Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-04-21 18:04:10    
Wang Shiquan

cri

Angin musim semi yang lembut mulai meraba bumi, bunga persik dan bunga magnolia yang putih mekar semarak, dan angin musim semi juga menyiup ke dalam gubuk sayur petani Wang Shiquan. Mengelola sayur mayur di dalam gubuk adalah hal yang paling menggembirakan bagi Wang Shiquan, selama beberapa hari ini, dia tengah sibuk dengan persemaian musim yang baru di dalam gubuknya;

"Aku tengah sibuk menanam semai tomat, yah walaupun rasanya payah, tapi bermanfaat dan bernilai. Pendduk desa kami merasakan bahwa kini sudah jauh lebih kaya dari pada waktu tidak menanam sayur-mayur."

Kampung halaman Wang Shiquan adalah petani di desa Getatuo di kota Tang Shan Propinsi Hebei Tiongkok Utara, penduduk desanya terkenal dengan desa bernama keluarga Wang, karena mayoritas mutlak penduduk bernama keluarga Wang. Kini, desanya lebih terkenal karena kaya raya penduduknya. Pada tahun lalu, pendapatan perkapita penduduknya tercatat 7 ribu yuan RMB mata uang Tiongkok. Rahasia kayanya penduduk desa itu tak lain membangun gubuk sayur mayur seperti halnya dengan Wang Shiquan, dan umum menjuluki desanya sebagai desa gubuk karena 80 hingga 90 persen penduduk desa itu menanam sayur mayur. Belum lama berselang, wartawan kami berkunjung ke desa Getatuo, tampak gubuk-gubuk tersebar di mana-mana dengan sayur mayur yang hijau subur.

Akan tetapi, Wang Shiquan mengatakan kepada wartawan, jauh sebelum 20 tahun yang silam, ladang-ladang itu tidak ditanami sayur mayur, yang ditanam adalah gandum dan jagung, hasilnya terbatas, penghidupan petani tidak tampak membaik. Adalah Wang Changgui dan Wang Qingshuang dua kader desa kami yang membantu petani menempuh jalan kekayaan: "Bole dikatakan bahwa mereka berdua yang memimpin petani desa kami menanam sayur mayur. Mula-mula mereka berdua yang pertama menanam sayur mayur, dan berkembang terus, dan pendapatannya itu disaksikan penduduk desa kami semua. Dengan mencontoh mereka, para petani barulah selangkah demi selangkah mengikuti mereka."

Kepala desa Wang Changgui sudah berumur 50 tahun lebih, tampaknya jujur dan baik hati. Ia mengatakan, untuk meningkatkan pendapatan penduduk desa pada saat itu, para kepala desa memikirkan banyak cara. Akan tetapi, Desa Getatuo terletak di dataran, tidak ada sumber daya lainya kecuali 200 lebih hektar ladang garapan, maka sulit diusahakan industri maupun perdagangan. Kemudian mereka berpikir bahwa walaupun berada di dataran, tapi tanahnya subur dan kaya dengan sumbere air di bawah tanah, kiranya ada keunggulan mengembangkan produksi sayur mayur.

Justru karena pemikiran itulah, pada tahun 1984, Wang Changgui dan seorang pemimpin desa lainnya Wang Qingshuang mulai mencoba membangun gubuk sayur mayur. Beberapa tahun kemudian, produksi sayur mayur di gubuknya meningkat mantap. Tampaknya penanaman sayur mayur berhasil, mereka berdua menyampaikan pengalamannya kepada para petani: "Yang penting adalah menanam sayur lebih berhasil, melalui perhitungan dan penyimpulan pengalaman selama belasan tahun, ternyata penanaman sayur di gubuk yang luasnya tidak sampai satu hektar sama dengan pendapatan hasil jagung dan gandum yang ditanam di ladang seluas 3 hektar. Dengan praktek selama bertahun-tahun, kaum tani sungguh-sungguh menikmati hasilnya yang kaya raya."

