Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-03-30 17:34:54    
Pulau Nan'ao-Mutiara di Laut

cri

Diiringi debur ombak ini kami tiba di Pulau Nan'ao, sebelah timur kota Shantou. Kabupaten pulau satu-satunya di Provinsi Guangdong ini dijuluki sebagai "mutiara di laut Guangdong Timur".

Letak geografis Pulau Nan'ao sangat strategis, ia berada di titik pusat antara tiga kota pelabuhan besar yakni Gaoxiong, Xiamen dan Hongkong. Dalam sejarah, Nan'ao adalah tempat persinggahan pelayaran dan transit perdagangan di daerah sekitar pantai tenggara Tiongkok, juga lintasan penting perdagangan dengan Taiwan dan tempat-tempat lainnya, maka di pulau itu terdapat banyak peninggalan sejarah.

Pejabat Biro Pariwisata Kabupaten Nan'ao mengatakan, "an'ao memiliki sumber daya wisata yang melimpah antara lain laut, gunung, sejarah dan kuil-kuil. Nan'ao mempunyai perairan laut seluas lebih 4.600 kilometer persegi, khususnya Teluk Qing'ao adalah pantai dangkal yang langka di Tiongkok, di mana telah dibangun resort-resort internasional. Yang dimasksud dengan gunung ialah Taman Hutan Nasional Pulau Gunung Huanghua. Ini adalah satu-satunya taman hutan nasional pulau yang disahkan oleh Biro Kehutanan Negara. Yang dimaksud dengan sejarah ialah jejak sejarah. Jauh 8.000 tahun yang lalu, manusia telah meninggalkan jejak peradabannya di sini. Budaya Xiangshan dan patilasan budaya Dongkengzhai dari zaman batu baru atau neolitik yang telah ditemukan di pulau ini mempunyai arti sangat penting untuk mempelajari asal muasal kebudayaan di daerah Tiongkok Selatan. Kaisar dinasti Song Selatan dan pahlawan-pahlawan nasional Qi Jiguang, Zheng Chenggong dan Liu Yongfu pernah datang ke Nan'ao dan sampai kini masih terdapat sumur, pohon dan bangunan benteng peninggalan masa itu. Selama 300 tahun lebih pada zaman dinasti Ming dan Qing terdapat lebih seratus panglima dan wakil panglima tentara yang ditempatkan untuk berjaga di sini. Bekas markas tentara peninggalan waktu itu kini menjadi obyek wisata. Selain itu, di pulau tersebut terdapat banyak kuil."

Langit yang biru, laut yang jernih, pulau yang hijau, pasir yang kuning keemasan dan ombak yang putih di pulau ini memberi kesan seolah-olah kita berada di taman sorga. Di pantai tenggara Yun'ao, pemandu wisata mengatakan, "Konon di sini ada tiga sumur peninggalan dinasti Song yakni sumur naga, sumur macan dan sumur kuda yang kadang-kadang menampakkan diri selama lebih 700 tahun ini. Yang kita lihat sekarang ini adalah sumur kuda, sedang dua sumur lainnya belum ditemukan. Menurut legenda, pada tahun 1276, pejabat Dinasti Song Selatan, Lu Xiufu dan lain-lain mengawal kaisar mundur ke Nan'ao menghindari kejaran pasukan dinasti Yuan, dan di sini mereka menggali tiga sumur masing-masing untuk kebutuhan kaisar, menteri serta para jendral , prajurit dan kuda perang."

Sumur Song terkenal dengan airnya yang jernih dan segar, meski jaraknya dari laut hanya 10 meter.

Teluk Qing'ao di bagian timur Nan'ao terkenal dengan pantainya yang indah. Pantai pasir kuning yang halus terhampar sepanjang lebih 2.400 meter dan melandai sejauh lebih seratus meter di bawah air laut, tak ada batu karang maupun lumpur. Jalur hutan selebar seratus meter memeluk teluk ini, membentuk pemandangan yang mempesona.

Bangunan bekas markas pasukan yang terletak di kota Shen'ao dibangun oleh wakil panglima Yan Jifang pada tahun 1576 masa Dinasti Ming, pernah dijadikan markas kedudukan pasukan dinasti-dinasti Ming dan Qing. Dalam masa antara tahun 1576 dan 1911 terdapat 173 panglima dan wakil panglima bertugas di sini menangani urusan pertahanan laut Guangdong Timur, Fujian Selatan serta Taiwan dan Penghu. Kini, bangunan bekas markas tentara itu telah dijadikan gedung pameran sejarah pertahanan laut Tiongkok yang pertama.

Di depan markas itu terdapat dua pohon beringin, yang berada di sebelah kiri dinamakan "pohon Zheng Chenggong merekrut tentara". Tentang asal usul nama pohon itu, pemandu wisata mengatakan, "Pohon itu mendapat nama tersebut karena pahlawan nasional Zheng Chenggong pada tahun 1646 pernah memasang maklumat di pohon itu untuk merekrut tentara guna merebut kembali pulau Taiwan."

Meskipun sudah berusia lebih 400 tahun, namun pohon itu masih tetap tumbuh subur dengan ranting dan daunnya yang rindang.

Pulau Jinyin atau Pulau Emas dan Perak yang terletak di sebelah timur laut Pulau Nan'ao adalah tempat persembunyian harta karun bajak laut di zaman kuno. Di pulau itu, kita tidak melihat harta karun, malainkan banyak ukiran di tebing gunung. Selain itu, terdapat pula banyak ukiran patung yang konon adalah penjaga harta kekayaan.

Pemandu wisata mengatakan, "Di sini tersiar teka teki tentang harta karun yang sampai sekarang belum ada yang bisa menyingkap rahasianya. Teka teki itu mengatakan, tidak terendam ketika air pasang, dan malah terendam satu meter ketika air surut." Siapa tahu Anda malah yang berhasil menemukan jawabannya.

Taman Hutan Nasional Gunung Huanghua terletak di bagian barat pulau Nan'ao. Taman ini dikelilingi laut pada tiga penjuru, bukit sambung menyambung, memiliki sumber daya alam dan lanskap budaya yang melimpah. Di taman itu terdpat 1.440 jenis tumbuhan tropik dan subtropik, beberapa di antaranya adalah jenis tumbuhan yang langka.

Di pulau ini terdapat pula pusat pembangkit listrik tenaga angin yang memiliki 111 unit generator tenaga angin dengan kapasitas total terpasang 42 mega watt, terhitung pusat pembangkit listrik tenaga angin di pulau yang terbesar di Asia.