Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-05-08 14:06:37    
Satu Langkah Menuju Kesejahteraan

cri

Saudara pendengar, dalam Ruangan Kehidupan Sosial edisi ini akan kami sampaikan tulisan Bebby Mayuhni seorang perantau Indonesia di Beijing tentang pandangannya mengenai perkembangan di Tiongkok dan upaya rakyat Tiongkok membangun kehidupan sejahtera. Tulisan yang berjudul "Satu Langkah Munuju Kesejahteraan" itu hanya mencerminkan pandangan penulis sendiri, tidak tentu mewakili pandangan CRI. Berikut tulisan tersebut.

Dua hari yang lalu aku mendapatkan beberapa pucuk surat di mailboxku mengenai beberapa berita menarik baik dari tanah air maupun luar negeri. Salah satunya adalah berita mengenai "Tajuk Rencana Kompas Tentang Tiongkok, dimana judul asli tertulis, "Tajuk Rencana Kompas Tentang Cina," di sini aku sengaja mengganti kata Cina dengan Tiongkok, karena menurut masyarakat di Tiongkok, kata "Cina" mengandung makna merendahkan atau menghina.

Berita tajuk rencana dari Kompas tersebut telah dikirimkan oleh salah seorang sahabat dekatku di Paris dan merupakan hasil postingan dari salah satu milis yang mengulas tentang tajuk rencana Kompas dimana isinya mengulas tentang tajamnya lonjakan nilai ekspor Tiongkok sebesar 40 persen pada tahun 2003. Hal tersebut tentu saja menjadikan kedudukan Tiongkok sebagai trader terbesar ke empat di dunia tahun ini, naik tiga peringkat dalam masa satu tahun, hanya di bawah Jerman, AS, dan Jepang. Dengan ini boleh jadi dikatakan bahwa cita-cita Tiongkok untuk dapat mensejajarkan diri dengan bangsa-bangsa dunia dalam hal perdagangan telah tercapai dengan gemilang, dan membuat beberapa mata dunia terpana dan berdecak kagum. Anggapan Tiongkok negara besar, miskin, dan memiliki jumlah penduduk tertinggi di dunia itu kiranya telah mendapat julukan baru lagi yaitu bangsa besar dengan kekuatan baru dalam dunia perdagangan yang telah berhasil dan sanggup berdiri berdampingan dengan negara-negara adikuasa dunia. Mau tidak mau mata dunia sejak beberapa tahun belakangan ini harus mengakui keunggulan Tiongkok akan kemajuannya yang bisa dikatakan bergerak dengan cepat dan pesat dalam segala bidang. Hal demikian membuat aku teringat akan kata Pak Pram dalam bukunya yang berjudul, "Anak Semua Bangsa" pada halaman 47 dan 55 di sana Pak Pram menggambarkan bagaimana anak-anak muda Tiongkok yang cemburu terhadap kemajuan Jepang pada saat itu yang telah mampu mensejajarkan dirinya dengan bangsa-bangsa besar lain di dunia, menjadi satu-satunya bangsa Asia yang telah mendapat pengakuan sebagai bangsa yang setingkat dengan Eropa dan patut berdampingan dengan Eropa. Kecemburuan tersebutlah yang telah memicu dan membuka pemikiran-pemikiran serta mata para Angkatan Muda Tiongkok (AMT) pada saat itu. Mereka berusaha untuk mengubah sistem pemerintahan pada masa dinasti Qing yang menganut sistem feodalisme dan kapitalisme, dimana yang kuat menindas yang lemah, juga kekuatan pemerintahan pada masa dinasti Qing dibilang sangat lemah, aksi-aksi korupsi kerap merajalela pada masa ini, hingga banyak rakyat yang melarat dan menderita, oleh sebab itulah para AMT tadi berusaha mengakhiri kekuasaan tersebut berubah menjadi sebuah pemerintahan dalam bentuk Republik yang menuntas habiskan tindakan tercela koruptor yang nantinya dapat membangun masyarakat yang lebih sejahtera. Di sana diulaskan secara singkat bagaimana AMT menjalankan maksud dan tujuan tersebut agar dapat menciptakan Tiongkok yang nantinya bisa memburu Jepang atau bahkan lebih unggul daripada Jepang.

