Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-11-25 11:56:04    
Penumpasan Besar-Besaran Di Irak

cri

Tentara Amerika Serikat ( AS ) untuk Irak kemarin menyatakan, kira-kira 5 ribu tentara AS dan tentara Irak dengan bantuan tentara Inggris mulai Selasa malam melancarkan aksi militer besar-besaran di daerah permukiman muslim sekte Sunny Irak yang dijuluki sebagai " Delta Maut" di sebelah selatan Baghdad, untuk menumpas milisi anti AS di daerah itu. Ini merupakan aksi militer penting sekali lagi terhadap milisi di dalam wilayah Irak setelah perang di Fallujah dan Mosul. Tindakan itu sekali lagi menyatakan bahwa pihak penguasa AS dan Irak bertekad menaklukkan milisi anti AS dengan kekuatan bersenjata, untuk meniadakan semua rintangan demi penyelenggaraan pemilu Irak tanggal 30 Januari tahun depan sesuai dengan jadwalnya.

Tentara AS untuk Irak menyatakan, daerah yang disebut sebagai " Delta Maut" itu merupakan salah satu daerah utama di mana milisi anti AS kerap melancarkan serangan terhadap tentara AS. Khususnya selama tentara AS dan Irak menyerang Fallujah, tumpuan anti AS utama muslim sekte Sunny, untuk mengalihkan kekuatan tentara dan perhatian tentara AS dan Irak, milisi anti AS di daerah itu lebih meningkatkan serangannya terhadap tentara AS dan polisi militer Irak. Tentara AS menyatakan, dalam serangan mendadak Selasa malam, 32 milisi anti AS ditangkap. Kini tentara AS dan Irak sedang mengepung daerah itu dan mengadakan penumpasan lebih lanjut.

Sementara itu, analis menunjukkan, dapatkah pihak penguasa AS dan Irak mencapai tujuannya untuk menstabilkan situasi dengan menggunakan kekuatan bersenjata masih perlu diamati. Walau tentara AS mengerahkan tentara sejumlah puluhan ribu orang, dan senjata-senjata berat dan maju seperti pesawat terbang, meriam dan tank, dengan keunggulan militer mutlak telah menaklukkan tumpuan Fallujah dan Samarra, namun mereka belum berhasil menumpas milisi anti AS secara tuntas, khususnya sejumlah pemimpin milisi anti AS dan elemen tulang punggung berhasil meloloskan diri seperti tokoh nomor 3 Organisasi Al Qaeda, Abu Mussab al-Zarqawi yang diburon dengan ganjaran besar, hal itu berarti bahwa tentara AS dan Irak tetap menghadapi tantangan serius.

Sejumlah organisasi radikal di dalam wilayah Irak dalam pernyataan bersama kemarin menyatakan akan meningkatkan perlawanan terhadap tentara AS. 60 lebih faksi sekte Sunny mengumumkan akan memboikot pemilu pada Januari tahun depan untuk memprotes serangan besar-besaran tentara AS dan Irak terhadap Fallujah. Walau tentara AS menaklukkan kota Fallujah dengan kekuatan bersenjata, dan menyatakan akan dengan secepatnya mengalokasi dana untuk membangun kembali kota Fallujah yang musnah dalam api perang, tetapi dendam orang Irak terhadap tentara AS tidak saja tidak berkurang, malah lebih keras. Kemenangan tentara AS di bidang militer harus dibayar mahal di bidang politik. Setelah perang Fallujah, serangan kekerasan di dalam wilayah Irak tidak tampak berkurang. Fakta-fakta membuktikan, tidak mungkin mendorong Irak ke jalan perdamaian hanya dengan mengandalkan kekuatan bersenjata.

Dalam Konferensi Internasional Mengenai Masalah Irak yang baru saja berakhir di Sharm el-Sheikh, Mesir, banyak peserta termasuk Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB ), Kofi Annan menyatakan kekhawatirannya terhadap bentrokan kekerasan yang tak kunjung habis di dalam wilayah Irak, dan menganggap itu sebagai rintangan terbesar bagi penyelenggaraan pemilu Irak sesuai dengan jadwalnya. Mereka menekankan, penggunaan kekuatan bersenjata secara berkelebihan itu bukanlah akal baik, terwujudnya kerujukan nasional barulah jalan keluar mendasar bagi Irak.