Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-09-02 13:54:27    
Petilasan "Manusia Peking" Di Zhou Koudian

cri

Lebih 70 tahun yang lalu, para arkeolog menemukan Manusia Peking di Zhou Koudian, suatu penemuan yang mengejutkan dunia. Berikut ini kami perkenalkan petilasan "Manusia Peking" yang merupakan warisan dunia.

Petilasan Manusia Peking di Zhou Koudian terletak di Gunung Longgu atau Gunung Tulang Naga, 48 kilometer sebelah barat daya kota Beijing. Daerah tersebut merupakan tempat pegunungan bersambung dengan dataran. Di Gunung Longgu terdapat banyak gua alam baik yang besar maupun yang kecil. Di antaranya terdapat sebuah gua alam yang panjangnya 140 meter dari timur ke barat. Gua tersebut dijuluki orang sebagai "Gua Manusia Kera". Tahun 1921, seorang sarjana Swedia bernama Johann Gunnar Anderssonm menemukan barang-barang peninggalan manusia purba di gua tersebut, antara lain, bekas penggunaan api manusia kera. Dengan demikian, gua itu dinamakan oleh para arkeolog sebagai "situs pertama Zhou Koudian". Tahun 1929, arkeolog Tiongkok Fei Wenzhong berhasil menggali tulang tempurung kepala "Manusia Peking", suatu sensasi pada waktu itu. Yang menyesalkan ialah, tulang tempurung "Manusia Peking" hilang tanpa diketahui jejaknya dalam perang agresi Jepang terhadap Tiongkok selama Perang Dunia II. Tulang tempurung kepala itu sampai sekarang masih belum diketahui di mana beradanya.

Peninggalan penggunaan api yang ditemukan di situs pertama Zhou Koudian memajukan beberapa ratus ribu tahun lebih dini sejarah pemakaian api oleh manusia. Di petilasan itu ditemukan 5 lapisan abu api, 3 tumpuk abu dan banyak tulang panggang. Lapisan abu maksimal mencapai 6 meter. Kesemua penemuan itu menunjukkan bahwa "Manusia Peking" tidak hanya tahu memakai api, tapi juga pandai memelihara bara api penyulut api.

Di petilasan Zhou Koudian tergali pula puluhan ribu buah alat dari batu yang berbentuk kecil. Alat batu pada masa awal agak kasar dan besar. Pada masa pertengahan, alat batu berbentuk lebih kecil di mana muncul alat batu yang runcing seperti pisau. Pada masa akhir, alat batu yang dipakai "Manusia Peking" menjadi lebih kecil lagi dengan tusuk batu sebagai alat khas pada masa itu. Penemuan itu menunjukkan bahwa "Manusia Peking" sudah pandai memilih batu untuk membuat alat batu yang dapat dijadikan senjata atau alat produksi primitif.

Barang-barang yang digali di petilasan Zhou Koudian membuktikan bahwa "Manusia Peking" bermukim di daerah Zhou Koudian pada zaman 700 sampai 200 ribu tahun yang lalu. Memetik hasil tumbuh-tumbuhan merupakan isi utama penghidupannya dan berburu "Manusia Peking" waktu itu. "Manusia Peking" adalah manusia primitif yang muncul pada masa antara evolusi kera kuno dan manusia. Penemuan itu mempunyai nilai penting dalam penelitian ilmu biologi, ilmu sejarah dan sejarah perkembangan manusia.

Penemuan "Manusia Peking" menyediakan banyak bukti yang kuat bagi penelitian asal usul manusia. Penemuan tersebut serta penelitian yang dilakukan berdasarkan penemuan itu mengakhiri perdebatan yang berlangsung selama setengah abad lalu, yaitu apakah "Manusia Berdiri" termasuk kera atau manusia sejati. Fakta membuktika bahwa dalam zaman fajar sejarah umat manusia, memang terdapat tahap "Manusia Berdiri", yang merupakan nenek moyang "Manusia Berakal" yang muncul kemudian. "Manusia Berdiri" berada pada tahap pertengahan evolusi antara kera dan manusia. Sampai sekarang, tubuh tipikal "Manusia Berdiri" tetap berpatokan "Manusia Peking" yang ditemukan di Zhou Koudian. Petilasan Zhou Koudian tetap merupakan situs peninggalan manusia zaman kuno yang berbahan paling banyak dan bernilai paling tinggi di dunia untuk masa itu.

Petilasan "Manusia Peking" dicantumkan dalam Daftar Warisan Dunia pada Desember tahun 1987. Komisi Warisan Dunia menilai bahwa petilasan Zhou Koudian bukan hanya bukti sejarah yang langka yang menyangkut masyarakat manusia Daratan Asia pada zaman purbakala, tapi juga suatu petilasan yang membeberkan proses evolusi manusia, maka pantas disebut sebagai khazanah kebudayaan purbakala manusia.