Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-11-01 17:09:40    
Tenaga Kerja Kelebihan Pedesaan Tiongkok Membanjir Ke Kota Mencari Kesempatan Berkembang

cri
Selama tahun-tahun belakangan ini, tenaga kerja kelebihan pedesaan Tiongkok membanjir ke kota mencari kesempatan berkembang. Mereka yang sebagian besar berusia dua puluh dan tiga puluh hidup seorang diri di luar kampung halamannya. Karena lingkungan pergaulan terbatas, mereka sulit mencarijodoh. Baru-baru ini di Kota Hangzhou Tiongkok timur didirikan sebuah klub khusus untuk para buruh migran, di situ mereka berkesempatan memperluas pergaulannya. Saudara pendengar, dalam acara kali ini kami bicarakan hal tersebut.

Song Luyuan yang berusia 29 tahun adalah seorang buruh migran yang berasal dari pedesaan Chongqing Tiongkok barat daya. Pemuda lulusan SMA laki-laki itu sudah 5 tahun bekerja di kota Hangzhou dan kini sudah mempunyai sejumlah uang tabungan. Dengan menyewa sebuah kamar ia membuka sebuah pusat distribusi makanan, dan lumayanlah bisnisnya. Song Luyuan laki-laki yang sekarang masih hidup seorang diri itu mengatakan kepada wartawan CRI, bahwa ia ingin sekali hidup berkeluarga di Kota Hangzhou, hal itu juga sangat dikuatirkan oleh ayah dan ibunya di desa.

Dikatakannya, setiap kali menelepon ke rumah, orang tuanya pasti tanya tentang hidup berkeluarga. Ia juga mengerti perasaan mereka. Dikatakannya, Kota Hangzhou adalah kota yang berpemandangan indah permai. Waktu senggang ketika ia berjalan-jalan di tepi Danau Xihu melihat banyak pasangan yang sedang bertamasya, dalam hatinya terasa penyesalan karena belum menemukan teman hidup di kota indah tersebut.

Xu Haiyan juga seorang buruh migran yang berasal dari kota Nantong Provinsi Jiangsu. Ia lebih beruntung daripada Song Luyuan karena sudah punya pacar yang diperkenalakan oleh sebuah klub pergaulan yang dinamakan " Warga Kota". Ia menerangkan:" Melalui seorang wanita bernama Tang dari Klub Pergaulan " Warga Kota", saya berkenalan dengan pacar sekarang dan pacaran kami berlangsung lancar. Saya sangat berterima kasih kepada wanita dari klub tersebut dan juga mengharapkan para buruh migran muda yang bekerja di Kota Hangzhou seperti saya ini dapat menemukan orang idaman hatinya sendiri.

Klub Pergaulan " Warga Kota" itu justru dibuka oleh wanita yang bernama Tang itu pada Februari tahun ini dengan gratis memperkenalkan jodoh untuk para buruh migran. Dikatakan oleh wanita itu, para buruh migran telah memberikan sumbangan amat besar kepada pembangunan Kota Hangzhou. Ia berkeinginan dapat berbuat sesuatu untuk mereka.

Seperti kota-kota besar lainnya di Tiongkok, Kota Hangzhou merupakan tempat buruh migran relatif terpusat. Jumlah totalnya mencapai 1,1 juta orang di seluruh kota dan sebagian besar di antaranya adalah kaum muda yang hidup seorang diri. Pada satu sisi, karena tekanan pencaharian, mereka tidak sempat ikut dalam rekreasi dan pergaulan masyarakat. Kedua, pergaulan mereka terbatas pada lingkungan teman sekampung halaman dan rekan-rekan saja. Keadaan demikian menyulitkan pacaran mereka, khususnya berpacaran dengan wanita warga kota. Justru bertolak dari pertimbangan tersebut, Tang wanita itu telah membuka klub pergaulan itu.

Klub Pergaulan " Warga Kota" itu berlokasi di sebuah kamar hotel di jalan Xueyuan bagian barat kota. Dewasa ini klub yang kamar sewaannya hanya seluas 30 meter persegi itu sangat ramai sejak didirikannya. Setiap hari tak sedikit orang yang datang mendaftarkan diri untuk menjadi anggotanya.

Anggota klub sebagian besar berusia sekitar 25 sampai 35 tahun. Profesi mereka ada penjaga keamanan, supir, buruh, tukang masak dan wiraswasta. Di antaranya 40 pasangan sedang berpacaran. Nyonya Yang mengatakan: sekarang klubnya beranggota sekitar 400 sampai 500 orang. Tetapi jumlah laki-laki lebih banyak dari jumlah wanita. Ia mengharapkan hendaknya lebih banyak wanita ikut dalam klubnya, supaya jumlah anggota klub laki-laki dan wanita menjadi seimbang.

Sementara itu menurut informasi yang diperoleh wartawan kami, untuk membantu para buruh migran menyelesaikan soal perkawinan, sekarang beberapa perusahaan dan komunitas di Kota Hangzhou juga aktif mengorganisasi kegiatan pergaulan khusus untuk kaum muda buruh migran.

Grup Wahaha Hangzhou, salah satu perusahaan minuman terbesar Tiongkok, sebagian besar karyawannya adalah pemuda dari luar Hangzhou. Sebaliknya di perusahaan sutra Hangzhou jumlah terbesar sebagian besar karyawannya dalah wanita muda. Belum lama berselang kedua perusahaan tersebut bersama-sama mengorganisasi suatu kegiatan penyambungan tali persahabatan dan sangat disambut oleh kaum muda buruh migran.

Selain itu, di sementara komunitas dengan buruh migran yang agak terpusat telah didirikan asosiasi untuk mendorong kontak dan pengertian mereka dengan warga setempat. Upaya yang dilakukan komunitas di Kota Hangzhou itu mendapat penilaian baik para pakar. Periset Akademi Ilmu Pengetahuan Sosial Provinsi Zhejiang Yang Jianhua berpendapat:" Kegiatan budaya, pendidikan dan berbagai macam pelayanan yang digelar komunitas itu tidak saja untuk warga kota setempat, tetapi juga para buruh migran mendapat keuntungan. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, mereka mendapat lebih banyak peluang untuk mencari jodoh dan membangun keluarga.