Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-09-13 13:30:39    
Pengarang Terkenal Zaman Sekarang Tiongkok Lu Xun Dan Kampung Halamannya

cri

Lu Xun adalah pengarang modern terkenal Tiongkok dan dihormati sebagai "jiwa bangsa" oleh warga Tiongkok. Karena keternamaan Lu Xun, kampung halamannya Kota Shaoxing juga menjadi sangat ternama di Tiongkok. Dalam acara kali ini saudara pendengar, kami memperkenalkan Lu Xun dan kampung halamannya.

Wafatnya Lu Xun sekalipun jauh pada tahun 1930-an abad yang lalu, tetapi cinta warga Tiongkok pada Lu Xun terpelihara sampai sekarang. Pada tahun 2003, sebuah situs web yang terkenal di Tiongkok pernah mengadakan jajak pendapat yang bertema "siapakah tokoh terkenal Tiongkok dalam hati Anda", sebagian besar angkatan muda memilih Lu Xun yang masa hidupnya terpisah puluhan tahun dari sekarang itu sebagai tokoh terkenal Tiongkok dalam hatinya. Wakil Direktur Museum Luxin Beijing juga seorang pakar yang khusus meneliti Lu Xun bernama Chen Shuyu berpendapat, Lu Xun bukan seorang pengarang saja, ia sudah menjadi suatu tanda kebudayaan zaman sekarang Tiongkok dan tanda itu tertanam dalam mendalam dalam di hati warga Tiongkok. Ia mengatakan:" Lu Xun adalah tokoh kelas wahid dalam sejarah sastra zaman sekarang Tiongkok. Karyanya melukiskan seluruh bangsa Tionghoa yang dengan tak kendur-kendurnya mengejar dan menjajaki sebuah jalan baru dalam himpitan penindasan dan penghinaan selama ribuan tahun."

Berkat nama besar Lu Xun kampung halaman Lu Xun Kota Shaoxing kota kecil yang bersejarah dua ribu tahun di Provinsi Zhejiang Tiongkok tenggara mempunyai kedudukan luar biasa dalam sejarah masa sekarang Tiongkok.

Lu Xun dilahirkan di dalam Kota Shaoxing pada tahun 1881 di sebuah keluarga yang kondisinya lumayan. Ketika ia berusia 13 tahun, keluarganya mengalami suatu perubahan yang tak terduga, maka ia terpaksa berpisah dengan orang tua dan menumpang di rumah famili. Sejak itu Lu Xun yang masih kecil itu sudah merasakan sikap manusia yang dingin terhadap sesamanya. Dan pada waktu itu masyarakat Tiongkok sedang berada pada akhir masa dinasti Qing, kerajaan feodal terakhir Tiongkok yang lapuk dan lemah kekuatan negaranya dan lesu semangat rakyatnya. Rakyat Shaoxing hidup sangat sengsara dengan menderita penindasan ganda ekonomi dan spiritul kekuatan feodal.

Kepala Gedung Peringatan Lu Xun Kota Shaoxing Xu Dongchuan berpendapat, proses pertumbuhan pikiran Lu Xun sangat terpengaruh oleh kampung halamannya dan perubahan keluarganya dan penderitaan rakyat di kampung halaman juga memberikan bahan-bahan kaya kepada penciptaan sastra Lu Xun pada kemudian hari. Ia mengatakan: Lu Xun pandai menerangkan suatu makna yang mendalam melalui bahan-bahan biasa. Di antara novelnya banyak yang mengambil bahan dari kampung halaman Shaoxing. Tinjauan Lu Xun terhadap masyarakat Tiongkok waktu itu sangat mendalam. Melalui novel ia mengecam keras masyarakat feodal yang membunuh rasa kemanusiaan, oleh karena itu karyanya membangkitkan rasa simpati pembaca.

Sementara itu, dalam karyanya Lu Xun mencurahkan perasaan mendalam terhadap kampung halamannya. Dengan pena yang penuh perasaan ia melukiskan jembatan kecil, sampan kotak, pasar desa, pondok petani dan warung kecil tempat minum arak serta suasana lain-lainnya di kampung halaman.

Xu Dongchuan Kepala Gedung Peringatan Lu Xun Kota Shaoxing mengatakan, karya Lu Xun bernilai tinggi justru karena mengandung perasaan jujur terhadap rakyat di kampung halamannya. Salah satu novel Lu Xun berjudul " Kampung Halaman". Di dalamnya menceritakan seorang teman masa kanak-kanak bernama Run Tu. Anak laki-laki yang pintar dan manis itu adalah anak seorang buruh keluarga Lu Xun, tapi Lu Xun sangat akrab dengannya. Kemudian setelah tumbuh dewasa, karena berlainan latar belakang kehidupannya dengan Lu Xun, Run Tu menjadi seorang pendiam yang mati rasa. Ketika Lu Xun bertemu kembali dengan Run Tu, keakraban mereka pada masa lalu sama sekali tidak ada lagi. Menghadapi keadaan sentimental itu, perasaan Lu Xun sangat berat. Shaoxing kampung halaman Lu Xun pada waktu itu tengah berada dalam kesengsaraan Tiongkok lama, Lu Xun merasa cemas terhadap hari depan anak-anak seperti Run Tu temannya itu dan mendoakan angkatan muda supaya hari depannya dapat lebih cerah daripada angkatan tua.

Kota Shaoxing kini sudah bukan kota kecil yang menampakkan berbagai pemandangan yang menyedihkan seperti yang dilukiskan dalam novel Lu Xun. Kota kecil itu sekarang menjelma menjadi salah satu tempat yang paling kaya di Provinsi Zhejiang dan rakyat di kampung halaman Lu Xun hidup nyaman dan bahagia. Di kota itu nampak jalan-jalan, lapangan, sekolah, bioskop dan gedung peringatan dinamai Lu Xun. Nama Lu Xun itu sudah menjadi lambang Kota Shaoxing dan juga adalah kebanggaan warga Tiongkok.