Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-07-08 14:34:54    
Dinasti Zhou Barat Dan Zaman Negara-negara Berperang Dan Zaman Chunqiu

cri

Dinasti Zhou adalah dinasti ke-3 menyusul Dinasti Xia dan Dinasti Shang. Dinasti Zhou kira-kira didirikan pada tahun 1027 sebelum Masehi, dan  masa kekuasaannya selama 770 tahun berakhir pada tahun 256 sebelum Masehi setelah dicaplok oleh Dinasti Qin. Dinasti Zhou dibagi menjadi Dinasti Zhou Barat dan Dinasti Zhou Timur. Dinasti Zhou Barat adalah masa kekuasaan Dinasti Zhou sebelum memindahkan ibukotanya. Sedangkan Dinasti Zhou Timur adalah masa kekuasaan sesudah pemindahan ibukotanya. Dinasti Zhou Timur juga terbagi menjadi dua tahap, yaitu Zaman Chun Qiu dan Zaman Negara-negara Berperang.

Dinasti Zhou Barat dimulai dari tahun 1027 sebelum Masehi dan berakhir pada tahun 771 sebelum Masehi setelah berkuasa selama 257 tahun. Setelah Raja Zhou Wuwang, yaitu raja pertama Dinasti Zhou memindahkan ibukota ke Gao (sebelah barat laut Chang'an Provinsi Shaanxi), ia memimpin pasukan koalisi menyerbu secara besar-besaran Negara Shang dan mendirikan Dinasti Zhou. Setelah Raja Zhou Chengwang naik takhta, kekuasaan Dinasti Zhou dikuasai oleh pamannya bernama Zhou Gong karena Raja Zhou Chengwang masih seorang anak. Setelah berhasil menstabilkan kedudukannya dalam pemerintahan, Zhou Gong memimpin pasukan menyerbu ke timur dan berhasil memadamkan pemberontakan. Dengan dipimpin oleh Zhou Gong, Dinasti Zhou mengambil serentetan langkah penting untuk memperkokoh hasil-hasil yang dicapainya. Masa berkuasanya Raja Zhou Chengwang dan Raja Zhou Kangwang pada masa kemudian disebut oleh sejarawan sebagai "Zaman Cheng Kang Yang Ulung".

Sistem hukum yang diberlakukan di Dinasti Zhou beraneka ragam, antara lain, Hukum Pertanahan, Hukum Agama, Hukum Protokol dan sebagainya.

Masa antara tahun 770 sebelum Masehi dan tahun 476 sebelum Masehi adalah Zaman Chunqiu. Seiring dengan berkembangnya ekonomi dan bertambahnya terus jumlah penduduk, pertarungan sengit untuk memperebutkan hegemoni pun terjadi antar negara-negara besar waktu itu. Keadaan sosial pada masa itu juga mengalami perubahan besar. Di bidang pertanian, alat pertanian terbuat dari besi sudah muncul. Penggarapan dengan kerbau dan sapi juga mulai dipopulerkan. Usaha irigasi berkembang dan produksi padi-padian tumbuh. Zaman Chun Qiu adalah suatu masa peralihan di mana tata tertib politik dan sosial tradisional Dinasti Zhou Barat berangsur-angsur tercerai-berai.

Konghucu, pemikir dan ahli pendidikan pertama dalam sejarah Tiongkok justru dilahirkan pada masa akhir Zaman Chun Qiu. Dengan menyimpulkan hasil kebudayaan dan pikiran yang lalu serta memadukan situasi sosial yang goncang pada akhir Zaman Chunqiu, Konghucu mengajukan seperangkat pandangan teoretisnya sendiri mengenai masalah-masalah moral, politik dan sosial. Hasil pikirannya adalah Konghucuisme yang merupakan dasar aliran Ru zaman kuno yang berpengaruh sampai sekarang.

Zaman Negara-negara Berperang antara tahun 403 dan tahun 221 sebelum Masehi adalah zaman peperangan antar negara kepangeranan. Zaman Negara-negara Berperang dan Zaman Chunqiu tidak mempunyai perbatasan waktu yang jelas dalam sejarah. Namun menurut kebiasaan sekarang, berdirinya Negara Zhao, Negara Han dan Negara Wei pada tahun 403 sebelum Masehi dianggap sebagai awal Zaman Negara-negara Berperang dan masa berakhirnya jatuh pada tahun 221 sebelum Masehi di mana Dinasti Qin menyatukan enam negara berperang.

Sampai pada Zaman Negara-negara Berperang, situasi di Tiongkok sudah mengalami perubahan sangat besar, antara lain, banyak negara kepangeranan kecil sudah dicaplok dan hanya tertinggal 7 negara besar, yaitu Qin, Chu, Yan, Han, Zhao, Wei dan Qi, yang merupakan negara-negara utama pada Zaman Negara-negara Berperang. Pada zaman itu, negara-negara itu berturut-turut mengadakan reformasi, tapi reformasi yang diadakan di Negara Qin paling berhasil dan berpengaruh paling besar.

Walaupun perang terjadi dari tahun ke tahun pada Zaman Negara-negara Berperang, namun hal ini sama sekali tidak mempengaruhi perkembangan kebudayaan zaman kuno Tiongkok. Pada masa itu di masyarakat Tiongkok muncul kalangan tokoh yang baru, yaitu kalangan intelektual. Mereka semuanya memahir ilmu pengetahuan atau kebudayaan dan berperan besar dalam mendorong kemakmuran kegiatan ilmu pengetahuan dan kebudayaan waktu itu sehingga pikiran dan kebudayaan zaman kuno pada masa itu mencapai suatu puncak yang tiada taranya dalam sejarah. Pada zaman itu di Tiongkok muncul banyak aliran ilmu, antara lain, Aliran Ru dengan Konghucu dan Mengzi sebagai wakilnya; Aliran Dao dengan Laozi, Zhuangzi dan Liezi sebagai wakilnya; Aliran Fa dengan Han Fei sebagai wakilnya dan Aliran Mo dengan Mozi sebagai wakilnya. Aliran-aliran itu sangat dihormati oleh orang Tionghoa pada masa kemudian. Munculnya aliran-aliran pikiran dan ilmu itu di Tiongkok merupakan tanda kemakmuran bidang pikiran Zaman Negara-negara Berperang. Teori-teori itu tidak hanya berperan pendorong terhadap politik dan ekonomi waktu itu, tapi juga berpengaruh yang menjangkau jauh sampai zaman sekarang sehingga zaman itu tercatat dalam kitab sejarah pikiran Tiongkok sebagai satu lembaran yang sangat mengagumkan.

Tahun 230 sebelum Masehi, Raja Yingzheng Negara Qin memulai kampanye menyatukan Tiongkok. Dalam waktu 9 tahun setelah itu, Negara Qin berturut-turut membasmi 6 negara yang lain dan menyatukan Tiongkok pada tahun 221 sebelum Masehi. Dengan demikian, berakhirlah situasi terpecah-belah Tiongkok yang sudah berlarlut selama 600 tahun.