|
Pemimpin golongan muda Gerakan Pembebasan Nasional Palestina Al-Fatah, Marwan Barghouti yang sedang ditahan Israel Rabo lalu mengumumkan akan ambil bagian dalam pemilu bulan Januari tahun depan untuk posisi Ketua Badan Otoritas Nasional Palestina. Ini tidak saja telah menyelimutkan bayangan gelap pada prospek terpilihnya Ketua Dewan Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Mahmoud Abbas, tapi juga telah menambah ketidak pastian bagi stabilitas politik Palestina dan prospek proses perdamaian Palestina-Israel, sehingga mengundang perhatian berbagai pihak.
Pengumuman Barghouti secara mendadak untuk ikut pemilu sempat menimbulkan goncangan hebat dalam Al-Fatah. Karena Barghouti mempunyai dukungan sangat tinggi di kalangan masyarakat, ikut sertanya ia dalam pemilihan pasti akan merebut banyak suara pendukung Mahmoud Abbas, sehingga prospek kemenangan Abbas yang sudah pasti dalam pemilu terselubung bayangan gelap. Selain itu, pengumuman Barghouti itu tidak saja telah memperhebat perpecahan dalam Al-Fatah, kemungkinan pula akan membuat Gerakan Perlawanan Islam Paletina Hamas dan organisasi-organisasi radikal lain memperoleh keuntungan dari perpecahan itu, sehingga situasi politik yang memang sudah goncang di Palestina itu menjadi lebih tidak pasti. Sekretaris Jenderal Kantor Presiden Palestina, Tayeb Abdul Rahim Rabu lalu dalam pernyataannya mengatakan, keputusan Barghouti tidak dapat diterima karena melanggar ketentuan Al-Fatah. Barghouti telah melepaskan haknya sebagai anggota Fatah ketika memutuskan untuk ambil bagian dalam pemilu. Sejumlah pemimpin Fatah kini dikabarkan sedang aktif mengadakan kontak dengan Barghouti untuk meyakinkannya agar mmbatalkan keputusan ikut kampanye pemilu.
Keputusan Barghouti untuk ikut pemilu sempat menarik perhatian luas di Amerika, Mesir dan negara-negara lain. Menteri Luar Negeri Amerika, Colin Powell menyatakan, penyertaan Barghouti akan menimbulkan banyak kerepotan. Presiden Mesir, Mubarak mengharapkan warga Palestina berbicara dengan satu suara, mengesampingkan perselsihan antara berbagai golongan dan berupaya menjaga persatuan kubu Palestina.
Setelah mengetahui Barghouti akan ikut kampanye pemilu, Perdana Menteri Israel, Sharon dengan tegas menyatakan, Israel tidak akan membebaskan Barghouti. Bagi Israel, pembebasan Barghouti yang dihukum penjara seumur hidup lima kali tidak saja menyangkut masalah hukum yang rumit, tapi juga menyangkut banyak pertimbangan politik dan diplomatik.
Pertama, opini di Israel dewasa ini secara merata tidak mendukung pembebasan Barghouti, karena di mata banyak orang Israel, Barghouti adalah biang keladi banyak srangan kekerasan, pembebasan Barghouti tak ubahnya seperti melepaskan harimau ke gunung. Kedua, pembebasan Barghouti akan menambah ketidak pastian proses perdamaian Palestina-Israel yang baru menunjukkan adanya gejala mencair. Masyarakat internasional termasuk Amerika tidak ingin melihat terjadinya hal itu. Tujuan pertama Amerika sekarang ini tetap adalah menjamin Mahmoud Abbas dan lain-lain yang moderat dapat dengan lancar memegang tampuk kekuasaan.
Berhubung situasi Palestina yang rumit dan banyak perubahan, maka terlalu dini sekarang ini meramalkan prospek kampanya pemilihan Barghouti.
|