Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-12-13 15:10:36    
Tali Silaturahmi Antara Orang Tiongkok Dan Orang Korea Selatan

cri

Tiongkok dan Korea Selatan adalah negara tetangga bersahabat yang terpisah oleh lautan. Seiring dengan perkembangan hubungan Tiongkok dan Korea Selatan, hubungan dalam berbagai bidang antara kedua negara semakin bertambah dari hari ke hari. Belum lama berselang, wartawan CRI mengadakan liputan di Korea Selatan dan berkenalan dengan banyak sahabat di sana. Mereka berminat besar terhadap Tiongkok dan tidak sedikit di antaranya yang profesinya bersangkutan dengan Tiongkok. Dalam acara kali ini saudara pendengar, kami akan berbicara lebih jauh tentang keadaan ini.

Di Korea Selatan, selain banyak mahasiswa Tiongkok terdapat pula tak sedikit warga Tiongkok yang bekerja di sana. Dalam perjalanan liputan wartawan CRI, seorang sahabat Korea Selatan bernama Choi Young yang menyupir dengan sukarela untuk wartawan kami mengatakan, ia cinta pada Tiongkok dan kebudayaan Tiongkok. Dianggapnya Tiongkok dan Korea Selatan mempunyai banyak persamaan.

Dikatakannya, " Waktu pertama kali bertemu dengan orang Tiongkok, saya merasa mesra. Perasaan itu tidak saja berkaitan dengan warna kulit dan wajah kita yang mirip, tetapi karena pikiran, sejarah dan tradisi budaya antara kedua negara kita juga begitu sama. Inilah yang melipatgandakan perasaan mesra tersebut."

Dalam budaya Tiongkok dan Korea Selatan, persamaan itu juga terlihat dalam banyak aspek, misalnya kebudayaan agama Buddha. Wonteak adalah pendeta berwibawa di kalangan agama Buddha Korea Selatan. 10 tahun yang lalu ia mengadakan penyelidikan budaya terhadap Tiongkok selama 20 hari. Selama itu ia telah mengadakan pertukaran pendapat dan pengalaman dengan tokoh-tokoh kalangan agama Buddha Tiongkok, menyelidiki banyak tempat budaya agama Buddha, mengunjungi Gunung Wutai, Gunung Emei dan gunung-gunung terkenal agama Buddha Tiongkok serta budaya gua batu yang mencerminkan agama Buddha. Ia mengatakan, patung Buddha di gunung Wutai Provinsi Shanxi Tiongkok dan patung Buddha di Korea Selatan memiliki banyak persamaan.

Karena kebudayaan Tiongkok dan Korea Selatan sangat mirip, ditambah lagi semakin akrabnya hubungan ekonomi dan perdagangan serta personel, kini orang Tiongkok yang belajar bahasa Korea Selatan dan orang Korea Selatan yang belajar bahasa Mandarin menjadi semakin banyak. Kwon Hana adalah seorang gadis Korea Selatan yang lembut manis, tahun ini baru tamat dari kejuruan bahasa Mandarin universitas dan sekarang mengajar bahasa Mandarin di sebuah sekolah menengah atas kota Seoul. Ia mengatakan, belajar bahasa Mandarin karena ia sangat cinta pada Tiongkok. Sekarang di Korea Selatan yang belajar bahasa Mandarin tidak saja mahasiswa tetapi juga pelajar SM.

Ia mengatakan, di sekolahnya tersedia dua macam pelajaran bahasa asing untuk dipilih bebas oleh siswa. Satu bahasa Mandarin dan yang lain bahasa Jerman. Hampir semua siswa bersedia belajar bahasa Mandarin. Ini mencerminkan bahasa Mandarin lebih berdaya tarik bagi siswa Korea Selatan dan keadaan tersebut akan berlangsung terus. Ia merasa bangga sebagai seorang guru bahasa Mandarin.

Kalau belajar bahasa Mandarin di SM dikatakan adalah kebutuhan masuk ke universitas, maka bagi mahasiswa yang belajar bahasa Mandarin mungkin sekali untuk mencari kesempatan kerja. Park Bo Sun seorang lulusan kejuruan bahasa Mandarin universitas. Menurut hematnya, sekarang semakin banyak orang belajar bahasa Mandarin karena kesempatan kerja bagi mereka yang belajar bahasa Mandarin lebih banyak seiring dengan meningkatnya hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara. Park Bao Sun sekarang adalah seorang pengelola tingkat menengah kantor perwakilan Perusahaan Penerbangan Tungfang Tiongkok di kota Pusan. Ia dengan rasa puas mengatakan, " Di Korea Selatan orang semuda saya dapat menjabat sebagai pengelola tingkat menengah bukanlah hal yang mudah. Saya diberikan peluang oleh Perusahaan Penerbangan Tungfang Tiongkok, saya seharusnya bekerja giat untuk perusahaan."

Dalam demam belajar bahasa Mandarin di Korea Selatan, seorang lanjut usia memberikan kesan mendalam kepada wartawan. Ia yang bernama Oh Tae Soo membuka toko binatang kesayangan di Dae Joen Korea Selatan. Tiga tahun yang lalu ia membuka lagi toko binatang kesayangan ke Harbin kota terkenal Tiongkok timur laut. Untuk dapat bergaul dengan orang Tiongkok secara lancar, ia juga belajar bahasa Mandarin. Untuk menjaga kedua tokonya, ia bolak-balik antara Tiongkok dan Korea Selatan. Ketika wartawan kami bertemu dengannya, ia baru kembali dari Harbin Tiongkok. Dikatakanya, orang Tiongkok bersifat antusias dan mementingkan kejujuran. Ia senang berdagang dengan orang Tiongkok.

Dikatakannya, " Tiongkok adalah negara yang penuh kedinamisan. Pasarnya sangat aktif dan mempunyai potensi perkembangan sangat besar." Dinyatakannya, ia berencana bersama istri melewatkan masa lanjut usia di Tiongkok.