Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-03-30 17:50:22    
Cerita tentang kearifan Zhu Geliang menghimpun anak panah musuh

cri

Kira-kira pada abad pertama sebelum Masehi, Tiongkok berada pada masa berkonfrontasinya Sam Kok atau Tiga Negara Wei, Shu dan Wu. Konkretnya, Negara Wei berkuasa di bagian utara Tiongkok, sedangkan Negara Shu menguasai bagian baratdaya Tiongkok dan Negara Wu memerintahkan di Tiongkok selatan.

Sekali peristiwa, Negara Wei mengirim tentara dalam jumlah besar untuk menyerang Negara Wu yang berada di seberang Sungai Yangtse. Tak lama kemudian, tentara Wei maju sampai di tempat yang tidak jauh dari Negara Wu, dan bermarkas di tepi Sungai Yangtse untuk siap-siap melancarkan serangan terhadap Negara Wu.

Panglima Negara Wu bernama Zhou Yu setelah meneliti keadaan tentara Wei, mengambil keputusan untuk menangkis serangan musuh dengan panah. Akan tetapi, tidak mudah bagi Negara Wu membuat 100 ribu anak panah dalam waktu begitu pendek. Karena pada masa itu, tukang-tukang pembuat anak panah sekurang-kurangnya memerlukan 10 hari untuk membuat begitu banyak anak panah, namun waktu itu terlalu panjang bagi Negara Wu.

Ketika itu, penasehat militer tentara Negara Shu bernama Zhu Geliang kebetulan berada di Negara Wu. Zhu Geliang adalah seorang yang cerdik dan bijaksana, maka panglima Zhou Yu meminta sarannya bagaimana membuat begitu banyak anak panah yang diperlukan dalam waktu paling pendek. Zhu Geliang mengatakan kepada Zhou Yu bahwa tiga hari sudah cukup, kalau ia gagal menyelesaikan tugasnya, ia rela dipenggal kepalanya.

Setelah menerima tugas, Zhu Geliang ternyata tidak terburu-buru bertindak. Ia mengatakan kepada Lu Shu, menteri senior Negara Wu bahwa memang tidak mungkin membuat begitu banyak anak panah dalam tiga hari dengan cara biasa. Setelah itu, Zhu Geliang minta Lu Shu agar mempersiapkan untuknya lebih 20 kapal kecil, yang masing-masing ditumpangi 30 prajurit, dan semua kapal ditabiri kain hijau dan diselimuti jerami yang tebal. Zhu Geliang berkali-kali berpesan pada Lushu agar tidak membocorkan taktiknya itu kepada orang lain.

Menurut permintaan Zhu Geliang, Lu Shu memesan bawahannya mempersipakan segala sesuatu yang diperlukan, tapi ia sendiri tidak tahu apa maksud Zhu Geliang. Zhu Geliang berjanji 100 ribu anak panah dapat dipersiapkan dalam tiga hari, tapi pada hari pertama, tidak telrihat Zhu Geliang berbuat apa-apa, demikian juga pada hari kedua. Dan hari ketiga segera menjelang tiba, anak panah pun belum dibuatnya. Semua orang khawatir kalau-kalau Zhu Geliang akan dipenggal kepalanya karena tidak menyelesaikan tugasnya.

Pada larut malam hari ketiga, Zhu Geliang dengan diam-diam mengundang datang Lu Shu ke atas sebuah kapal kecil. Lu Shu dengan sangat heran menanyakan apa maksud Zhu Geliang mengundangnya ke kapal. Zhu Geliang dengan tersenyum mengatakan bahwa ia mengundang Lu Shu untuk bersama-samanya mengambil anak panah. Lu Shu dengan heran bertanya ke mana mengambilnya, Zhu Geliang dengan tersenyum menjawab: sampai waktunya ia akan tahu. Lalu Zhu Geliang memerintahkan supaya 20 buah kapal kecil diikat berangkai satu sama lain dengan tali dan berlayar menuju ke kamp tentara Negara Wei.

Pada malam itu kebuat sangat tebal dan kabut di atas sungai lebih-lebih demikian tebalnya sehingga prajurit yang saling berhadapan pun tidak dapat melihat jelas wajah pihak lain. Dengan diselimuti kabut yang tebal, iringan kapal diperintahkan Zhu Geliang supaya berlayar cepat-cepat. Ketika iringan kapal mendekati kamp tentara Wei, Zhu Geliang memerintahkan iringan kapal berbaris menjadi satu lintang dan memerintahkan para prajurit berteriak-teriak sambil menabuh genderang. Lu Shu yang ketakutan mengatakan kepada Zhu Geliang: " Kita hanya mempunyai 20 kapal dan tiga ratus prajurit, kalau tentara Wei menyerang, kita pasti akan mati konyol. Namun Zhu Geliang dengan tersenyum mengatakan, "Saya berani memastikan tentara Wei tidak akan ke luar menyerang dalam kabut yang tebal ini. Kita santai-santai saja minum arak di kapal."

Sementara itu, Chao Chao, panglima tentara Wei yang mendengar tabuh genderang terburu-buru memanggil para jenderalnya untuk membahas taktik menghadapi tentara Wu. Akhirnya mereka mengambil keputusan mengirim pemanah menembakkan anak panah untuk mencegah pendaratan tentara Wu, karena tidak tahu keadaan konkret tentara musuh di tengah-tengah kabut tebal. Demikianlah sepuluh ribu tentara Wei segera tiba di tepi sungai dan menembakkan anak panah dengan dahsyat ke arah tabuhan genderang dan teriakan. Dalam sekejab mata anak panah tentara Wei terus menerus ditembakkan ke iringan kapal Zhu Geliang, dan tak lama kemudian, jerami di atas kepal pun penuh ditembaki anak panah, dan Zhu Geliang memerintah kan iringan kapalnya putar sisi agar sisi kapal yang lain menghadap ke arah tentara Wei, dan segera jerami di sisi lain kapal-kapal itu juga penuh dengan anak panah.

Memperkirakan jumlah anak panah di atas kapal sudah cukup banyak, Zhu Geliang pun memerintahkan kapal-kapalnya segera berlayar kembali ke kamp tentara Wu. Ketika itu, kabut juga mulai sirna berangsur-angsur. Waktu tentara Wei mengetahui apa yang telah terjadi, mereka menyesal bukan main.

Ketika iringan kapal Zhu Geliang tiba di kamp tentara Wu, panglima tentara Wu Zhou Yu bersama lima ratus prajuritnya sudah siap-siap mengangkut anak-anak panah. Setelah dihitung 100 ribu anak panah memang menyarang pada jermai di atas iringan kapal Zhu Geliang. Melihat kepandaian Zhu Geliang, panglima Zhou Yu mau tak mau mengacungkan jempolnya.

Namun mengapa Zhu Geliang tahu bahwa pada malam itu akan turun kabut yang tebal? Rupanya Zhu Geliang pandai meramalkan cuaca. Melalui perhitungan teliti terhadap cuaca, Zhu Geliang mengetahui bahwa pada malam itu ada kabut yang tebal di atas permukaan air Sungai Yangtse. Zhu Geliang justru dengan mengandalkan kearifannya itulah mendapatkan 100 ribu anak apanah dari musuh.