Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-08-05 13:01:44    
Kontingen Tiongkok Upayakan Terobosan Menyeluruh Dalam Olimpiade Athena

cri

Pembukaan Olimpiade Musim Panas Ke-28 sudah semakin dekat. Olimpiade kali ini mempunyai arti istimewa bagi dunia olahraga Tiongkok. Pertama, kontingen Tiongkok dalam Olimpiade Sidney tahun 2000 telah meraih 28 medali emas dan menempati urutan ke-3 perolehan medali emas, hanya di bawah AS dan Rusia, negara-negara kuat olahraga tradisional. Umum ingin tahu apakah kontingen Tiongkok akan dapat sekali lagi mencetak prestasi unggul seperti itu; Selain itu, Olimpiade Musim Panas ke-29 akan diselenggarakan di Beijing4 tahun lagi, atlet-atlet Tiongkok sebagai tuan rumah sudah seharusnya mencapai prestasi unggul, sedangkan Olimpiade tahun 2004 telah menjadi ajang latihan paling penting bagi para atlet Tiongkok. Berbagai tim Tiongkok kini sedang dengan sekuat tenaga mempersiapkan diri dan berupaya menunjukkan penampilan menonjol dalam Olimpiade Athena. Dalam acara tetap Ruangan Olahraga edisi ini, akan kami sampaikan laporan wartawan kami.

Dalam Olimpiade Athena, kontingen Tiongkok akan terus mempertahankan keunggulan tradisionalnya di cabang-cabang tenis meja, bulutangkis, angkat besi, menembak, senam dan loncat indah. Dalam cabang-cabang itu, tenis meja dan bulutangkis paling digemari masyarakat luas di Tiongkok. Para pemain Tiongkok dalam Olimpiade tahun 2000 berhasil meraih 8 dari seluruhnya 9 medali emas cabang tenis meja dan bulutangkis. Akan tetapi, tim tenis meja dan tim bulutangkis Tiongkok bukannya tidak akan menghadapi tantangan dalam Olimpiade Athena. Nomor-nomor puteri yang selalu menjadi keunggulan besar Tiongkok kini menghadapi tantangan dari Korea Selatan; sedangkan nomor tunggal putera yang paling berbobot selalu menjadi persaingan sengit pemain-pemain unggul Asia dan Eropa dan amat sulit untuk meraih medali emas. Menghadapi situasi tersebut, tim Tiongkok telah melakukan persiapan di berbagai bidang. Direktur Pusat Tenis Meja dan Bulutangkis Jawatan Umum Olahraga Nasional Tiongkok, Liu Fengyan mengatakan,

"Melalui pertandingan besar dan pertandingan pengumpulan angka Olimpiade akhir-akhir ini, tim Tiongkok telah bertanding dengan lawan-lawan utamanya sehingga telah mengetahui kekuatan, taktik dan tehnik permainan serta kelemahan mereka, dengan demikian telah memberikan masukan bagi persiapan untuk pelatihan pada tahap selanjutnya. Kami juga telah menemukan masalah-masalah yang ada pada tim kami. Walaupun kami telah mencapai banyak kemenangan, tapi kalau ditinjau kembali, prosesnya tetap sangat menegangkan. Misalnya, dalam pertandingan final Piala Thomas, kalau Bao Chunlai gagal dalam pertandingan ke-3, kami akan sulit meraih gelar juara dalam keadaan tertinggal 1:2. Dalam Kejuaraan Dunia Tenis Meja di Doha, pemain andalan Tiongkok juga mengalami kekalahan. Lain dengan pertandingan beregu, pertandingan di Olimpiade adalah pertandingan penyishan, kalah satu kali berarti gugur."

Liu Feng Yan mengatakan, walaupun kesulitan yang dihadapi dalam Olimpiade akan sangat banyak, tapi tim Tiongkok akan berupaya meraih seluruhnya 4 medali emas untuk nomor puteri tenis meja dan bulutangkis dan berjuang untuk merebut medali emas sebanyak mungkin di nomor putera dan ganda campuran.

Medali emas untuk nomor kolektif dalam Olimpiade adalah sangat berbobot. Kontingen Tiongkok juga ingin mencapai prestasi unggul di bidang tersebut. Tim bola voli putri Tiongkok paling berpengharapan meraih medali emas. Tim yang pernah meraih medali emas dalam Olimpiade Los Angeles tahun 1984 itu sekali lagi tampil sebagai juara dunia tahun 2003 dan menjadi pesaing medali emas paling kuat dalam Olimpiade.

