Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-11-25 11:42:18    
Kegagalan Sepak Bola Putera Tiongkok Patut Direnungkani

cri

Setelah mencetak prestasi gemilang yang singkat dengan meraih runner up Piala Asia pada musim panas yang lalu, sepak bola Tiongkok sekali lagi jatuh ke dasar lembah dengan kegagalan kesebelasan putera maju ke putaran final Piala Dunia Jerman tahun 2006. Saudara pendengar, dalam Ruangan Olahraga edisi ini ikutilah laporan wartawan kami tentang renungan akibat kegagalan kesebelasan Tiongkok maju ke putaran final piala dunia.

Sorak sorai para pendukung kesebelasan Tiongkok itu menggelegar di Lapangan Olahraga Tianhe Guangzhou pada tanggal 17 bulan ini. Seketika itu, Kapten Kesebelasan Nasional Tiongkok Li Weifeng berhasil mencetak gol ke-7 menjelang akhir pertandingan melawan Kesebelasan Hong Kong. Kesebelasan Tiongkok walaupun menang telak 7:0 tapi tetap tersisih dalam pertandingan pendahuluan kawasan Asia Piala Dunia tahun 2006. Karena dalam sebuah pertandingan yang lain, tim Kuwait yang berada dalam satu grup dengan Tiongkok berhasil mengalahkan tim Malaysia dengan 6:1. Dengan demikian, tim Tiongkok dan tim Kuwait dalam pertandingan grup mencetak prestasi sama yaitu 5 kali menang dan satu kali kalah untuk 6 kali pertandingan, dan jumlah gol bersih juga sama, tapi karena gol yang dicetak tim Tiongkok kurang satu dibanding tim Kuwait, maka tim Tiongkok gagal maju ke pertandingan pendahuluan babak berikutnya, yang berarti kehilangan kesempatan untuk maju ke Pertandingan Piala Dunia Jerman tahun 2006.

Memenangkan sekali pertandingan tapi gagal dalam seluruh pertandingan grup, bisa kita bayangkan betapa rumitnya perasaan para anggota tim Tiongkok . Shao Jiayi yang berhasil mencetak dua gol dalam pertandingan itu mengatakan,

"Ketika itu saya tidak tahu apakah tim Tiongkok berhasil lolos atau tidak, saya kira masih akan diadakan pertandingan ekstra. Setelah turun lapangan, dari air muka teman-teman yang muram, saya baru tahu situasi barangkali tidak menguntungkan, tapi itulah sepak bola. Boleh dikatakanm, sebelum pertandingan dimulai, nasib kami sudah tidak berada di tangan sendiri. Hari ini seluruh tim sudah berjuang keras, kami benar-benar telah menghidangkan pertandingan yang bagus. Sangat disayangkan kami gagal maju ke pertandingan berikutnya. Ini berarti kami kehilangan kesempatan sekali setiap 4 tahun." Demikian kata Shao Jiayi.

Yang merasa lebih sedih barangkali adalah pelatih tim Tiongkok, Arie Haan dari Negeri Belanda. Karena tim Tiongkok gagal maju ke pertandingan Piala Dunia Jerman, berarti ia akan meninggalkan jabatannya sebagai pelatih utama Kesebelasan Tiongkok. Walaupun penilaian para anggota dan pejabat Persatuan Sepak Bola Tiongkok terhadap Arie Haan cukup positif, tapi berdasarkan kontrak dengan Persatuan Sepak Bola Tiongkok, kontrak akan otomatis batal kalau Kesebelasan Tiongkok tersisih dalam pertandingan pra Piala Dunia. Arie Haan mengatakan,

"Saya merasa sangat sedih demi para anggota tim, demi sepak bola Tiongkok dan semua orang yang berkaitan dengan tim Tiongkok. Kami kehilangan peluang untuk maju ke pertandingan berikutnya, dan sebab satu-satunya yalah kami telah menciptakan begitu banyak kesempatan, tapi gagal mencetak lebih banyak gol. Dilihat dari seluruh pertandingan grup, masalahnya tidak terletak pada pertandingan di kandang sendiri, melainkan di kandang orang lain. Kami hanya mencetak satu gol masing-masing di Malaysia dan Hong Kong, sementara kegagalan dalam pertandingan di Kuwait mengakibatkan kami berada pada posisi yang pasif."

Arie Haan yang segara akan meninggalkan Tiongkok juga menekankan, walaupun kegagalan dalam pertandingan pra Piala Dunia adalah pukulan berat bagi tim manapun, tapi itu bukanlah hari kiamat bagi sepak bola Tiongkok. Juga tidak seharusnya menyangkal kemajuan yang dicapai sepak bola Tiongkok selama bertahun-tahun ini hanya karena sekali kegagalan. Menyinggung hasil yang dicapai selama dua tahun ia menjadi pelatih utama Kesebelasan Tiongkok, Arie Haan mengatakan,

"Pertama-tama yang kami pikirkan adalah bagaimana meningkatkan taraf kesebelasan Tiongkok supaya para pemain memahami lebih baik pengetahuan tentang sepak bola, dan semua itu sudah saya lakukan dengan baik. Semua yang dicapai selama dua tahun ini tidak seharusnya disangkal hanya karena sekali kegagalan, tapi ini tidak akan menghambat langkah kemajuan sepak bola Tiongkok. Menurut saya, kami tidak mungkin mengharapkan sepak bola Tiongkok tidak akan mengalami kegagalan dan rintangan dalam perjalanan yang dimulai dari nol dan dari lemah menjadi kuat. Percayalah bahwa kegagalan itu bukan hari kiamat bagi sepak bola Tiongkok." Demikian kata Arie Haan.

Kegagalan Kesebelasan Nasional Tiongkok memang ada faktor kesalahan komando Arie Haan di lapangan, tapi tidak seharusnya pula melemparkan semua tanggung jawab kepadanya. Hasil kesebelasan Tiongkok secara objektif mencerminkan masalah yang dihadapi sepak bola Tiongkok. Kalangan sepak bola Tiongkok kini sudah mulai merenungkan masalah-masalah di segmen yang lebih dalam. Wakil Ketua Persatuan Sepak Bola Tiongkok, Yang Yiming menunjukkan, tim nasional Tiongkok sebenarnya merupakan miniatur taraf sepak bola remaja dan taraf pertandingan liga suatu negara. Dikatakannya,

"Harus diakui bahwa daya saing internasional taraf sepak bola Tiongkok masih jauh tertinggal. Walaupun telah dilangsungkan pertandingan liga profesional sejak reformasi sepak bola Tiongkok tahun 1992, tapi yang paling fatal yalah sepak bola remaja sejauh ini masih belum dikembangkan. Kalau sepak bola remaja tidak dapat berkembang secara subur, mustahil ada pertandingan liga bertaraf tinggi.

Yang Yiming menyatakan, Persatuan Sepak Bola Tiongkok ke depan akan dengan sungguh-sungguh mengembangkan sepak bola remaja dan menyelenggarakan dengan baik pertandingan liga di dalam negeri. Dalam tahun baru yang akan datang, tim nasional Tiongkok dan seluruh kalangan sepak bola Tiongkok akan terus maju dalam introspeksi dan reformasi.