Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-12-20 16:27:12    
Usaha Eceran Tiongkok Berkembang dalam Persaingan dan Pengintegrasian[suara]

cri

Di kota-kota besar di Tiongkok, Anda akan menyaksikan toko eceran yang beraneka ragam, antara lain toko serba ada yang dibuka pengusaha Tiongkok maupun supermaket yang diusahakan perusahaan grup eceran transnasional seperti Wal-Mart, Carrefour dan Metro. Para pengusaha eceran dengan ide pengelolaan masing-masing yang berciri khas menyediakan komoditas yang bermutu tinggi dan berharga rendah serta pelayanan yang sempurna. Su Adai, seorang wanita yang berkerja di sebuah perusahaan di Beijing sangat suka bersantai-santai dan berbelanja ke pusat perbelanjaan. Ia mengatakan bahwa pusat perbelanjaan asing dan Tiongkok kini bersaing sengit, sehingga membawa banyak manfaat kepada konsumen: Sebagai konsumen, saya kira modal asing memasuki pasar eceran Tiongkok telah membawa manfaat kepada kami. Pengusaha asing maupun Tiongkok menyediakan komoditas yang lebih banyak kepada kami, sedangkan pilihannya juga banyak. Selain itu, harga-harga menjadi lebih layak dan komoditas yang berharga rendah tapi bermutu bertambah banyak. Ini justru karena persaingan antara pengusaha asing dan Tiongkok itu.

Persaingan pengusaha asing dan Tiongkok untuk menarik konsumen Tiongkok selanjutnya tidak terbatas pada kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai dan Guangzhou, tapi persaingannya terus menjalar ke kota-kota menengah dan kecil di Tiongkok. Menurut komitmen Tiongkok ketika menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia ( WTO ), mulai dari tanggal 11 Desember tahun ini, usaha eceran Tiongkok akan terbuka sepenuhnya terhadap modal asing, pengusaha asing membuka toko tidak dibatasi lagi pada daerah maupun jumlahnya.

Usaha eceran Tiongkok terbuka terhadap modal asing mulai dari tahun 1992. Hingga sekarang, di antara 50 perusahaan grup terbesar di dunia, 40 lebih sudah mendarat di Tiongkok, dan membuka cabangnya di Tiongkok sebanyak 2 ribu lebih.

Wal-Mart sebagai perusahaan eceran terbesar di dunia agak terlambat mendarat di Tiongkok, namun langkahnya cepat. Belum lama berselang, presidennya Lee Scott sekali lagi berkunjung ke Tiongkok, tampaknya dia sangat puas atas langkah perkembangan Wal-Mart di Tiongkok dan berkeyakinan penuh untuk meneruskan perkembanganya di Tiongkok.

"Dalam 8 tahun yang silam, Wal-Mart menanam modal di Tiongkok dan membuka cabangnya di berbagai kota di Tiongkok. Saya sangat puas atas perekembangan pesat Wal-Mart di Tiongkok. Penjualan kami meningkat dan jumlah karyawan kami bertambah, demikian juga jumlah tokonya. Belum lama berselang, saya menghadiri upacara pembukaan cabang kami di Kota Wuhan, Tiongkok tengah, yang merupakan cabang ke-40 di Tiongkok. Tahun ini, kami akan membuka lagi cabang di Tiongkok."

Dikabarkan, pada tahun 2005, Wal-Mart akan membuka 10 lebih cabangnya di Tiongkok.

Perusahaan eceran modal asing yang berkeyakinan penuh terhadap perkembangan tidak hanya Wal-Mart saja. Pesaing kuatnya seperti perusahaan eceran besar antara lain Carrefour dari Prancis dan Metro dari Jerman juga berencana mengembangkan usahanya di Tiongkok. Carrefour yang lebih dahulu mendarat di Tiongkok menyatakan, dalam 3 tahun mendatang, jumlah cabang Carrefour di Tiongkok akan menerobos 100 buah.