Tim bola voli puteri Tiongkok dalam Olimpiade kali ini berada dalam satu grup dengan tim-tim kuat favorit juara seperti AS, Kuba dan Rusia. Pemain inti tim Tiongkok, spiker Zhao Ruirui belum lama berselang cedera berat dan masih tanda tanya apakah ia dapat tampil dalam Olimpiade. Ketika diwawancarai wartawan, Wakil Ketua Pusat Olahraga Bola Voli Jawatan Olahraga Nasional Tiongkok, Gao Shenyang telah menganalisa situasi yang dihadapi tim bola voli puteri Tiongkok. Ia mengatakan,

"Ditinjau dari konfigurasi dunia sekarang ini, tim-tim yang berada di kelompok pertama bertambah banyak, ada 6 tim mampu meraih medali emas. Walaupun tim Tiongkok dianggap sebagai tim favorit, tapi perlu dipertimbangkan bahwa pemain andalalan nomor satu Zhao Ruirui setelah cedera tanggal 26 bulan Maret lalu sampai sekarang masih belum pulih sampai kondisi yang prima. Ini sangat mempengaruhi kekuatan tim Tiongkok di atas net. Penyerang utama Yang Hao juga cedera pinggangnya dan kondisinya juga kurang baik. Keadaan seperti ini pasti akan mempengaruhi penampilan seluruh tim baik kekuatan maupun psikologis."

Gao Shenyang menyatakan, target tim bola voli puteri Tiongkok dalam Olimpiade kali ini yalah menjamin untuk memperoleh medali dan berjuang untuk merebut medali emas. Tim Tiongkok perlu dengan sungguh-sungguh menghadapi kesulitan dan harus mepunyai persiaapan psikologis ketika menghadapi kesulitan dan harus mempunyai keberanian untuk melancarkan serangan balas dalam situasi terpojok.

Justru karena Tiongkok memiliki keunggulan di cabang tenis meja, bulutangkis dan loncat indah, maka Tiongkok dapat meraih cukup banyak medali emas dalam Olimpiade. Akan tetapi, untuk menjadi negara kuat olahraga, Tiongkok masih perlu menunjukkan kemampuannya di cabang olahraga dasar seperti atletik dan renang. Melalui upaya bertahun-tahun, Tiongkok selalu dapat membuat kejutan dalam setiap kali pertandingan atletik Olimpiade. Dalam Olimpiade kali ini, tim atletik Tiongkok mempunyai kekuatan untuk meraih medali di 6 nomor antara lain lomba jalan 50 kilometer putra, lomba jalan 20 kilometer putri, lari 5.000 meter dan 10.000 meter putri, martil putri dan lari gawang 110 meter putra. Di antaranya, Liu Xiang, atlet lari gawang 110 meter putra paling besar harapan untuk menyumbang medali emas. Ia tahun ini pernah mengalahkan juara dunia, atlet terkenal AS, Alan Johnson. Sedangkan atlet lari jauh putri Tiongkok Sun Yingjie juga sangat berpengharapan untuk meraih medali emas di nomor lari 5 ribu dan 10 ribu meter putri. Akan tetapi, Pelatih Kepala Tim Atletik Tiongkok Feng Shurong menunjukkan, bahwa dalam Olimpiade kali ini, tujuan utama tim Tiongkok yalah mengadakan persiapan bagi Olimpiade Beijing Tahun 2008. Ia mengatakan,

"Taraf atletik Tiongkok masih relatif rendah dibanding negara-negara lain. Oleh karena itu, berdasarkan keadaan yang nyata, tugas kali yalah meraih dua medali dan berjuang untuk masuk 8 besar di 5 sampai 7 nomor. Kami akan menurunkan lebih banyak atlet muda agar mereka tergembleng dan lebih siap menghadapi Olimpiade tahun 2008 dengan memanfaatkan peluang Olimpiade Athena kali ini. Maka apakah dapat sepenuhnya menunjukkan tarafnya sendiri baru merupakan indeks paling penting untuk menilai prestasi kontingen Tiongkok dalam Olimpiade."

Dalam Olimpiade Athena tahun 2004, Kontingen Tiongkok berharap mencapai terobosan menyeluruh di cabang olahraga yang lemah , misalnya cabang olahraga di atas air. Cabang olahraga di atas air seluruhnya memiliki 41 nomor yang akan menghasilkan 41 medali emas. Tim Tiongkok seluruhnya memperoleh 21 tiket untuk cabang olahraga itu. Di antaranya, di nomor dayung dua orang putera 1.000 meter dan dayung 4 orang putri 500 meter, Tiongkok mempunyai kekuatan meraih medali bahkan medali emas. Wakil Ketua Pusat Olahraga Di Atas Air Jawatan Olahraga Nasional Tiongkok Xin Qunying mengatakan,

"Dari tahun 2003 sampai 2004, kami telah mengemukakan fikiran pembimbing untuk menerobos cara latihan tradisional dan ternyata mencapai hasil. Dalam Kejuaraan Dunia tahun ini untuk pertama kali Tiongkok meraih medali emas. Akan tetapi, di dunia masih ada banyak tim kuat, maka target kami yalah meraih dua medali dalam Olimpiade dan berjuang untuk mencapai prestasi lebih unggul ."

Tiongkok tidak menjadikan medali emas cabang olahraga di atas air sebagai target dalam Olimpiade Athena, melainkan melepaskan pandangan lebih juah kepada 4 tahun kemudian. Ini sesuai dengan target Kontingen Tiongkok dalam Olimpiade kali ini, yaitu aktif mengadakan latihan, meningkatkan taraf cabang olahraga yang lemah untuk tampil di depan dunia dengan wajah baru pada tahun 2008.

(Wuping)