Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-03-16 14:16:18    
Tiongkok tetap unggul di cabang tenis meja dunia

cri

Pertandingan beregu Kejuaraan Dunia Tenis Meja ke-47 yang berlangsung selama 7 hari ditutup di Doha, ibukota Qatar tanggal 7 Maret lalu. TIm Tiongkok berhasil meraih juara beregu putera dan puteri. Dalam acara tetap Ruangan Olahraga kali ini, akan kami sampaikan laporan wartawan CRI mengenai tennis meja Tiongkok yang tetap unggul di dunia.

Pada tanggal 7 Maret lalu, tim tenis meja putera Tiongkok dalam final Kejuaraan Dunia ke-47 berhasil mempertahan gelar juara setelah menaklukkan tim Jerman dengan skor 3:0. Sehari sebelumnya, tim puteri Tiongkok juga berhasil untuk ke-6 kalinya berturut-turut menjuarai turnamen tersebut. Gelar juara beregu Kejuaraan Dunia Tenis Meja sekali lagi dimonopoli oleh pemain Tiongkok. Ketua Delegasi Tenis Meja Tiongkok Liu Fongyan seusai pertandingan itu mengatakan,

" Keberhasilan tim putera dan puteri Tiongkok membuktikan bahwa Tiongkok masih memiliki keunggulan di arena tenis meja dunia dan tetap memimpin di cabang olah raga itu."

Dalam pertandingan kali ini, tim putera Tiongkok tampil lebih meyakinkan, tidak saja memenangkan seluruhnya 7 kali pertandingan, tapi juga hanya kalah satu set. Ini merupakan penampilan terbaik tim putera Tiongkok dalam Kejuaraan Dunia Tenis Meja selama hampir 10 tahun ini. Pelatih Kepala tim Tiongkok Cai Zhenhua berpendapat, penampilan bagus tim putera Tiongkok itu erat kaitannya dengan upaya yang mereka lakukan untuk menjajaki tehnik dan taktik permainan baru. Menurut Cai Zhenhua, kekuatan 3 pemain andalan putra Tiongkok telah mengalami peningkatan nyata dibandingkan satu tahun yang lalu pada Kejuaran Dunia di Paris. Kemajuan tehnik para pemain merupakan jaminan kemenangan bagi tim putera Tiongkok.

Sehubungan dengan itu, Pelatih Kepala tim putera Korea Selatan Yoo Nam Kyu juga sependapat dengan Cai Zhenhua. Dikatakannya,

"Tim putera Tiongkok begitu gampang meraih gelar juara karena mereka telah mencapai kemajuan lagi di bidang tehnik. Sedangkan, tim-tim lain seperti Korea Selatan pada pokoknya masih berada pada taraf semula, dengan demikian jarak dengan tim Tiongkok menjadi nyata. 5 pemain tim Tiongkok sangat kuat dan akan sangat menarik kalau diadakan pertandingan antara sebuah tim gabungan bintang dunia melawan tim Tiongkok".

Dalam kejuaraan kali ini, pemain Tiongkok Wang Hao yang berumur 20 tahun sangat menonjol penampilannya. Ia berturut-turut mengalahkan pemain-pemain terkenal seperti juara Piala Dunia Timol Boll dari Jerman dan runner up tunggal putera Kejuaraan Dunia Joo Se Hyuk dari Korea Selatan. Wang Hao diakui sebagai bintang baru yang paling cemerlang dalam kejuaraan kali ini.

Dibanding tim putera Tiongkok yang sedang menanjak, tim puteri Tiongkok kini sedang berada pada masa regenerasi. Kecuali Wang Nan, juara Olimpiade dan pemain veteran Li Ju, tiga pemain yang lain yaitu Zhang Yining, Niu Jianfeng dan Guo Yue semuanya berumur di bawah 22 tahun. Meskipun demikian, tim puteri Tiongkok tetap meraih gelar juara dengan memenangkan semua 7 kali pertandingan. Di antaranya Guo Yue yang berumur 16 tahun merupakan juara dunia tenis meja yang paling muda dalam sejarah.

Anggota Dewan Pengurus Internasional Persatuan Tenis Meja Korea Selatan, Park Do Chen menyatakan kekagumannya kepada cadangan pemain tim Tiongkok. Dikatakannya,

"Pemain unggul Tiongkok banyak sekali. Walaupun menghadapi masa regenerasi, kekuatan tim Tiongkok juga tidak mengalami penurunan. Wang Nan kini telah lewat masa jayanya, tapi sekarang muncul lagi Zhang Yining dan banyak pemain unggul lainnya. Sebaliknya di Korea Selatan, kalau seorang pemain unggul mengundurkan diri, segera muncul kekosongan. Dilihat dari hal ini, Tiongkok memiliki dasar yang kuat."

Sejak tim putera Tiongkok meraih gelar juara beregu untuk pertama kali dalam Kejuaraan Dunia ke-26 tahun 1961, tim putera Tiongkok sudah 14 kali meraih gelar juara beregu dan tim puteri 15 kali memboyong piala juara beregu. Pemain andalan nomor 1 tim putera Tiongkok Ma Lin berpendapat, sistem pengasuhan pemain muda yang sempurna merupakan sebab utama berjayanya tenis meja Tiongkok dalam waktu panjang. Dikatakannya,

"Ini merupakan hasil upaya bersama beberapa generasi di Tiongkok. Sejak angkatan tua tahun 1960-an seperti Xu Yunsheng, Li Furong dan Zhuang Zedong sampai sekarang, Tiongkok telah membentuk seperangkat sistem pengasuhan pemain remaja yang efektif? dan pembangunan berjenjang di Tiongkok relatif lebih baik daripada tim-tim lain. Ini merupakan sebab utama keberhasilan Tiongkok."

Sehubungan dengan keberhasilan tim tenis meja Tiongkok dalam Kejuaraan Dunia kali ini, tokoh arena tenis meja internasional memperkirakan bahwa pemain-pemain Tiongkok akan meniupkan badai untuk menyapu medali emas dalam Olimpiade Athena tahun ini. Mereka berpendapat, medali emas untuk nomor tunggal dan ganda puteri serta ganda putera sudah pasti akan jatuh ke tangan Tiongkok, bahkan untuk nomor tunggal putera yang paling sengit perebutannya, peluang Tiongkok juga sangat besar. Pemain favorit Jerman Boll yang menjuarai tunggal putera Piala Dunia tahun lalu mengatakan,

Hampir semua pemain Tiongkok adalah favorit untuk meraih medali emas tunggal putera Olimpiade. Mereka akan bersama dengan Werner Schlager dari Austria, Vladimir Samsonov dari Belarus dan Kreanga Kalinikos dari Yunani dan kalau beruntung termasuk ia sendiri akan melancarkan pertarungan sengit untuk memperebutkan medali emas tunggal putera Olimpiade.