Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-05-19 13:53:23    
Perlindungan yang dilakukan sekolah Tiongkok terhadap orang belum dewasa

cri

Jumlah orang belum dewasa di bawah umur 18 tahun sekarang di Tiongkok kira-kira 367 juta, lebih dari seperempat total penduduk Tiongkok. Sebagian besar di antara mereka adalah siswa yang belajar di sekolah. Untuk menciptakan lingkungan studi dan pertumbuhan yang sehat dan baik, pihak sekolah dan pekerja pendidikan Tiongkok telah mencurahkan upaya positif. Saudara pendengar dalam Ruangan Kehidupan Sosial Tiongkok kali ini akan kami bicarakan keadaan pendidikan dan perlindungan yang dilakukan sekolah Tiongkok terhadap orang belum dewasa.

Di jalan-jalan kota Tiongkok sering kelihatan keadaan serupa ini: murid sekolah dasar yang memakai topi kuning berjalan di trotoar dengan berbaris. Ketika mereka harus menyeberangi jalan, polisi lalu lintas akan memberikan perlindungan, dan kendaraan juga berhenti memberikan jalan untuk mereka. Topi-topi kuning yang mereka pakai adalah seragam sekolah yang memperingatkan umum supaya melindungi keamanan lalu lintas para murid sekolah dasar.

Selain itu, untuk menjamin keamanan murid dan pelajar, sekolah Tiongkok mengambil pula banyak langkah lainnya. Misalnya sekolah dasar Distrik Haidian kota Beijing yang berlokasi di kawasan ramai bagian barat kota mempunyai 3500 orang pelajar. Guru sekolah itu yang bernama Zhao Lumei mengatakan, sekolahnya adalah sebuah sekolah dasar yang berskala relatif besar di kota Beijing. Pihak sekolah itu sangat mementingkan keamanan para murid. Dikatakannya:

( rekaman ke-1 ......)

"Pihak sekolah menetapkan, waktu lepas sekolah, para murid harus berbaris di tempat yang ditetapkan untuk menunggu orang tua mereka menjemput. Selain itu, pihak sekolah pernah beberapa kali mengadakan latihan evakuasi darurat untuk melatih para murid ketika menghadapi keadaan bahaya bisa meninggalkan dari tempat berbahaya dengan teratur di bawah bimbingan guru. Melalui latihan tersebut, anak murid akan bisa tenang ketika menghadapi keadaan darurat."

Guru Zhao itu juga memperkenalkan kegiatan-kegiatan lain yang diadakan sekolahnya, seperti sayembara pengetahuan lalu lintas, berpidato tentang keamanan lalu lintas dan cara-cara lainnya untuk meningkatkan kesadaran para murid terhadap keamanan dan perlindungan diri.

Sementara itu, sekolah dan pekerja pendidikan Tiongkok juga sangat memperhatikan kesehatan psikologi dan fisiologi siswa. Di Tiongkok sekarang ini sebagian besar murid sekolah dasar dan menengah adalah anak tunggal. Mereka sejak kecil mendapat perlindungan terlalu banyak dari keluarga, sehingga sebagian dari mereka dimanjakan_seperti raja kecil dalam keluarga dan bersifat menjauhkan diri. Untuk menghadapi masalah-masalah tersebut, banyak sekolah Tiongkok telah membuka pusat konsultasi psikologis untuk para murid. Li Cuilan Kepala suatu sekolah dasar di provinsi Shandong Tiongkok timur menjelaskan cara penanganan sekolahnya: sekolahnya mengundang dokter yang khusus meneliti psikologi anak-anak sebagai pembimbing di luar sekolah, dengan berkala menyelenggarakan ceramah dan berdialog dengan anak murid secara rahasia, dengan demikian membantu mereka menyelesaikan kerisauan dalam pertumbuhan.

Karena terpengaruh budaya tradisional, pada masa lalu, orang Tiongkok malu-malu membicarakan seks, dan di sekolah Tiongkok juga jarang diselenggarakan mata pelajaran kesehatan fisiologis. Belum lama berselang, sebuah buku yang berjudul "Bunga Mawar Yang Disimpan Dalam Tas Buku" menarik sorotan luas masyarakat Tiongkok. Dalam buku itu, penulis mengadakan analisa mendalam terhadap fenomena seks yang timbul di kampus melalui wawancaranya dengan 13 orang pelajar sekolah menengah yang pernah mengalami hubungan seks. Sun Yunxiao nama penulis buku itu yang bekerja di Pusat Penelitian Pendidikan Pemuda Remaja Tiongkok mengatakan, ia menulis buku itu justru untuk menyerukan sekolah supaya menaruh perhatian pada pendidikan seks pelajar SM. Dikatakannya: " Pertumbuhan fisiologis anak-anak Tiongkok jauh lebih cepat daripada di masa lampau karena meningkatnya makanan bergizi, sementara juga cepat dan luasnya informasi yang diterima mereka melalui media massa. Sedangkan pendidikan seks untuk para pelajar SM sangat terbelakang dan pendidikan seks yang tepat waktu, bakuk dan efektif amat kurang. Masalah tersebut memprihatinkan."

Sekarang lembaga-lembaga pendidikan Tiongkok semakin menyedari keperluan pendidikan fisiologis terhadap pemuda dan remaja, menyusun bahan pelajaran tentang pendidikan masa remaja dan pendidikan seks juga dicantumkan ke dalam mata pelajaran sekolah dasar dan sekolah menengah.

Selama tahun-tahun belakangan ini, suatu reformasi yang menitik beratkan pendidikan kemampuan mulai digalakkan di sekolah dasar dan menengah Tiongkok dan budi pekerti sehat, kemampuan mengurus diri sendiri dan daya antisipasi terhadap masyarakat sudah menjadi standar pendidikan sekolah.

Untuk meningkatkan kemampuan murid, pihak sekolah mengorganisasi para murid mengikuti kegiatan praktek sosial. Gao Fang adalah anak perempuan kelas 5 sekolah dasar di Kota Jijihar Tiongkok timur laut. Belum lama berselang ia dan teman-teman sekolahnya datang di Beijing. Dikatakannya:" Kali ini kami keluar dari sekolah untuk menggembleng diri dan meningkatkan kemampuan mengurus diri sendiri. Di Beijing kami telah mengunjungi oseanarium, museum Iptek, museum militer, kebun botani, tembok besar dan museum istana kuno, banyak pengetahuan yang kami peroleh."

Selain kegiatan praktek sosial di luar sekolah, sekarang di Tiongkok banyak sekolah mementingkan pembinaan kebiasaan baik sejak masa kanak-kanak, misalnya "apa yang diucapkan selamanya akan ditepati", " dengan sabar mendengar perkataan orang lain", "hemat uang", "terima kasih kepada bantuan orang lain tepat pada waktunya" dan sebagainya. Kebiasaan seperti itu tampaknya hal kecil, tetapi akan menghasilkan pengaruh penting bagi pertumbuhan sehat orang belum dewasa.