Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International Monday    Apr 21th   2025   
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-06-28 20:02:56    
Tentara Koalisi Serahkan Kekuasaan Kepada Irak

cri

Tentara koalisi di Irak hari ini menyerahkan kekuasaan kepada Pemerintah Sementara Irak di muka waktu yang direncanakan. Ini adalah langkah penting menuju pemulihan kedaulatan pasca perang Irak dan upaya untuk mengakhiri selekasnya pendudukan asing. Berikut keterangan dan analisa wartawan kami di kawasan Teluk, Timur Tengah dan Amerika Utara.

Upacara serah terima kekuasaan dilakukan di kawasan hijau kota Bagdad hari ini. Begitu rendah nada upacara penyerahan kekuasaan dan begitu cepat berlangsungnya upacara itu sungguh di luar dugaan semua orang. Wartawan kami untuk kawasan Teluk, Wu Huixuan mengatakan, upacara serah terima kekuasaan yang direncanakan akan berlangsung hari Rabo mendatang dipercepat pelaksanaannya pagi tadi waktu setempat di Bagdad. Pada upacara itu, administrator tertinggi Amerika untuk pembangunan kembali Irak pasca perang, Paul Bremer menyerahkan dokumen resmi kepada Perdana Menteri Pemerintah Sementara Irak, Iyad Allawi. Berdasarkan ketentuan dokumen itu, tentara koalisi menyerahkan kedaultan kepada Pemerintah Sementara Irak. Seoang tokoh Amerika menyatakan, pihak penguasa tentara koalisi di Irak mempercepat penyerahan kekuasaan kepada Pemerintah Sementara Irak untuk meningkatkan kemampuan pemerintah tersebut dalam menghadapi peristiwa kekerasan yang semakin bertambah.

Menurut siaran televisi Al Jazeera, menurut rencana Pemerintah Sementara Irak melangsungkan upacara serah terima kekuasaan hari ini. Juru bicara tentara koalisi untuk Irak, Mark Kimmit mengatakan usai upacara serah terima kekuasaan tersebut bahwa mantan Presiden Irak Saddam Hussein telah diserahkan keapda sebuah pengadilan khusus Kementerian Kehakiman Irak dan akan diadili dalam waktu satu pekan mendatang.

Setelah Pemerintah Sementara Irak mengambil alih kekuasaan administratif dari tangan pihak pendudukan Amerika dan Inggris, tanggung jawab pengelolaan negara secara historis akan jatuh kepundaknya. Pemerintah Sementara Irak yang lahir dalam situasi di mana pihak pendudukan menempati posisi dominan akan menghadapi tantangan berat karena kekuasaan yang diambil alih dalam situasi sangat goncang itu adalah pemerintahan yang compang camping. Sehubungan dengan itu, wartawan kami di Mesir, Liu Guangju mengatakan, tantangan pertama yang dihadapi Pemerintah Sementara Irak adalah situasi keamanan. Tantangan kedua adalah bagaimana menangani hubungan dengan Amerika Serikat dan PBB. Ketiga, bagaimana mengadili mantan Presiden Saddam Hussein secara adil dan terbuka dalam arti kata sesungguhnya. Keempat, bagaimana menjaga persatuan intern Pemerintah Sementara Irak dan menjamin pembagian kekuasaan Irak di masa depan secara adil dan seimbang, dan kelima, apakah pembangunan kembali ekonomi Irak dapat mencapai hasil, dan apakah kebutuhan pokok masyarakat dapat terjamin.

Saudara pendengar, pemulihan kedaulatan Irak mempunyai arti sangat penting, dan akan memberikan pengaruh yang sangat menjangkau jauh kepada situasi regional. Wartawan kami di Mesir, Tu Longde mengatakan, pertama, Irak yang lahir kembali akan mengubah peta politik Timur Tengah dan dunia Arab. Kedua, perubahan situasi di Irak erat kaitannya dengan situasi kawasan di sekitarnya. Penyelesaian masalah Irak akan menguntungkan keamanan dan kestabilan kawasan sekitar. Ketiga, kestabilan Irak menguntungkan penyelesaian persengketaan Arab-Israel, khususnya masalah Palestina. Keempat, membaiknya situasi di Irak menguntungkan masyarakat internasional, khususnya mendalamnya perjuangan antiterorisme di Timur Tengah akan mengorbitkan kembali perjuangan antiterorisme internasional ke jalur yang tepat.

Menjelang serah terima kekuasaan di Irak, administrator tertinggi Amerika untuk Irak Paul Bremer yang segera akan meninggalkan posnya kemarin telah menandatangani sejumlah besar peraturan dengan mengangkat lebih 20 orang Irak untuk duduk dalam pemerintahan. Tindakan itu membuat orang curiga apakah Amerika dapat benar-benar menyerahkan semua kedaulatan kepada Irak. Dan apakah tujuan Amerika berbuat demikian? Wartawan kami di Amerika Utara, Zhang Ling mengatakan, Amerika terus memberikan pengaruh di Irak bertolak dari kepentingan strategisnya. Amerika tidak mungkin membiarkan jatuhnya korban berat di pihaknya dalam perang Irak menjadi sia-sia, dan tidak ingin mengalami kecaman karena kurang alasan untuk melancarkan perang terhadap Irak. Irak yang terletak di bagian lambung kawasan Timur Tengah memiliki sumber minyak yang sangat kaya. Amerika tidak mungkin melepaskan begitu saja "daging gemuk" itu, apalagi Amerika ingin menjadikan Irak "teladan demokrasi"nya di kawasan Timur Tengah. Dengan berbagai dalih dan bentuk, Amerika akan mempertahankan sebagian kekuasaan di tangannya.

© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040