|

Kondisi kesehatan Presiden Palestina Yasser Arafat kini masih belum menunjukkan tanda membaik. Untuk mengantisipasi dampak kesehatan Arafat kepada situasi politik Palestina, Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), pemerintah otonom Palestina dan badan pimpinan Palestina lainnya selama beberapa hari ini meningkatkan kerja sama dan koordinasi, dan dengan aktif mengupayakan perundingan dengan berbagai faksi kekuatan bersenjata Palestina dalam rangka memelihara kestabilan situasi di Palestina.
Pembantu Senior Arafat, Tayeb Abdel Rahim hari Sabtu membenarkan, selama Arafat dirawat, Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif PLO Mahmoud Abbas yang disebut kalangan luar sebagai tokoh nomor dua Palestina dan Perdana Menteri pemerintah Otonom Palestina Ahmed Qurei telah mengambil alih sebagian kekuasaan Arafat. Diberitakan, Abbas terutama akan bertanggung-jawab atas pekerjaan PLO, sedang Qurei akan bertanggung-jawab atas operasi normal Badan Otoritas Nasional Palestina. PLO juga memberikan sebagian kuasa kepada Qurei untuk menangani urusan keuangan dan keamanan. Distribusi kekuasan untuk sementara itu kini telah mendapat dukungan mayoritas pejabat teras Fatah, faksi utama PLO.
Untuk menstabilkan situasi Palestina, Qurei sendiri Sabtu lalu menuju Gaza dan mengadakan pembicaraan dengan para wakil dari 13 faksi kekuatan bersenjata Palestina, dan mencapai kesepakatan dengan mereka mengenai pemeliharaan kestabilan situasi Palestina. Berbagai golongan Palestina berkomitmen akan menghindarkan tercetusnya peristiwa dan bentrokan intern yang menjadi faktor kegoncangan masyarakat. Kemarin, Komisi Keamanan Palestina menerima baik sebuah rencana keamanan darurat yang bertujuan untuk memelihara keamanan dan stabilitas di daerah yang dikuasai Palestina, dan memutuskan untuk mengintensifkan fungsi badan keamanan Palestina dengan menempatkan lebih banyak pasukan keamanan dan meningkatkan patroli serta melarang membawa senjata dengan semau-maunya di daerah yang dikuasai Palestina. Analisa berpendapat, ini merupakan sebuah langkah paling penting setelah Arafat dirawat ke Perancis dan telah memanifestasikan kemampuan pengontrolan pimpinan Palestina terhadap situasi.
Akan tetapi, analis juga berpendapat, lapisan pimpinan Palestina kini masih menghadapi banyak tantangan. Pertama, kedudukan Abbas dan Qurei sebagai pemimpin hanya mendapat pengakuan sementara berbagai golongan dan kini masih adalah sebuah tanda tanya berapa lama dukungan itu dapat bertahan. Dalam keadaan kurang jelasnya kondisi kesehatan Arafat sekarang ini, kekuatan berbagai golongan sedang dengan tenang mengamati perkembangan situasi dan menyesuaikan kembali pendirian dan taktiknya sewaktu-waktunya.
Kedua, walaupun Gerakan Perlawanan Islam Palestina (HAMAS), Organisasi Jihad Islam dan faksi lainnya berkomitmen memelihara persatuan di dalam negeri, tapi mereka juga secara samar-samar mengemukakan tuntutan pembagian kekuasaan kepada Badan Otoritas Nasional Palestina.
Selain itu, Qurei Sabtu lalu ketika menemui pemimpin Hamas di Jalur Gaza pernah menghimbau Hamas menghentikan serangan yang ditujukan kepada Israel supaya menghindar aksi pembalasan Israel terhadap pihak Palestina, karena Qurei dan Abbas membutuhkan lebih banyak waktu untuk menstabilkan jajaran pimpinan Badan Otoritas Nasional Palestina. Namun seorang Juru Bicara Hamas mengatakan, organisasinya akan terus melakukan kegiatan melawan Israel sampai Israel mengakhiri pendudukannya di wilayah Palestina.
Menurut pemberitaan terbaru, isteri Yasser Arafat, Souha Arafat kemarin meminta Mantan Menteri Keamanan Palestina Mohammad Dahlane menuju Tepi Barat Sungai Yordan menyampaikan sepucuk surat rahasia kepada badan pimpinan Palestina. Menurut anggota delegasi Palestina di Perancis, isi surat rahasia itu terutama mencakup kondisi kesehatan Arafat dan dampak yang mungkin terjadi terhadap situasi politik Palestina setelah wafatnya Arafat dan lain-lain. Sekarang masih belum jelas pengaruh apa yang akan didatangkan surat rahasia itu kepada badan pimpinan Palestina.
|