Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-11-15 11:01:29    
Ketua PLO Mahmoud Abbas Nyaris Terbunuh [Suara]

cri

 

[Suara]    Ketua Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang baru, Mahmoud Abbas dalam perjalanan yang pertama di Gaza kemarin mengalami peristiwa penembakan dan nyaris terbunuh. Menurut para analis, peristiwa itu telah mematahkan situasi relatif stabil di daerah otonom Palestina pada masa akhir-akhir ini dan menunjukkan perselisihan tajam di dalam kubu Palestina mengenai masalah-masalah terkait, juga menunjukkan situasi sangat gawat yang dihadapi Palestina begitu memasuki era pasca Arafat.

Ketika Mahmoud Abbas sedang melayat wafatnya pemimpin Palestina Yasser Arafat di Jalur Gaza kemarin, puluhan anggota bersenjata yang tidak diketahui identitasnya tiba-tiba masuk ke kemah pelayatan. Mereka menyerukan yel-yel menuduh Mahmoud Abbas berpendirian pro Amerika dan Israel, dan menetang untuk memilih Abbas sebagai ketua baru Badan Otoritas Nasional Palestina sebagai "penerus" Arafat, bersamaan dengan itu mereka melepaskan tembakan ke arah para pelayat. Dua petugas keamanan tewas seketika dan 4 orang lainnya cedera. Mahmoud Abbas dapat lolos dari serangan itu dan segera dipindahkan ke tempat yang aman di bawah perlindungan ketat petugas keamanan. Sejauh ini belum ada perseorangan dan organisasi yang menyatakan bertanggung jawab atas peristiwa penembakan itu.

Mahmoud Abbas dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah peristiwa itu menyangkal peristiwa penembakan tersebut sebagai pembunuhan yang ditujukan kepada dirinya. Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Abdel Rabb juga menyangkal peristiwa itu percobaan pembunuhan yang direncanakan sebelumnya. Dikatakan oleh Abdel Rabb, peristiwa penembakan itu terjadi karena perselisihan di antara para anggota bersenjata Palestina di tempat pelayatan akibat silang kekuasaan berbagai badan keamanan Palestina yang kurang terorganisasi. Ia mengimbau segenap rakyat Palestina tetap tenang pada saat sedih kehilangan pemimpinnya untuk menjaga kestabilan situasi Palestina.

Sementara itu, ketua sementara badan otoritas nasional Palestina, Rawhi Fattouh mengumumkan di kota Ramallah, Tepi Barat kemarin, bahwa pemilihan umum Palestina akan diselenggarakan pada tanggal 9 Januari tahun depan. Dewan Pimpinan Pusat Al Fatah kemarin juga mengadakan sidang di Ramallah. Para peserta sidang secara bulat memilih Mahmoud Abbas sebagai calon resmi Al Fatah sebagai ketua Badan Otoritas Nasinal Palestina yang baru, dan memutuskan untuk mengirim Mahmoud Abbas ke Jalur Gaza melanjutkan dialog dan konsultasi dengan golongan-golongan lain mengenai situasi era pasca Arafat dan masalah peralihan kekuasaan Palestina dalam upaya menjaga persatuan di dalam kubu Palestina.

Mahmoud Abbas dalam waktu panjang pernah menjabat Sekretaris Jendral Organisasi Pembebasan Palestina PLO dan diakui umum sebagai "tokoh nomor dua" PLO setelah Yasser Arafat, juga salah satu calon "penerus" Arafat yang paling kuat dewasa ini. Mahmoud Abbas pernah mengimbah organisasi-organisasi radikal menghentikan aksi militer dalam segala bentuk, bahkan secara terbuka menuduh sejumlah organisasi radikal sebagai "organisasi teror". Ia memelihara hubungan dalam waktu panjang dengan golongan kiri di Israel. Maka, di mata Amerika dan Israel, Mahmoud Abbas yang berpendirian moderat adalah "penerus" Arafat yang ideal. Namun, Mahmoud Abbas kurang memiliki karisme dan wibawa seperti Arafat, maka sulit memperoleh dukungan golongan garis keras Palestina. Oleh karena itu, apakah ia bisa memperoleh kepercayaan rakyat Palestina dalam pemilu yang segera akan berlangsung, masih perlu diamati lebih jauh.

Para analis menunjukkan, setelah wafatnya Arafat, banyak penduduk Palestina menuduh Israel telah menyebabkan kematian Arafat dan merasa sangat tidak puas karena Arafat tidak dapat dimakamkan di Yerusalem. Situasi Palestina kini bagai gunung api yang sewaktu-waktu bisa meledak. Lagi pula, situasi di Jalur Gaza sangat rumit. Gerakan Perlawanan Islam Palestina yang radikal Hamas memiliki kekuatan sangat besar di Gaza. Dalam situasi yang begitu peka, pihak resmi Palestina sengaja menangani peristiwa penembakan di Gaza dengan nada rendah dalam upaya untuk sedapatnya mengurangi dampak peristiwa itu terhadap situasi Palestina dan memberikan ruang gerak bagi dilanjutkannya dialog antara berbagai golongan Palestina dan menghindari terjadinya peristiwa perpecahan di daerah otonom Palestina.