Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-07-19 17:11:56    
Kabupaten Otonom Etnis Yi Yangbi Yang Terkenal Dengan Walnutnya

cri

Di bagian barat Keresidenan Otonom Etnis Bai Dali Propinsi Yunnan Tiongkok barat daya terdapat sebuah tempat yang mempunyai sejarah lama, kebudayaan cemerlang, penduduk yang polos, pemandangan yang indah, hasil bumi yang melimpah dan bukit-bukit yang hijau, itulah Kabupaten Otonom Etnis Yi Yangbi yang terkenal dengan walnutnya. Saudara pendengar, dalam acara tetap Ruangan Fokus Ekonomi edisi ini akan kami perkenalkan kampung walnut Tiongkok tersebut.

Penanaman walnut di Yangbi sudah bersejarah lama. Pohon walnut sudah ditanam jauh 3.500 tahun yang silam. Walnut yang dihasilkan Yangbi, buahnya besar, kulitnya tipis, dagingnya putih dan banyak, rasanya sedap. Walnut Yangbi pernah mendapat hadiah Mutu Terbaik Nasional dalam Konferensi Nasional Kerjasama Teknologi Walnut tahun 1979, sedangkan Kabupaten Yangbi diberi nama Kampung Walnut Tiongkok oleh Dewan Negara pada tahun 1995.

Di dalam wilayah Kabupaten Yangbi tampak pohon-pohon walnut ditanam di mana-mana, sebagian pohon walnut yang berusia ratusan tahun sampai sekarang masih tumbuh subur dan banyak buahnya. Sekretaris Partai Komite Kabupaten Yangbi, Cha Zhongwang mengatakan kepada wartawan: "Selama beberapa tahun ini, kami menjadikan penanaman walnut sebagai industri sokoguru dan dikembangkan secara besar-besaran. Sekarang luas kebun walnut di Kabupaten Yangbi tercatat 21.000 hektar lebih, produksi walnut pada tahun 2003 mencapai 6.900 ton lebih, dan jumlah penjualannya merupakan 10 persen jumlah penjualan seluruh negeri."

Wartawan sempat mengunjungi kebun ekologi walnut di desa Mingguang, kota Hexi di bawah Kabupaten Yangbi. Kebunnya terletak di bagian tengah Gunung Cangshan di Dali, pada ketinggian kira-kira 2.200 meter lebih dari permukaan laut. Di hutan pohon walnut itu terdapat ratusan keluarga Etnis Yi. Mereka hidup turun-temurun dengan menanam walnut, sehingga terbentuk budaya walnut yang berciri khas setempat. Menurut perkenalan, kebun walnut itu luasnya 600 hektar lebih, produksinya setiap tahun mencapai 250.000 kilogram.

Kami bertemu dengan seorang petani yang bernama Cha Hongxiang. Keluarga Cha Hongxiang menanam walnut dari generasi ke generasi, kini keluarga mereka beranggotakan 4 orang. Mereka tinggal bersama seorang ayah yang berumur 80 tahun lebih di sebuah rumah kayu bertingkat dua yang luasnya kira-kira 160 meter persegi .

Cha Hongxiang mengatakan kepada wartawan, rumahnya dibangun 5 tahun yang lalu dengan hasil penjualan walnut. Keluarga Cha Hongxiang menanam 450 batang pohon walnut, hasilnya dijual tidak saja ke Provinsi Hunan dan kota Shanghai, tetapi juga ke pasar luar negeri seperti AS, Jepang, Italia dan Singapura. Cha Hongxiang mengatakan, selama beberapa tahun ini, ia belajar teknik penanaman ilmiah dengan bantuan teknisi dari kabupaten, sehingga pendapatannya setiap tahun mencapai 20 ribu yuan RMB mata uang Tiongkok atau kira-kira 2.400 dolar Amerika. Dan itupun hanya tergolong pendapatan tingkat menengah di desanya.

Sekretaris Komite Partai Kota Hexi Kabupaten Yangbi Li Shuyin mengatakan kepada wartawan: "Sejak diterapkannya kebijakan reformasi dan keterbukaan terhadap dunia luar, walnut adalah satu-satunya produk usaha sambilan yang harganya terus naik. Kini, pendapatan setiap petani walnut mencapai 1.016 yuan RMB atau kira-kira 120 dolar Amerika, menempati 65% lebih pendapatan bersih perkapita petani. Kini, mereka berupaya mengembangkan produksi walnut untuk membawa petani menuju jalan kemakmuran."

Pada tahun 2002, petani Cha Hongxiang yang kami sebut tadi telah membangun kebun ekologi walnut di pekarangan rumahnya. Tahun lalu, kebunnya dikunjungi 1.000 orang lebih wisatawan. Di sini, para wisatawan tidak saja dapat menikmati hidangan keluarga tani dan merasakan penghidupan mereka, yang lebih penting bisa makan walnut yang bebas dari segala polusi.

Berbicara mengenai rencananya di masa datang, Cha Hongxiang mengatakan: "Saya perlu mempublikasikan diri agar perkebukan ekologi saya diketahui dan dikunjungi oleh lebih banyak orang. Hanya dengan mengembangkan bisnis perkebukan yang saya lakukan, kami baru bisa mencapai kemakmuran. Begitu pula para petani di desa kami."

Industri walnut di Kabupaten Yangbi sudah cukup berkembang menjadi industri sokoguru. Perkembangan produksi walnut telah mendorong industri pengolahan sehingga terbentuk struktur perkembangan terpadu dari produksi , pengolahan sampai pemasaran. Kini di Kabupaten Yangbi terdapat 45 perusahaan produksi walnut dengan mengutamakan pengolahan dan penjualan biji walnut sebagai produk primer dengan kapasitas pengolahan walnut 7.000 ton pertahun. Perusahaan-perusahaan itu menghasilkan pula minuman sari walnut dalam berbagai jenis dengan memperoleh medali emas dan perak tingkat nasional.

Para wisatawan sangat memuji cita rasa walnut yang dihasilkan Kabupaten Yangbi. Seorang wisatawan dari Propinsi Guizhou yang bernama Wang mengatakan: "Walnut hasil tempat ini berbeda dengan walnut tempat lainnya, kulitnya tipis, isinya tebal dan rasanya gurih."