Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-12-10 17:15:24    
Catatan Wisata : Desa Tunbao, Desa Kecil Yang Indah

cri

Berbicara tentang berbagai tempat wisata yang menarik, Tiongkok merupakan negeri di mana banyak menyimpan begitu banyak pesona alam yang tak kalah menariknya dibandingkan dengan negara-negara lain. Keindahan dan keunikan alam Tiongkok ini didukung pula dengan kebudayaan dan tradisi lama yang selalu dipelihara sejak zaman nenek moyang Tiongkok beribu-ribu tahun lamanya, dan hal tersebut masih dipakai oleh sebagian masyarakatnya, meskipun saat kini Tiongkok telah memasuki kehidupan abad 21.

Sehingga tak mengherankan jika banyak turis manca negara datang berduyun-duyun ke negeri ini, hanya untuk menikmati keindahan alam, mengenal adat istiadat dan budayanya, serta melihat Tiongkok kini dari dekat.

Oleh sebab itu juga, pariwisata merupakan salah satu potensi negara yang boleh dikatakan besar di negeri ini. Demi terus meningkatkan potensi tersebut, pemerintah Tiongkok bergiat untuk menata dan memelihara berbagai pusat wisata di negerinya. Bahkan ada beberapa tempat yang telah dinobatkan sebagai warisan dunia, selain Tembok Besar Tiongkok oleh badan terkait dunia, seperti Istana Kuno atau Kota Terlarang (Forbidden City) di Beijing, Gunung Huangshan, di bagian selatan Tiongkok, dan lain sebagainya. Namun tidak sebatas tempat-tempat itu saja yang menarik untuk dikunjungi, akan tetapi pemerintah juga telah berupaya untuk menggalakkan tempat pelancongan di berbagai desa di Tiongkok yang patut menjadi objek wisata. Usaha ini dilakukan oleh pemerintah adalah tak lain tak bukan untuk memperkenalkan adat-istiadat dan kebudayaan desa yang unik dan kental di sana, serta mencoba mengganti suasana wisata yang berbeda dari biasanya, seperti salah satunya ialah Desa Tunbao di provinsi Guizhou, Tiongkok bagian barat daya. Mungkin desa ini kurang dikenal oleh dunia luar atau mungkin namanya belum tersiar di berbagai iklan-iklan informasi perjalanan wisata.

Dari sini kita bisa merasakan dan mengenal bagaimana kehidupan warga desa yang umumnya adalah kaum tani sehari-harinya, menikmati udara pedesaan yang segar, jauh dari hiruk-pikuk kendaraan bermotor dan lautan manusia yang memadati jalanan, toko-toko, dan tempat-tempat umum lainnya di daerah perkotaan, serta juga merasai adat-istiadat dan kebudayaan yang sederhana di sana namun memikat hati, yang mungkin tidak dapat kita temui di daerah perkotaan saat ini. Wisata atau pelancongan ke daerah-daerah perkampungan ini dikenal sebagai "pelancongan hijau" atau "pelancongan ekologi" di negara Perancis.

Sesungguhnya desa yang juga terkenal dengan sebutan Kerajaan Batu ini menyimpan keindahan sederhana yang memikat hati. Disebut desa Kerajaan Batu atau Stone Kingdom, karena kebanyakan pemandangan alamnya terbuat dari batu, baik gunung maupun bukit-bukitnya, dan terlihat sangat unik. Selain itu juga anda bisa menikmati keindahan pemandangan hutan, sungai di bawah tanah, goa karst, serta berbagai bangunan yang berciri khas etnis minoritas, juga budaya khas dan adat istiadat warga setempat yang polos dan kental.

Pakaian para wanita di desa ini umumnya berbentuk jubah dan berlengan lebar, yang dilengkapi pula dengan tali pinggang sutera, dan akan terlihat jelas berkilauan jikalau mereka berjalan-jalan melewati sepanjang jalan-jalan kecil di pegunungan atau jalan-jalan di daerah perkotaan. Busana-busana antik wanita-wanita tersebut sering membuat para pendatang atau pelancong percaya bahwa mereka merupakan salah satu kelompok dari etnik-etnik kebanyakan di Guizhou, padahal pada kenyataannya, mereka sesungguhnya adalah warga Han, menurut sejarah dikenal sebagai "Rakyat Tunbao."

Selama bertahun-tahun, para wanita Tunbao telah memiliki kebiasaan cara berpakaian demikian sejak masa Dinasti Ming (1368-1644), memakai jubah longgar dengan lengan baju yang lebar, dan manset-manset bordiran, serta sepatu-sepatu tradisional, yang telah dibuat dengan berbagai macam teknik yang sangat baik dan indah.

Ada terdapat tiga tempat di Guizhou ini, yang telah direkomendasikan sebagai tempat-tempat terbaik untuk berwisata, antara lain : Kota Tianlong, Desa Benzhai, dan Desa Yunshantun.

Jadi saudara pendengar, jika anda kebetulan hendak berwisata ke daerah-daerah pedesaan Tiongkok, jangan lewatkan desa satu ini, karena anda pasti akan menemukan apa yang anda inginkan, lihat, serta nikmati. Karena selain pemandangan yang tadi saya bicarakan bisa anda nikmati, juga di sini terdapat toko-toko souvenir antik yang tak kalah menariknya. Sehingga anda akan bisa membawa berbagai macam kenang-kenangan ciri khas Desa Guizhou pulang ke rumah.