|
Seorang pejabat Panitia Persiapan Konperensi Nasional Irak kemarin mengungkapkan, penyelenggaraan Konperensi Nasional yang dijadwalkan tanggal 31 mendatang akan ditunda sampai tanggal 15 Agustus. Walaupun pejabat itu tidak menjelaskan sebab konkretnya, namun analis berpendapat, waktu persiapan konperensi itu masih kurang, berbagai golongan politik Irak tetap berseberang pendapat dalam sejumlah masalah serta terus memburuknya situasi keamanan di Irak, semuanya itu merupakan sebab utama ditundanya penyelenggaraan Konperensi Nasional.
Pertama, baru satu bulan saja Pemerintah Sementara Irak mengambil alih kedaulatan dari tangan tentara koalisi, dan adalah tugas berat dalam waktu singkat mengorganisasi Konperensi Nasional yang terdiri dari 1.000 orang. Berdasarkan resolusi terkait, berbagai golongan politik, suku, marga dan daerah Irak menominasi 1.000 wakil ke Konperensi Nasional, selanjutnya konperensi akan memilih 100 orang dari 1.000 wakil untuk membentuk Dewan Nasional sementara, dan bertanggung jawab mengawasi pekerjaan pemerintah sementara sebelum pemilu bulan Januari tahun depan. Akan tetapi, bagi pemerintah sementara yang baru mengambil alih kedaulatan negara, adalah sangat sulit untuk mengorganisasi pertemuan yang begitu penting dalam satu bulan. Pihak terkait Perserikatan Bangsa Bangsa berkali-kali mengusulkan menunda penyelenggaraan Konperensi Nasional.
Kedua, banyaknya suku marga, etnis, golongan politik di dalam negeri Irak, sehingga juga terdapat tidak sedikit perselisihan pendapat dalam masalah pencalonan wakil ke Konperensi, telah mempengaruhi pekerjaan persiapan dan pengorganisasian Konperensi. Umum mengetahui, di Irak tidak hanya terdapat orang Arab, tapi juga ada orang Kurdi dan suku lainnya. Ditambah lagi umat Muslim yang merupakan mayoritas mutlak populasi Irak juga terbagi menjadi golongan Syiah dan golongan Suni. Golongan-golongan partai, ada yang telah terbentuk pada zaman Saddam berkuasa, ada yang kembali ke Irak setelah mengadakan kegiatan di luar negeri dan setelah digulingkannya rezim Saddam. Hubungan antara suku, marga, etnis dan golongan politik yang berbeda adalah sangat rumit, dan juga sulit untuk menominasi siapa yang mewakili golongannya ke Konperensi.
Ketiga, peristiwa penculikan sandera, peledakan teror yang semakin hebat di wilayah Irak telah membuat penjagaan keamanan Konperensi Nasional menghadapi kesulitan sangat besar. Selama satu pekan yang lalu, tercatat 22 warga asing di Irak diculik, sebagian telah dibebaskan dan ada juga yang dibunuh. Peristiwa penyanderaan mempergawat situasi Irak, dan juga membuat pemerintah sementara Irak dan tentara koalisi repot menghadapinya.
Pejabat Panitia Persiapan Konperensi Nasional juga mengakui, Konperensi kali ini juga menjadi sasaran serangan teroris. Menghadapi terus memburuknya situasi keamanan dalam negeri, Perdana Menteri pemerintah sementara Irak Iyad Allawi yang sedang berkunjung di Arab Saudi kemarin menekankan, Irak mendukung usul Arab Saudi, menyambut negara Arab dan muslim yang tidak bertetangga dengan Irak mengirim tentaranya ke Irak, membantu memelihara keamanan Irak. Allawi juga menyerukan negara-negara Arab dan muslim bersatu padu, bersama memukul terorisme dan organisasi kriminal. Pejabat Irak itu juga mengungkapkan, Allawi telah mengirim surat kepada negara-negara terkait, untuk membahas hal-hal terkait. Dikabarkan, Malaysia, Aljazair, Bangladesh, Indonesia, Maroko dan lainnya mungkin akan mengirim tentaranya ke Irak, membentuk satu pasukan muslim untuk membantu Irak memelihara keamanan.
|