Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-08-14 17:41:01    
kampung halaman etnis Dong

cri

Di sebuah daerah pegunungan di bagian tengah selatan Tiongkok bermukim etnis Dong, suatu etnis minoritas yang memiliki bakat tinggi dalam seni musik. Lagu etnis, adat istiadat dan pemandangan di sini sangat berbeda dengan daerah-daerah lain di Tiongkok. Dalam Ruangan Bertamasya di Tiongkok edisi ini, marilah kita berkunjung ke kampung halaman etnis Dong tersebut.

Etnis Dong bermukim di daerah pertemuan provinsi-provinsi Guizhou dan Hunan serta Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi. Bakat seni musik etnis Dong termanifestasi pada paduan partai suara ganda. Paduan suara itu tidak diiringi alat musik, tapi murni dengan suara manusia. Bentuk nyanyian partai suara ganda etnis Dong ini tak ada duanya di antara-antara etnis-etnis di Tiongkok sebelum bentuk musik ala barat itu tersebar ke Tiongkok. Berbagai kegiatan adat di kampung etnis Dong ini selalu diiringi nyanyian. Musik dan lagu adalah jiwa kegiatan adat etnis Dong.

(Musik)

inilah suasana kegiatan perayaan panen makmur yang diadakan warga desa kecamatan Zhaoxing kabupaten Liping. Pada hari itu, warga desa berkumpul di pusat kampung. Usai lomba nyanyi sahut-menyahut antara tim-tim putra dan putri, digelar pertunjukan tari setempat, dan suasana pun menjadi ramai. Pada akhir kegiatan itu, semua hadirin bergandengan tangan membentuk lingkaran di lapangan menyanyikan lagu "Doye" sambil menari mengikuti irama lagu.

Lagu-lagu yang dinyanyikan warga etnis Dong sangat beragam, antara lain lagu biba, lagu seruling, lagu toast, dan lain sebagainya. Khususnya lagu yang dinyanyikan anak-anak sangat mengharukan. Lagu-lagu itu ada yang diturunkan dari nenek moyang, ada pula buah tangan mereka sendiri. Nyanyian anak-anak gadis berusia 11 atau 12 tahun ini begitu indah dan melebihi yang kami duga.

Selain lagunya, seni bangunan etnis Dong juga sangat menarik, misalnya bangunan loteng dan jembatan. Loteng tambur adalah puat kegiatan kampung etnis Dong, merupakan tempat rapat umum dan tempat para pemimpin desa berembuk, juga merupakan lambang setiap desa. Dinamakan leteng tambur karena di atas loteng itu selalu diletakkan sebuah tambur besar yang ditabuh untuk memberi tahu warga desa datang berkumpul. Loteng itu terbuat dari kayu, ada yang tiga atau lima lantai, ada juga yang sampai 16 lantai, bentuknya seperti pagoda. Bangunan tersebut tanpa menggunakan paku sebuahpun dan sangat kokoh. Hebatnya, ketika membangun rumah loteng itu, semua dilakukan dengan hitungan di kepala, tanpa menggunakan gambar biru. Sedang jembatan etnis Dong merupakan jembatan panjang yang beratap, sementara jembatan malah dilengkapi bangunan loteng. Di desa etnis Dong, jembatan seperti ini dinamakan "jembatan angin hujan", karena di daerah kampung etnis Dong yang sering hujan, jembatan seperti itu merupakan tempat berteduh yang nyaman. Masyarakat etnis Dong sangat ramah sehingga kita tidak merasa asing di tengah mereka.

Seorang Jepang Haruo Suwa yang menghadiri suatu seminar di sana mengutarakan kesan-kesannya,

"Kali ini kami datang ke kampung etnis Dong untuk menyaksikan kepercayaan dan agama yang erat kaitannya dengan budaya kultur padi. Di sini, kami telah melihat upacara adat dan bangunan etnis Dong, mencicipi makanan mereka, menyaksikan aksesori dan hiasan baju yang halus dan indah, serta mengetahui cara mereka mengasuh anak cucu."

Haruo Suwa menambahkan bahwa mereka telah menyaksikan pula tari dan nyanyi serta opera etnis Dong. Kesenian mereka itu erat kaitannya dengan adat istiadat dan kepercayaan agama mereka. Kini, banyak etnis sedang dalam proses menuju modernisasi, sementara seni mereka yang mewakili ciri-ciri khas etnis lambat laun lenyap dalam proses tersebut. Inti sari etnis yang paling berharga yakni seni kerakyatan mereka sedang selangkah demi selangkah cenderung menjadi tontonan komersial. Namun, yang menggembirakan ialah, ciri-ciri etnis, kepribadian seni dan kesenian nyanyi dan tari etnis Dong dapat dipadukan dengan cukup baik, dan kekhususan etnisnya terpelihara cukup utuh.