Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-09-24 20:19:03    
Nuansa Tiongkok

cri

Di Beijing banyak terdapat universitas-universitas terkenal dan bermutu tinggi. Banyak para siswa yang datang dari beberapa negara di belahan dunia menuntut ilmu di sini. Kebanyakan mereka belajar bahasa Mandarin untuk satu atau dua tahun. Setelah itu jika dirasa bahasa Mandarin mereka telah baik, baru kemudian mereka mengambil bidang ilmu lainnya, seperti perdagangan, ekonomi, bisnis, sosial politik, dan lain sebagainya. Selain itu di beberapa universitas ini juga mengajarkan beberapa bahasa di dunia, seperti bahasa Asia-Afrika, Eropa, dan Inggris. Dan ilmu-ilmu bahasa ini biasanya dipelajari oleh siswa-siswa Tiongkok.

Jumlah mereka yang belajar bahasa-bahasa tersebut cukup lumayan, sekitar 21 orang per kelas, dan umumnya mereka dapat menggunakan bahasa-bahasa tersebut dengan baik, meskipun mereka belum atau tidak pernah berkunjung ke negara-negara asal bahasa tersebut.

Kadang, pemerintah Beijing juga memanggil beberapa tenaga pengajar dari masing-masing negara, sebagai native speaker agar dapat mengajarkan bagaimana cara berbicara dalam bahasa-bahasa asing tersebut dengan baik dan benar.

Alasan apa dan atas dorongan apa para siswa ini mempelajari bahasa tersebut, demikian Arif dan Adam mahasiswa bagian bahasa Melayu dan Indonesia dari Universitas Bahasa-Bahasa Asing Beijing menyampaikan alas an-alasan tersebut :

Perjalanan mempelajari bahasa Melayu dan Indonesia di Universitas Bahasa-Bahasa Asing Beijing walau terkesan mudah tapi terbilang sulit. Tentunya selama mempelajari bahasa Melayu dan Indonesia, mereka pasti mendapatkan kesan atau pengalaman-pengalaman yang tidak mungkin saja tidak pernah mereka bayangkan selama ini, karena pada waktu mereka duduk di bangku sekolah tidak pernah dipelajari bahasa-bahasa tersebut, biasanya di sekolah-sekolah hanya mempelajari bahasa Inggris yang telah menjadi bahasa internasional itu. Untuk itu para pendengar, dengarkanlah penuturan mereka tentang kesan-kesan atau pengalaman-pengalaman yang mereka hadapi selama belajar bahasa Melayu dan Indonesia :

Setelah mempelajari bahasanya, tentu masing-masing orang memiliki rasa ketertarikan lainnya, apakah itu dari segi kebudayaan, adat-istiadat, keadaan negara, ataupun sikap orang-orang dari bangsa Melayu dan Indonesia. Ini juga hal yang kerap menjadi perhatian dari siswa-siswa yang mempelajari kedua bahasa tersebut. Ada yang bilang bahwa bangsa Melayu dan Indonesia itu adalah bangsa yang penuh sopan santun dan ramah tamah. Bertutur kata halus dan tidak kasar. Selain itu juga, memiliki kota-kota dan tempat-tempat menarik yang patut untuk di kunjungi. Lalu bagaimana dengan Arif dan Adam? Apakah mereka juga berpendapat yang sama, mari kita dengarkan :

Setelah lulus perguruan tinggi tentulah masing-masing orang memiliki harapan atau pun tujuan, mau atau hendak kemana mereka akan bekerja kelak? Demikian juga dengan kedua orang siswa ini, dengan mempelajari bahasa asing lain, tidak hanya bahasa Inggris yang kita kenal bahasa wajib untuk mendapatkan pekerjaan, akan tetapi bahasa lain juga merupakan suatu pendukung agar bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah di samping ilmu-ilmu lain, seperti komputer. Menurut dari sumber yang saya dengar, bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa popular di Tiongkok saat ini untuk mudah mendapatkan pekerjaan di samping bahasa Inggris. Karena dewasa ini hubungan Tiongkok dan Indonesia semakin mesra, dan telah banyak pula melakukan kerja sama di berbagai bidang, apakah itu adanya hubungan kerja sama di bidang pertukaran tenaga ahli atau tenaga kerja. Selain itu juga telah banyak perusahaan Indonesia yang tumbuh dan berkembang di negeri Tiongkok, tentunya ini merupakan peluang bagi warga Tiongkok yang bisa berbahasa Indonesia untuk bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut. Sangat mengejutkan dan mengharukan di mana bahasa Indonesia bisa menjadi salah satu bahasa popular dan bahasa yang diperhitungkan oleh Tiongkok, hingga tak salah jika kedua siswa ini pun bergiat untuk mempelajari bahasa ini dengan baik dan benar agar bisa mendapatkan pekerjaan yang baik pula sebagaimana yang dikatakan oleh Arif dan Adam mengenai tujuan atau cita-cita mereka kelak :

Kantor media pemerintah baik cetak maupun elektronik, kantor-kantor perdagangan dan bisnis pemerintah serta asing juga menjadi sasaran mereka sebagai pekerjaan yang nantinya akan mereka lakoni. Demikian Nardini, salah seorang karyawati China Radio International, seksi bahasa Indonesia :

Selanjutnya untuk para pendengar CRI tercinta Arif dan Adam turut pula membingkiskan salam dan pesan-pesan perkenalan kepada saudara pendengar di mana pun berada, mari kita dengarkan pesan-pesan mereka.

Ternyata bahasa merupakan jembatan penghubung yang penting sekaligus alat komunikasi bagi masyarakat di dunia, tidak peduli apakah bahasa tersebut datang dari negara mana, asalkan masih ada orang yang memakai dan mempelajarinya sekaligus mengakuinya.

Demikianlah tadi Nuansa Tiongkok edisi minggu ketiga Beijing Selayang Pandang September 2004. Saya Beby Mahyuni sampai jumpa.