Sebagian kaum tani mulai mencontoh mereka berdua karena menyaksikan mafaatnya menanam sayur, secara berangsur-angsur gubuk dibangun kian banyak. Hingga tahun 2000, jumlah gubuk di seluruh desa Getatuo tercatat 1400 buah, terkenal dengan nama Desa Gubuk.

Wang Changgui yang bertahun-tahun memikirkan pemasaran sayur menemukan bahwa menanam sayur multi jenis tidak sebaik dengan menanam sayur jenis tunggal, karena jenis tunggal cepat berskala dan lebih mudah memasuki pasar. Menurut usulnya, telah ditanam tomat semua di seluruh gubuk di desanya. Hingga tahun lalu, produksi tahunan tomat seluruh desa mencapai 1,5 ton. Tomat yang dihasilkan Desa Getatuo berwarna merah segar, jenisnya unggul, kaya mengandung unsur-unsur yang diperlukan tubuh manusia seperti kalsium, besi, zink dll, sehingga digemari oleh para pedagang sayur dari berbagai tempat.

Berbicara tentang larisnya tomat desanya, kepala desa lainnya Wang Qingshuang dengan gembira mengatakan: "Produk kami sudah dipasarkan di kota Beijing dan kota Tianjin, dan sudah diterima baik oleh para penjual dan konsumen. Pada saat panen, kendaraan yang datang mengakut tomat dari luar desa sejumlah 50 hingga 60, sangat larisnya tomat kami."

Wang Qingshuang mengatakan, yang paling menggembirakan yalah, banyak penduduk desa kami yang dulu bekerja di luar kini pulang ke kampung halaman ikut serta menanam sayur karena melihat betapa baiknya hasil penanaman sayur. Desasa ini, di seluruh desa tercatat 2950 buah gubuk sayur dengan tenaga kerja 1600 orang. Selama hampir 3 tahun ini, pendapatan perkapita penduduk desa Getatuo meningkat 20% pada setiap tahun.

Seorang warga desa yang bernama Wang Shuzhen mengatakan kepada wartawan, ia mulai menanam sayur mayur di gubuk pada belasan tahun yang lalu, hasilnya kian membaik, pada 2 tahun yang lalu, suaminya yang bekerja di luar desa kini pulang kembali dan menanam sayur bersamanya. Ia mengatakan pula, dengan menanam sayur, pendapatan keluarganya meningkat cepat, sudah mampu membangun gedung bertingkat selain membayar biaya bersekolah ketiga anaknya.

Di gubu sayur Wang Shuzhen, wartawan ketemu beberapa wanita dari desa tetangga, tampak mereka menanam sayur sambil berbincang ramai gembira. Karena gubuk sayur Wang Shuzhan terlalu banyak, jadi mereka mengupah warga desa lainnya karena kesibukan. Seorang wanita setengah baya yang bernama Liu Juwen mengatakan bahwa mereka suka bekerja di sini karena bisa mendapat untung sambil berbincang dengan teman-teman. Warga desanya suka bekerja di sini.

Keluarga seperti Wang Shuzhen banyak sekali di desanya yang mengupah orang dari desa tetangga. Kerja di desanya hanya menanam sayur dan itu sangat mudah bagi kaum tani. Pendapatannya setiap hari sejumlah ratusan yuan RMB, apalagi tidak jauh jaraknya dari rumah mereka, dan kerja di rumahnya sendiri juga tidak terganggu. Oleh karena itu, kaum tani di desa tetangga suka bekerja di Desa Getatuo. Kini, orang dari luar desa yang bekerja di sini tercatat lebih dari 800 orang.

Sayur mayur gubuk yang dihasilkan Desa Getatuo tidak saja membawa kekayaan bagi warganya juga meningkatkan pendapatan orang dari desa tetangga. Kepala desa Wang Changgui mengatakan, sayur gubuk akan ditanam semakin banyak, dan pada tahun 2005, pendapatan perkapita warga desanya akan diusahakan sampai 10 ribu yuan RMB setiap tahun. Kini, mereka menyampaikan pengalamannya kepada warga desa lainnya dengan mengharapkan desa lainnya juga mewujudkan mimpi menjadi kaya dengan menanam sayur mayur.