Mengenai hal tersebut di atas, Pak Pram menuliskan dalam bukunya, " Antara Jepang dan Tiongkok hanya ada satu langkah. Hanya tidak bisa dihitung dengan kilometer atau mil. Dia adalah langkah peradaban. Hanya bisa diukur dengan kemampuan dalam bangsa Tiongkok itu sendiri." Kiranya ungkapan Pak Pram tersebut di atas telah pula menjadi kenyataan kini, bahwa Tiongkok memanglah memiliki kemampuan dalam yang diam-diam muncul ke permukaan, sehingga membuat para negara-negara di dunia ini menjadi takut dan gusar atas keberhasilan Tiongkok tersebut, karena mereka sebelumnya menafsirkan, Tiongkok sebagai bangsa yang besar, jika mereka memiliki kekuatan, tentu merupakan suatu ancaman atau keadaan yang harus diwaspadai, karena kemunculannya dengan kekuatannya itu akan menyingkirkan negara-negara besar lain di dunia yang dulunya adalah negara-negara yang paling kuat dan berkuasa dalam segala bidang. Boleh jadi mereka itu beranggapan jika Tiongkok yang besar itu juga kuat, maka suatu hari kelak akan mengancam segi kehidupan, apakah itu politik, perdagangan, ekonomi dan lain-lainnya dari bangsa-bangsa besar tadi. Di mana zaman dulu terkenal, siapa kuat dia akan mampu untuk memakan yang lemah, atau mungkin juga istilah tersebut masih dipakai di dunia ini, jika memang demikian pemiikiran atau pendapat yang terbit dari beberapa negara besar di dunia ini tentang hal Tiongkok tersebut, aku pikir itu merupakan hal yang keliru, sesungguhnyalah keberhasilan Tiongkok selama ini dicapai dengan bereformasi dan membuka diri selama bertahun-tahun, dengan adanya kenyataan tersebut membuat Tiongkok sadar bahwa pentingnya menjalin persahabatan dan hubungan baik serta luas dengan negara-negara lain di dunia yang akan membawa pengaruh positif bagi perkembangan Tiongkok untuk selanjutnya. Oleh sebab itulah saat ini pemerintah Tiongkok sangat membuka diri dan senang menjalin persahabatan dalam segala bidang, dimana mereka juga mengingingkan adanya suatu pengetahuan atau informasi lebih dari bangsa-bangsa lain dalam rangka mendukung perkembangan bangsa dan negaranya kelak. Biar bagaimanapun Tiongkok adalah bangsa besar yang rajin, ulet, gigih, dan pekerja keras itu berusaha untuk dapat dikenal dan berkembang tanpa menutup segala kemungkinan jalinan kerjasama dan persahabatan kepada beberapa negara di dunia ini. Hal demikian juga bisa terwujud dengan cepat tidak lain dari peranan pemerintah dan masyarakatnya, yang bersama-sama mencoba memainkan aturan pemerintahan demi terciptanya kejayaan Tiongkok di abad millennium ini. Salah satunya ialah dengan menegakkan keberadaan hukum secara kuat dan tegas. Di sini pemerintah Tiongkok sudah membuat suatu ketetapan bagi para koruptor yang melakukan hal tercela tersebut akan dijatuhi hukuman berat bahkan hukuman mati kalau kasusnya sangat berat. Kiranya pemerintah Tiongkok sudah benar-benar sadar dan serius dalam hal memberantas masalah korupsi di negaranya ini. Sedikit demi sedikit Tiongkok mulai menunjukkan cermin diri bangsa yang bijak dan dewasa dalam hal menyelesaikan suatu masalah pelik yang sebelumnya telah lama menjerat bangsa ini, yang tidak saja membawa kemelaratan tapi juga keambrukan.

Aku pikir Tiongkok telah benar-benar melakukan atau mengambil suatu langkah yang tepat untuk menuju suatu kesejahteraan bagi bangsa dan rakyatnya, meski tidak dipungkiri bahwa pemerataan pendapatan dan taraf hidup yang baik belum semuanya berjalan lancar dan adil, dimana Tiongkok belakangan ini masih terus mengupayakan berbagai macam cara demi menyokong masyarakat yang hidup jauh dari garis kemiskinan. Banyak hal yang dilakukan pemerintah setempat untuk mewujudkan hal tersebut salah satunya ialah, menetapkan peraturan wajib belajar bagi seluruh warga Tiongkok baik yang mampu maupun yang tidak mampu, dalam hal ini pemerintah Tiongkok memberikan subsidi besar-besaran terhadap anggaran pendidikan. Melalui lembaga-lembaga masyarakat baik itu yang dibina oleh pemerintah maupun swasta bersama-sama berusaha memberikan sumbangan untuk meningkatkan kesejahteraan warga-warga yang hidup di desa-desa terpencil yang tidak dapat mengecap pendidikan layak disebabkan keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan. Kiranya salah satu peranan pemerintahan ini yang telah ditumbuh kembangkan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa yang berilmu dan berpendidikan, merupakan sebagai pondasi bagi perkembangan Tiongkok di masa-masa mendatang.