Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-03-30 17:51:59    
Rugi isteri kehilangan tentara pula

cri

Dalam bahasa Tionghoa ada satu peribahasa yang berbunyi: sudah menderita rugi isteri, kehilangan tentara pula. Ini menamsilkan seseorang berusaha mencari keuntungan bagi dirinya sendiri, tapi malah mengalami kerugian ganda. Peribahasa itu berasal dari Zaman Tiga Negara pada abad ke-3 Masehi. Inilah ceritanya.

Pada abad ke-3, Dinasti Han yang berkuasa di Tk menjadi sangat lemah dan bobrok. Kaisarnya pun kehilangan kekuasaan dan hanya tinggal nama. Tokoh-tokoh yang mempunyai kekuatan di berbagai tempat beramai-ramai merebut wilayah dan mengangkat dirinya sendiri sebagai raja. Setelah perang demi perang, akhirnya tiga tokoh yang paling hebat, yaitu Cao Cao, Liu Bei dan Sun Quan masing-masing mendirikan negaranya sendiri, dengan demikian di Tk terbentuklah tiga negara yang berkonfrontasi satu sama lain.

Di antara tiga negara tersebut, Negara Wei yang dipimpin oleh Cao Cao paling kuat, dan sering melancarkan perang terhadap dua negara lainnya. Karena itu, Negara Shu di bawah kekuasaan Liu Bei dan Negara Wu pimpinan Sun Quan kadangkala terpaksa bersatu menangkis serangan Negara Wei. Tapi di antara Negara Shu dan Negara Wu juga terdapat kontradiksi. Misalnya Negara Shu selalu menduduki kota Jin Zhou Negara Wu, dan inilah yang menjadi perselisihan paling besar antara kedua negara.

Raja Negara Wu, Sun Quan berusaha keras merebut kembali kota Jin Zhou. Kebetulan ketika itu, istri Liu Bei, meninggal dunia, maka panglima tentara Negara Wu bernama Zhou Yu mengusulkan supaya Sun Quan pura-pura menikahkan adiknya kepada Liu Bei, dan meminta Liu Bei datang ke Negara Wu, lalu memaksanya menyerahkan kota Jin Zhou kepada negara Wu.

Maka datanglah utusan negara Wu ke negara Shu di Tiongkok barat dan sekuat tenaga menasehati Liu Bei datang ke Negara Wu untuk memperisteri adik Sun Quan. Liu Bei merasa serba sulit. Kalau menolak tawaran itu, ia akan merusak persekutuan antara kedua negara. Namun ahli militer Liu Bei bernama Zhu Geliang sangat gembira mendengar berita itu dan mendukung Liu Bei berkunjung ke Negara Wu. Setelah mengadakan serentetan pengaturan, Zhu Geliang mengirim Jenderal Zhao Yun mengawal Liu Bei berangkat ke negara Wu utk memperisteri adik perempuan Sun Quan.

Setiba di negara Wu, Jenderal Zhao Yun segera memerintahkan anak buahannya ke pasar untuk membeli oleh-oleh dan segala barang yang diperlukan untuk upacara pernikahan, sementara menyebarluaskan berita bahwa Liu Bei dan adik perempuan Sun Quan segera akan menikah. Berita itu cepat terdengar oleh ibu Sun Quan, yaitu Permaisuri Wu, yang sangat terkejut atas berita tersebut, karena ia sendiri tidak tahu anaknya akan menikah. Maka ia pun memanggil Sun Quan dan menanyakan soalnya. Sun Quan terpaksa memberitahukan ibunya rencananya, yaitu cuma pura-pura menikahkan adik perempuannya kepada Liu Bei agar Liu Bei datang ke negara Wu dan memaksanya mengembalikan kota Jin Zhou kepada Negara Wu. Kalau tidak, Liu Bei akan dibunuh. Mendengar apa yang direncanakan oleh Sun Quan, Permaisuri Wu marah sekali dan mengatakan: "kau tak becus merebut kembali kota Jin Zhou, malah mempermainkan nama baik adik perempuanmu. Sekarang setiap orang di negeri ini sudah tahu bahwa adikmu akan menikah dengan Liu Bei. Kalau kau membunuh Liu Bei, adikmu tidak bisa dinikahkan kepada orang lain lagi." Tidak ada jalan lain, Sun Quan terpaksa dengan sungguh-sungguh menikahkan adiknya kepada Liu Bei.

Setelah nikah, Liu Bei dan putri negara Wu saling mencintai. Permaisuri Wu juga sangat puas dengan Liu Bei. Tapi ini Sun Quan sangat dengkol karenanya. Pada waktu itu, Zhou Yu, panglimanya mengusulkan lagi agar Sun Quan memperlakukan dengan baik Liu Bei agar Liu Bei hidup foya-foya di negerinya dan tidak berpikir lagi soal kembali ke negara Shu. Setelah itu, barulah negara Wu mengerahkan tentaranya untuk merebut kembali kota Jin Zhou, dan ini pasti akan berhasil. Sun Quan menerima usul Zhou Yu dan segera mengatur pembangunan tempat kediaman yang mewah untuk Liu Bei, selain menyediakan banyak pemain musik wanita untuk melayani Liu Bei. Betul juga Liu Bei setiap hari berfoya-foya dengan isterinya tanpa memikirkan soal pulang ke negaranya.

Sang waktu berjalan terus dan tibalah akhir tahun menurut penanggalan Imlek. Zhao Yun tergesa-gesa menghadap Liu Bei sesuai dengan pengaturan Zhu Geliang sebelumnya dan mengatakan bhawa Cao Cao sedang memimpin tentara Wei menyerbu Jin Zhou, dan ahli perang Zhu Geliang memintanya segera kembali ke Negara Shu. Mendengar perkataan Zhao Yun, Liu Bei walaupun ingin kembali ke Negara Shu, tapi berat hati meninggalkan isterinya. Namun isterinya menyataka bersedia pergi ke Negara Shu bersama suaminya.

Keesokan harinya, Liu Bei dan isterinya dengan didampingi pengikutnya dengan diam-diam meninggalkan ibukota Negara Wu. Mengetahui hal itu, Sun Quan segera mengirim tentaranya untuk mengejar dan hendak membunuh Liu Bei. Baru saja Liu Bei dan rombongannya tiba di tepi sungai, tentara Negara Wu sudah menyusul. Ketika Liu Bei bingung tak tahu mau menuju ke mana, ia melihat Zhu Geliang dan armada kapalnya sudah menunggu di tepi sungai. Ketika itu, panglima Zhou Yu dan tentaranya juga sudah datang mengejar Liu Bei, tapi di tengah perjalanan dicegat oleh pasukan Negara Shu yang diatur sebelumnya oleh Zhu Geliang. Zhou Yu dikalahkan tentara Negara Shu dan terpaksa mundur tunggang langgang. Melihat Liu Bei dan isterinya berhasil meninggalkan wilayah Negara Wu, Zhou Yu sangat marah, dan tiba-tiba mendengar prajurit Negara Shu mengejeknya serentak: Zhou Yu cerdik lagi pandai, sudah menderita rugi isteri, kehilangan tentara pula. Mendengar ejekan itu, Zhou Yu pingsan seketika itukarena marahnya.