Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-03-19 15:43:47    
Perang Irak dan "Rencana Domekrasi Timur Tengah Raya " AS

cri

Menjelang waktu datangnya ulang tahun pertama perang Irak , pejabat-pejabat tinggi AS berturut-turut dengan sekuat tenaga membela tindakan AS melancarkan perang di Irak . Menurut pernyatan mereka , meskinpun hingga kini bukti-bukti yang menuduh Irak mempunyai senjata pemusnah massal masih belum ditemukan ,perang Irak tetap merupakan suatu kelayakan . Karena sesudah tergulingnya pemerindahan Sadam , Irak sedang keluar dari tirani dan menuju ke arah demokrasi dan selanjutnya akan menjadi "condoh demokrasi" untuk mendorong reformasi demokrasi di kawasan Timur Tengah . Berkenaan dengan "rencana demokrasi Timur Tengah " yang sedang dipromosikan secara besar-besaran oleh AS itu , tidak sulit untuk menarik kesimpulan bahwa salah satu tujuan AS di balik perang tersebut adalah ingin menjadikan Irak sebagai titik terobosannya , kemudian melakukan "reformasi demokrasi" di seluruh kawasan Timur Tengah dan merealisasi pengontrolan terhadap Timur Tengah dalam jangka waktu panjang .

Pelaksanaan reformasi demokrasi di Timur Tengah sudah lama dipersiapkan oleh AS . Sesudah peristiwa "9.11" , AS menganggap Timur Tengah sebagai pangkalan dan tanah berbiak terorisme , dan memutuskan melakukan "reformasi demokrasi" di Timur Tengah . Caranya ialah melemahkan pengaruh agama Islam , dan dengan demokrasi dan nilai gaya AS mengontrol negara-negara tersebut di bidang politik , pikiran dan kebudayaan , sementara itu memberi keuntungan ekonomi kepada mereka dan dapat meredam semangat anti ?AS dan rasa benci terhadap AS di negara-negara Arab , dengan demikian membongkar akar-akar tindakan terorisme terhadap AS .

Namun , masyarakat , kebudayaan dan konsep adat-istiadat negara-negara Arab bercorak keagamaan yang sangat menonjol , tambah lagi AS dalam jangka panjang selalu berpihak pada Israel dan menekan negara-negara Arab dalam konflik Arab-Israel dan Palestina-Israel , sehingga di antara negara-negara Arab terbentuklah kekuatan yang sangat bertentangan dengan AS . Selain itu , di kawasan Timur Tengah juga terdapat negara-negara yang mempunyai pendirian keras dan berani menentang AS secara terbuka seperti Irak , Iran , Libia dan lain sebagainya . Maka betapa sulitnya bagi AS jika ingin melakukan reformasi demokrasi di kawasan ini dapat kita bayangkan .

Untuk mewujudkan reformasi di Timur Tengah , AS harus mencari suatu titik terobosan . Maka Saddam yang selalu bertentangan dengan AS dan pernah bermusuhan dengan keluraga Bush menjadi sasaran penyerangan pertama dari pemerintahan Bush . Pemerintahan Bush mengambil keputusan bulat untuk mencabut "duri dalam daging " itu dengan menggunakan kekuatan bersenjata , dengan demikian menakut-nakuti negara-negara lain yang disebut "negara-negara kurang ajar " , sementara itu mengubah Irak menjadi "contoh demokrasi" dan menyebarkan konsep tersebut ke negara-negara Timur Tengah yang lain . Inilah sebab kunci mengapa pemerintah Bush dengan tegas mencetuskan perang Irak tanpa menghiraukan oposisi PBB dan masyarakat internasional . Yang jelas , perang Irak sudah menjadi prelude strategis AS untuk menciptakan Timur Tengah yang demokratis .

Sesudah perang dicetuskan , pemerintahan Saddam tidak bias bertahan lama sebelum dikalahkan dalam perang tersebut . Saddam sendiri menjadi tawana perang , anak-anak dan cucu-cucunya ditembak mati oleh tentara AS , istri dan putri-putrinya juga melarikan diri ke negara lain , Libia , Suriah mengubah kebijakan kerasnya menjadi lebih moderat . Pola politik Timur Tengah mengalami disintegerasi dan restrukturisasi .

Tampaknya perubahan yang terjadi dalam perpolitikan Timur Tengah justru sesuai dengan harapan AS untuk mencetuskan perang Irak . Situati tersebut memberi momentum yang terbaik pada AS untuk melakukan reformasi demokrasi di Timur Tengah . Oleh karena itu , berbagai macam gagasan pemerintah Bush untuk mengubah Timur Tengah dikeluarkan dengan pola "rencana demokrasi Timur Tengah Raya" . Niat meraka adalah memanfaatkan kesempatan perang Irak mengbangkitkan gelombang demokrasi di Timur Tengah .

Namun , sesudah dikeluarkannya "rencana demokrasi Timur Tengah Raya" , gagasan itu mendapat tentangan dari kebanyakan negara-negara Arab . Negara-negara Arab utama seperti Mesir , Arab Saudi , Suriah dan lain-lainnya menolak pola reformasi yang dipaksakan kepadanya , dan menekakan bahwa masalah-masalah yang paling urgen adalah masalah inti konflik Arab-Israel , yaitu masalah Palestina . Kalau masalah ini tidak diselesaikan secara efektif , situasi Timur Tengah akan terus bergolak dan penuh dengan bahaya , peledakan dan ketidakterdugaan , semangat anti-AS dan rasa benci terhadap AS akan merajalela . Maka sebelum situasi Timur Tengah mewujudkan kestabilan , reformasi tak perlu disebutkan .

Hampir semua kepentingan negara-negara Timur Tengah telah disentuh oleh "rencana demokrasi Timur Tengah Raya" . Karena kebanyakan kedudukan politik pimpinan-pimpinan negara-negara Timur Tengah akan di bahayakan . Sementara itu rakyat Arab menghubungkan demokrasi dan kebebasan AS dengan kebijakan hegemoni dan ekspansinya , mereka menganggap dengan kedok demokrasi AS sebenarnya , hendak mencapai tujuannya , yaitu mengontrol sumber strategis Timur Tengah dan melindungi sekutunya-Israel . "rencana demokrasi Timur Tengah Raya " mendapat tengtangan dari semua negara-negara dan rakyat Arab . Selain itu , AS juga harus menghadapi banyak kesulitan di Irak dan proses rekonstruksi politiknya selalu mendapat rintangan , maka "contoh demikrasi"sulit dihasilkan . Ada orang meramalkan , kalau "tanah uji coba demokrasi" AS di Irak yang membutuhkan ratusan ribu tentara dan puluhan milyar dolar AS itu gagal , "rencana Timur Tengah Raya"nya pun akan menjumpai kegagalan .