|
Pasukan Israel menyerbu kamp pengungsi terbesar Gaza, Jabalya, Kamis waktu setempat, menewaskan lima orang Palestina, termasuk seorang anak yang berusia sembilan tahun.
Puluhan orang bersenjata terlibat dalam tembak-menembak dengan barisan tank dan kendaraan lapis baja ketika pasukan Israel mengambil posisi-posisi di dan sekitar kamp Jabalya, sebuah benteng garis keras, dalam sebuah operasi yang kata militer bertujuan menghentikan penembakan roket ke dalam wilayah Israel.
Helikopter-helikopter militer menembakkan rudal ke kamp yang berpenduduk 100.000 orang itu, sementara pasukan Israel menutup wilayah itu dalam penyerbuan terbesar di Jalur Gaza bagian utara dalam beberapa bulan ini.
Munir el-Deqqes tertembak dadanya ketika sedang bermain bersama teman-temannya di luar rumah kakeknya, kata saksi mata.
"Bagaimana bisa seseorang menyalahkan anak yang sedang bermain di jalan?" kata paman anak itu. "Munir adalah korban dari pembalasan buta Israel."
Sedikitnya 35 orang, termasuk gerilyawan garis keras dan warga sipil, cedera oleh tembakan Israel, kata beberapa petugas medis.
Satu sumber militer mengatakan, pasukan hanya melepaskan tembakan ke arah orang-orang bersenjata. Penyerbuan itu merupakan operasi terbesar Israel setelah serangan bom bunuh diri menewaskan 16 orang di Israel selatan pekan lalu.
Penyerbuan itu juga menandai perluasan operasi Israel yang dimulai Rabu ketika pasukan masuk dan menguasai kawasan itu setelah serangan-serangan roket buatan lokal ke Israel selatan.
Gelombang kekerasan terakhir itu bisa semakin merumitkan rencana Perdana Menteri Israel Ariel Sharon untuk melakukan penarikan pasukan dan pemukim Yahudi dari wilayah pendudukan Jalur Gaza pada akhir 2005.
Para pejuang Palestina telah bertekad mengklaim penarikan Israel itu sebagai kemenangan mereka, namun Israel berjanji menumpas mereka terlebih dulu sebelum penarikan tersebut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Palestina Nabil Shaath mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Kami mendesak... dunia beradab untuk menghentikan kejahatan pasukan pendudukan Israel ini dan menyeru AS memikul tanggung jawabnya ke arah proses perdamaian."
Militer Israel membunuh 14 pejuang Hamas di sebuah kamp pelatihan Gaza, Selasa, dalam serangan paling mematikan terhadap kelompok garis keras Palestina itu, yang telah bersumpah menghancurkan Israel.
Serangan itu membuat Hamas, yang melancarkan serangan ganda terhadap bis di kota Beersheba, Israel, pada 31 Agustus, berjanji melakukan pembalasan.
|