Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-04-21 16:41:45    
Diplomasi Timur-tengah Amerika mengalami perlakuan dingin

cri

Raja Yordania Abdullah II Bin Al-Hussein kemarin menbatalkan pertemuan dengan Presiden Amerika Bush yang direncanakan diadakan pada hari ini, dan lebih awal mengakhiri kunjungannya di Amerika dan pulang ke Amman.

Juru bicara Kabinet Yordania Asma Khudar kemarin dalam pernyataannya mengatakan, serentetan peristiwa baru-baru ini dan pendirian pemerintah Amerika atas persitiwa tersebut semuanya tidak menguntungkan bagi kestabilan Timur-tengah dan bagi terwujudkannya perdamaian di kawasan tersebut, ini adalah sebab utama yang mengakibatkan Raja Abdullah memutuskan menunda pertemuan dengan Bush.

Sebelumnya pada hari Minggu lalu Abdullah telah memerintahkan Perdana Menteri Yordania Fayezi yang mendampingi kunjungannya itu lebih awal pulang ke negerinya, Menteri Luar Negeri Pemerintah Otonom Palestina juga membatalkan rencana mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Aemrika Colin Powell pada akhir pekan ini. Sedangkan Presiden Mesir Mubarak yang baru mengakhiri kunjungan di Amerika Senin lalu dalam kunjungan di Perancis menunjukkan, saat ini orang Arab lebih-lebih membenci orang Amerika dari kapan pun. Analis berpendapat, perkembangan situasi menunjukkan, kerenggangan antar Amerika dan sekutu Arabnya di Timur-tengah sedang diperdalam lebih lanjut, diplomasi Timur-tengah Amerika di dunia Arab berturut-turut menghadapi perlakuan dingin.

Menurut para analis, kesemuanya terutama karena beberapa sebab sebagai berikut:

Pertama, perbuatan Amerika yang nyata memihak Israel dalam masalah proses perdamaian Timur-tengah menimbulkan kemarahan umum dunia Arab.

Hari Rabu lalu, setelah pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Sharon di Gedung Putih, Bush menyatakan, pendirian Sharon untuk penarikan diri secara sepihak dari jalur Gasa dan sebagian wilayah di tepi barat Sungai Yordan adalah tindakan berani yang bersejarah, Bush menganggap kembalinya pengungsi Palestina ke kampung halamannya adalah tidak realistis, pengungsi-pengungsi Palestina harus kembali ke negara Palestina kelak,tapi bukan wilayah Israel, dan secara jelas menyatakan, Israel tidak perlu menarik diri ke garis gencatan senjata pada tahun 1949, yaitu garis hijau sebelum perang Timur-tengah tahun 1967. Menghadapi perubahaan penting politik Timur-tengah Ameriak tersebut, dunia Arab berturut-turut mengeluarkan pertanyaan protes.

Sabtu lalu, pasukan Israel membunuh Rantisi yang baru terpilih sebagai pemimpin Hamas di daerah Jalur Gaza, ia adalah tokoh tingkat pimpinan Hamas kedua yang diberantas secara bertarget oleh tentara Israel tidak sampai satu bulan setelah terbunuhnya pemimpin Spiritual Hamas Yasin.

Kedua, dari kedau peristiwa tersebut, dunia Arab menyadari bahwa dewasa ini jelas bukan waktu yang layak untuk membahas masalah Timur-tengah dengan pemerintah Bush. Tahun ini adalah tahun pemilihan presiden Amerika, untuk dapat terpilih kembali, Bush sedang berupaya sekuat tenaga untuk memperoleh dukungan organisasi orang Yahudi Amerika. Sehingga politik Timur Tengah Amerika yang jelas memihak Israel itu sekarang menjadi lebih menyolok lagi.

Maka dapat disimpulkan , Amerika menghadapi perlakuan dingin dunia Arab sama sekali karena ia mempraktekkan unilateralisme dan politik yang memihak pada Israel. . Maka hanya dengan ketat menaati resolusi-resolusi terkiat Dewan Keamanan PBB, dan berpegang teguh pada rencana Peta Jalan Perdamaian Timur-tengah Amerika Serikat barulah dapat memperbaiki iklim diplomatiknya di Timur-tengah.