Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-09-06 17:07:49    
Pameran Perdagangan, Investasi dan Pariwisata Indonesia di Beijing

cri

Senin, 30 Agustus telah diresmikan pembukaan "Pameran Perdagangan, Investasi dan Pariwisata Indonesia yang pertama di Beijing yang dihadiri oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Ibu Rini Soewandi, di Pusat Pameran Internasional Beijing, Tiongkok. Pameran ini telah berlangsung selama 5 hari mulai tanggal 30 Agustus ? 3 September 2004.

Dan pada hari Rabu, 1 September 2004 telah dilakukan dua jenis penandatanganan yang disaksikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, Bapak Aa Kustia, Direktur dan karyawan NAFED, pengusaha-pengusaha Indonesia ? Tiongkok, dan kalangan media dan pers Indonesia ? Tiongkok. Penandatanganan pertama berupa MOU masih berupa kesepakatan yang perlu untuk ditindak lanjuti segera dan juga sebagai langkah awal dalam rangka melakukan investasi di bidang fertilizer, pengelolaan karet, pelatihan atau training, dan sebagainya. Sedangkan yang kedua merupakan kontrak pembelian, seperti pembelian produk rotan dan biji cokelat. Acara penandatanganan tersebut berlangsung lancar dan singkat, akan tetapi detik-detik bersejarah yang berlangsung tidak sampai satu jam itu yang sempat terekam dan diabadikan dalam beberapa jepretan kamera manual dan digital serta rekaman dari dunia penyiaran televisi, radio, serta cetak Indonesia ? Tiongkok, sekaligus telah memberikan makna yang dalam bagi hubungan Indonesia ? Tiongkok, di mana MOU dan beberapa kontrak pembelian yang telah ditandatangani tersebut telah mulai menunjukkan beberapa potensi yang betul-betul besar dan cerah antara Indonesia dan Tiongkok, dan hal ini perlu untuk digarap secara serius.

Menurut National Agency of Export Development (NAFED), yang merupakan lembaga dari Departemen Kementerian Perdagangan dan Industri Republik Indonesia, pameran ini telah dipersiapkan sejak bulan Januari 2004, sesuai perintah dari pimpinan negara, Presiden Megawati Soekarnoputri, sebagai tindak lanjut dari hasil kunjungan resmi beliau ke Tiongkok beberapa waktu lalu dalam rangka menjalin persahabatan dan kerja sama dalam berbagai bidang. Untuk itu mereka bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan, Budaya dan Pariwisata, Badan Penanam Modal Indonesia, Lembaga Kebudayaan dan Bahasa Indonesia ? Tiongkok, Kadin Komite Tiongkok, lembaga-lembaga bisnis Tiongkok di Indonesia, dan pengusaha Tiongkok di Indonesia.

Menurut mereka, diadakannya pameran ini adalah penting dan perlu untuk digalakkan, di mana bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk Indonesia, baik itu sumber daya alamnya, kerajinan tangan, pariwisata, dan lain sebagainya, di mana dirasakan bahwa Indonesia masih kurang dikenal oleh warga dan pengusaha di Tiongkok, walau secara historis antara Indonesia dan Tiongkok sebetulnya telah memiliki hubungan yang dekat dan lama, akan tetapi karena kurangnya promosi atau pengenalan tentang Indonesia, sehingga tidak mengherankan jika Indonesia kurang popular dan ketinggalan jauh jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya, seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura, mereka juga optimis bahwa target perdagangan sebesar 15 miliar dolar Amerika Serikat yang mereka rencanakan akan dapat dicapai setidaknya pada akhir tahun 2005. Hal ini telah pula dilihat berdasarkan prospek masa depan melalui pandangan Regional ASEAN di mana Tiongkok telah melangkah kepada pola Free Trade Investment yang kiranya Indonesia perlu menindak lanjuti pola tersebut.

Untuk itulah banyak para pengusaha, lembaga-lembaga industri, perdagangan, investasi dan pariwisata Indonesia dan Tiongkok, serta juga para pengunjung mengatakan bahwa pameran ini merupakan ide yang tepat untuk mempromosikan atau memperkenalkan Indonesia kepada warga Tiongkok dan pengusaha khususnya, di mana pameran ini bisa juga menarik minat para pengusaha atau investor Tiongkok untuk dapat bekerja sama dan menanamkan modalnya ke Indonesia, di samping juga dapat memberi jalan bagi pengusaha-pengusaha Indonesia untuk menjual produk-produknya ke Tiongkok dengan mudah dan lancar. Boleh dibilang, bahwa pameran dan perjanjian kerja sama yang telah dilakukan ini merupakan langkah awal dan pintu pembuka bagi para pengusaha-pengusaha Indonesia dan Tiongkok untuk saling kenal dan memupuk kerja sama yang erat dalam bidang perdagangan minyak kelapa sawit, pupuk majemuk, minyak dan gas bumi, karet, pariwisata, penanaman modal dan lain sebagainya, serta juga telah disepakati akan dilakukan kegiatan riset bersama di bidang-bidang tersebut oleh kedua belah pihak.

Bagi kami warga Indonesia yang tinggal di Beijing, merasa sangat senang dan bangga dengan diadakannya pameran tersebut, sehingga boleh dikatakan, bahwa Indonesia tidaklah kalah dengan negara-negara Asia lainnya. Indonesia masih memiliki energi untuk mengadakan hubungan kerja sama melalui sumber-sumber daya alamnya yang kaya itu, juga mampu bersaing dalam dunia perdagangan internasional ini. Dari sini, tentulah dapat memberikan pandangan dan penjelasan yang nyata dan positif bagi dunia internasional, bahwa keadaan perekonomian, situasi keamanan dan politik Indonesia sudah semakin membaik, dengan dilaksanakannya pameran tersebut. Dengan demikian para investor tidak akan ragu dan khawatir untuk menanamkan modalnya dan melakukan kerja sama dengan pengusaha-pengusaha di Indonesia. Di mana sebelumnya mereka meragukan situasi perekonomian dan keamanan di Indonesia yang boleh dikatakan belakangan ini kerap menghadapi cobaan dan guncangan yang tiada henti-hentinya.

Beijing, 02 September 2004

-----------------------------------

Beby Mahyuni