Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-03-16 13:25:54    
TK Naikkan Anggaran Militer Untuk Pembangunan Damai Negara

cri

Tahun ini Tiongkok berencana menaikkan anggaran belanja pertahanan sejumlah 218 miliar 300 juta yuan RMB mata uang Tiongkok, meningkat 11,6% daripada tahun lalu. Ahli militer Tiongkok Luo Yuan berpendapat, Tiongkok menaikkan anggaran belanja militer untuk memenuhi keperluan perubahan situasi keamanan internasional dan arus revolusi militer baru dunia, dan juga untuk mendukung pembangunan damai negara.

Ahli militer Luo Yuan melakukan riset dalam jangka panjang atas keadaan belanja militer negara-negara utama di dunia. Ia mengatakan, selama tahun-tahun belakangan ini, berbagai negara pada umumnya menaikkan belanja militer dalam jumlah besar. Belanja militer dari sebagian besar negara sudah mencapai titik tertinggi semenjak perang dingin. Dikatakannya, tidaklah begitu damai dunia sekarang ini, unsur ancaman keamanan nontradisional kian bertambah termasuk ancaman kegiatan terorisme, ancaman yang dihadapi berbagai negara serta pengertian mereka atas ancaman sedang mengalami perubahan, sehingga anggaran belanja militer berbagai negara terus bertambah. Sementara itu, negara-nengara utama di dunia sedang sibuk mendorong revolusi militer baru, pembangunan tentara berubah dari bentuk padat karya ke bentuk padat modal yang telah menyebabkan peningkatan belanja militer. Diberitakan, anggaran belanja pertahanan AS pada tahun 2004 tercatat 401 miliar 700 juta dollar Amerika, ditambah lagi dengan biaya tambahan perang Irak dan perang Afganistan sebanyak 87 miliar dolar Amerika, maka jumlah totalnya menciptakan rekor tertinggi dalam sejarah yaitu 488 miliar dollar Amerika. Anggaran belanja pertahanan Jepang pada tahun 2004 kira-kira senilai 42 miliar 200 juta dolar Amerika, menempati urutan kedua di dunia menyusul AS. Menurut perhitungan sebuah balai riset Inggris, biaya militer 20 negara dan kawasan di dunia pada tahun 2000 tercatat rata-rata 2,27% dari produk domestik bruto atau GDP negaranya, dan angkanya pada tahun ini mungkin akan lebih tinggi. Luo Yuan mengatakan, dengan latar balakang internasional seperti itu, meningkatnya terus belanja militer Tiongkok selama beberapa tahun ini tidak mengherankan kalau dibandingkan dengan negara-negara maju baik ditinjau dari nilai mutlak maupun persentasenya dalam GDP.

Luo Yuan menganalisis, ditinjau dari dirinya sendiri, Tiongkok terus menaikkan biaya militer pada tahun 2004 terutama ada 5 maksud:

Pertama, mendukung pembangunan damai negara. Pembangunan secara damai berarti tidak mengusahakan kekayaan dengan cara perang, maka hal itu mengharuskan Tiongkok memiliki kemampuan mencegah perang, mencegah perang menuntut kemampuan strategi yang lebih kuat daripada memenangkan perang; pembangunan secara damai juga berarti pembangunan yang terutama ditegakkan pada dasar kemauan dan inisiatif sendiri yang merupakan ciptaan baru, tidak merebut sumber daya strategis dengan negara lainnya, hal itu juga menuntut penambahan biaya pertahanan.

Kedua, membela kedaulatan dan keutuhan wilayah negara. Misi Tentara Pembebasan Rakyat yang diserahkan negara kepadanya adalah memelihara keamanan dan kesatuan negara, memberi jaminan krebidilitas untuk membangun secara merata masyarakat yang cukup sejahtera. Untuk melaksanakan misi tersebut, perlu menaikkan biaya militer, meningkatkan kemampuan operasi bela diri tentara dalam syarat teknologi canggih.

Ketiga, menyambut tantangan revolusi militer baru dunia. Revolusi militer baru menunjukkan, pembangunan tentara sudah bermutasi dari bentuk padat karya ke bentuk padat iptek yang berarti bentuk padat dana. Ambillah AS sebagai contoh, ongkos pembuatan sebuah pesawat pembom siluman kira-kira 500 juta dolar Amerika, sebuah kapal induk tenaga nuklir 4 miliar dolar Amerika. Revolusi militer baru tak mungkin didorong maju tanpa penambahan dana yang diperlukan.

Keempat, mewujudkan perkembangan secara melangkahi yang berciri khas Tiongkok. Karena sebab yang diketahui, dalam suatu masa yang panjang, tentara Tiongkok menjalankan kebijakan menahan diri dalam pembangunannya untuk memprioritaskan pembanguan ekonomi. Kenyataannya tentara Tiongkok dewasa ini berada dalam masa peralihan di mana mekanisasi belum direalisasi malah dihadapkan pada tantangan teknologi informasi. Untuk jauh lebih menghindarkan diri dari apa yang dinamakan selisih zaman dengan negara-negara lainnya, Tiongkok perlu dan juga mungkin menumpang kereta cepat pembangunan ekonomi, menyelaraskan pembangunan pertahanan dengan pembanguan ekonomi, dan mewujudkan pembangunan tentara secara melangkahi.

Dan kelima, melaksanakan strategi perlucutan senjata sebanyak 200 ribu anggota tentara. Tentara berbagai negara sama-sama mengalami suatu proses "mengerahkan dana lebih dahulu dan mendapat manfaat belakangan" pada masa awal realisasi perlucutan senjata secara besar-besaran. Karena perlu disediakannya lapangan kerja untuk para veteran setelah penyederhanaan struktur dan pembentukan kembali tentara, disertai pula dengan masalah dipekerjakannya kembali famili mereka, ditambah lagi pekerjaan penanganan atas produk dan perlengkapan militer setelah perlucutan senjata. Kesemuanya itu memperlukan pengerahan dana dalam jumlah relatif besar. Memang benar bahwa setelah melewati suatu masa tertentu tentara akan mencapai tujuan mengurangi anggota tentara dan mendapat manfaat karena alokasi dana sekarang ini.