Pendaratan besar-besaran pengusaha asing di Tiongkok, khususnya perusahaan eceran transnasional telah membawa tekanan dan tantangan besar kepada perusahaan-perusahaan Tiongkok. Banyak perusahaan perdagangan Tiongkok, sangat kekurangan pengalaman karena baru saja beralih dari pengelolaan ekonomi berencana dan sangat singkatnya waktu pertarungan di gelanggang ekonomi pasar.

Menghadapi serbuan perusahaan modal asing, para pengusaha eceran Tiongkok pertama-tama memilih jalan pengintegrasian dan berharap dengan jalan itu memperbesar skala perusahaan, dan meningkatkan daya saingnya. Perusahaan Grup Brilliance Shanghai yang didirikan pada bulan April tahun 2003 merupakan pertanda penting di antaranya. Untuk membuat " kapal induk " perdagangan Tiongkok, perusahaannya bergabung dengan pihak lawannya, yaitu Perusahaan Grup Hualian Shanghai. Sedangkan Perusahaan Grup Wangfujing Beijing baru-baru ini juga meningkatkan intensitas pembelian dan pengintegrasian, bertekad mempertahankan dan mengembangkan merek " Wangfujing ", merek kenamaan Tiongkok itu.

Jadi, apakah tindakan perusahaan perdagangan Tiongkok untuk mengadakan restrukturisasi, pembelian dan pengintegrasian itu dapat mencapai tujuannya yang direncanakan, sejumlah pakar sektornya mempunyai pandangan yang berbeda.

Perusahaan Grup Guomei merupakan perusahaan jaringan waralaba alat-alat elektronik terbesar di Tiongkok. Berbicara tentang masalah pembelian dan pengintegrasian perusahaan perdagangan Tiongkok, Direktur Bagian Perencanaan Perusahan Guomei, Wang Lihong mengatakan kepada wartawan: "Perusahaan Guomei selanjutnya pasti akan mengadakan restrukturisasi, pembelian dan pengintegrasian dengan perusahaan terkait, akan tetapi, kami sangat hati-hati dan pragmatis ketika mengayunkan setiap langkah. Setiap langkah itu harus menguntungkan perkembangan Guomei, bermanfaat bagi kesehatan tubuh Guomei."

Wang Lihong mengatakan, Guomei tidak saja meningkatkan daya saing melalui restrukturisasi, pembelian dan pengintegrasian, tapi yang lebih penting adalah mengembangkan keunggulan dirinya dalam rangka meningkatkan daya saing.

Sejumlah ekonom Tiongkok juga mengemukakan pendapatnya masing-masing mengenai hari depan usaha eceran Tiongkok. Wakil Ketua Komite Tetap Lembaga Riset Perusahaan Internasional dan Transnasional Tiongkok, Zhang Xiaoyu menyatakan, keunggulan terbesar perusahaan grup eceran transnasional adalah mereknya. Di bidang tersebut, masih terdapat kesenjangan besar bagi perusahaan eceran Tiongkok. Dia berpendapat, untuk meningkatkan efek mereknya, perusahaan eceran Tiongkok pertama-tama harus meningkatkan kredibilitasnya.

"Saya berpandapat, sebagai usaha eceran, pertama-tama jangan menjual produk palsu dan kedua mengintensifkan pengelolaan intern ketika membentuk perusahaan grupnya."

Menurut analisa, sejalan dengan perkembangan ekonomi Tiongkok dan Produk Domestik Bruto ( PDB ) perkapita melampaui seribu dolar Amerika, maka taraf dan daya konsumsi warga Tiongkok akan meningkat terus. Oleh karena itu, di pasar eceran yang bersaing sengit itu, siapa yang menyediakan komoditas yang berharga rendah dan bermuta serta pelayanan yang sempurna, maka merekalah yang menarik lebih banyak konsumen.