Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-05-20 19:59:38    
Gua Mogao Dunhuang

cri

Gua Mogao Dunhuang di Tiongkok sebagai gua khasanah kesenian dunia setiap tahun menarik kedatangan ratusan ribu wisatawan manca negara. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke gua ini tahun lalu tercatat 250 ribu orang. Dengan semakin banyaknya wisatawan yang datang, maka pekerjaan perlindungan peninggalan sejarah itu menjadi semakin penting pula. Direktur Institut Dunhuang, Fan Jingshi dalam wawancaranya dengan wartawan CRI mengatakan, bahwa kemajuan substansial telah dicapai Tiongkok dalam perlindungan patilasan sejarah Gua Mogao.

Gua Mogao Dunhuang sudah bersejarah 1600 tahun lebih sejak mulai digali untuk pembuatannya pada tahun 366 Masehi. Gua ini terletak di bawah Gunung Mingsha, 25 kilometer sebelah tenggara Kota Dunhuang, Provinsi Ganshu, Tiongkok barat. 750 gua peninggalan abad ke-4 sampai abad ke-14 yang masih ada sekarang ini terletak di tebing curam sepanjang 1.700 meter arah selatan-utara. Di dalam gua-gua itu terdapat gambar dinding 45 ribu meter persegi dan lebih 3.000 patung berwarna.

Institut Dunhuang didirikan pada tahun 1944 dan Fan Jingshi adalah direktur yang ketiga. Menurut keterangan Fan Jingshi, perlindungan Gua Mogao Dunhuang dimulai sejak tahun 1940-an. Ketika itu, Gua Mogao sudah berada dalam kondisi mengenaskan, sebagian besar gua yang rendah letaknya sudah terbenam dalam pasir berhubung terpaan angin dan hujan serta perampokan dan perusakan manusia selama seribu tahun lebih. Dan perlindungan yang dilakukan pada waktu itu tidak lebih dari mengadakan inventarisasi, membersihkan timbunan pasir, menyalin gambar dinding dan memperkokoh gua. Baru sampai tahun 1980-an, perlindungan yang menyeluruh dan ilmiah dimulai secara resmi.

Fan Jingshi mengatakan, gua ini terbuat dari batu kerikil dan pasir. Maka begitu kena air, langsung hancur. Perlindungan yang dilakukan pada waktu itu dengan memperkokoh strukturnya dan memperbaiki gambar-gambar yang rusak adalah efektif. Namun terbatas oleh kondisi pada waktu itu, perlindungan yang dilakukan tidaklah maksimal. Perlindungan yang total, terpadu dan ilmiah baru dilakukan setelah tahun 1980-an.

Fan Jingshi mengatakan, Gua Mogao ibaratnya seperti seorang yang sudah lanjut usia. Proses penuaannya mempunyai banyak faktor yang rumit, antara lain faktor-faktor geologi, lingkungan, cuaca dan sebagainya dapat menyebabkan terjadinya retakan pada tubuh tebing serta jamuran dan lepasnya gambar dinding, tumbangnya patung dan lapuknya kerangka patung. Proyek pengukuhan pasir dengan cara biologis yang dilakukan oleh Institut Dunhuang dan para pakar Amerika sejak tahun 1988 telah dengan efektif mencegah memburuknya kondisi.

Berhubung Gua Mogao terletak di daerah pedalaman Tiongkok yang kencang anginnya, banyak pasirnya, dan kering cuacanya, maka kelestarian gua tersebut selalu terancam oleh erosi dan timbunan pasir. Dengan melakukan penyelidikan dan penelitian yang saksama, para pakar Tiongkok dan Amerika menggunakan teknologi pengairan tetes yang maju di dunia dewasa ini untuk menanam jenis pohon yang tahan kering di kaki gunung Mingsha, membentuk dua jalur hutan pelindung untuk menahan angin dan mencegah bergeraknya pasir. Dengan demikian telah menciptakan lingkungan pelestarian yang baik untuk melindungi gambar dinding, patung berwarna dan bangunan kuno di Gua Dunhuang.

Selain itu, jumlah wisatawan juga dibatasi untuk melindungi gua tersebut.

Untuk memperagakan keindahan seni Dunhuang, kini mereka sedang merencanakan untuk menggunakan teknologi canggih guna menayangkan "gua maya" dalam tiga dimensi. Dalam mana akan diperlihatkan wajah sebenarnya gua-gua yang representatif, agar para pengunjung dalam waktu yang relatif singkat mempunyai gambaran yang menyeluruh tentang kesenian gua tersebut, disamping mencapai tujuan melindungi khasanah kesenian tersebut.