maka ia mulai mempercepat penyerangannya terhadap Negara Zhao tanpa mengkhawatirkan tentara Qi lagi. Namun ia sekali-kali tidak menyadari bahwa tentara Qi akan menyerang ibukotanya Daliang.

Sementaa itu, Sun Bi memimpin tentara elit langsung melancarkan serangan terhadap Daliang. Mendengar laporan tentang serangan itu, Pang Juan terburu-buru menarik tentaranya dari front di Negara Zhao untuk membela ibukotanya. Akan tetapi, dalam perjalannya kembali ke Negara Wei, tentara Wei terkepung oleh tentara pimpinan Sun Bin sehingga mengalami kekalahan berat.

Tentara Qi yang mengelakkan kekuatan hebat untuk menyerbu tentara yang lemah tidak hanya menyelamatkan Negara Zhao, tapi juga memperlemah kekuatan Negara Wei. Perang pengepungan ibukota Wei untuk menyelamatkan Negara Zhao yang terkenal itu mempunyai pengaruh yang menjangkau jauh bagi seni perang kemudian.

Mengenai bakat kemiliteran Sun Bin, di Tiongkok tersebar satu cerita yang sangat populer. Waktu itu di antara bangsawan Negara Qi sering diadakan pacuan kuda. Jenderal Tian Ji berkali-kali bertaruh dalam pacuan kuda dengan Raja Qi dan putranya, tapi lebih banyak kalah daripada menang. Menurut pengamatan Sun Bin, kuda milik Tian Ji dan Raja Qi hampir sama dan sama-sama terbagi dalam tiga kategori, yaitu kuda terbaik, sedang dan jelek. Maka Sun Bin menyakinkan Tian Ji bahwa ia pasti akan menang dalam pacuan mendatang dan boleh bertaruh besar.

Dalam pacuan kuda yang baru, Sun Bin mengusulkan Tian Ji agar menggunakan kuda jelek untuk berpacu dengan kuda terbaik Raja Qi, dan menggunakan kuda terbaik berpacu dengan kuda sedang serta dengan kuda sedang melawan kuda jelek Raja Qi. Pacuan kuda berakhir dengan Tian Ji mengalahkan Raja Qi dengan dua kali menang dan satu kali kalah. Sun Bin pun mulai dikenal orang lain atas kepandaiannya.

Satu kali peristiwa, Raja Qi membahas masalah kemiliteran dengan Sun Bin. Raja Qi bertanya: "Jika dua tentara saling berhadapan sama kuat dan bentengnya masing-masing juga sama kuat sehingga siapapun tidak berani mengambil tindakan dengan gegabah, apa yang harus dialakukan?"

Sun Bin menjawab: "Baginda bisa memilih seorang jenderal yang berani lagi bijaksana untuk memimpin sejumlah kecil tentara reaksi cepat menyerbu musuh, tapi ia diperintahkan harus kalah dan tidak boleh menang untuk membingungkan musuh. Selain itu, menyembunyikan sebagian pasukan elit di kedua sisi musuh dan segera melancarkan serangan terhadap tentara musuh dari kedua sisi ketika formasi tentara musuh kacau. Dengan demikian kita pasti akan menang.

Itulah tadi telah kami tuturkan cerita tentang kearifan ahli militer Sun Bin pada Zaman Negara-negara Berperang.