Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-12-23 14:06:13    
Olahraga Tenis Massal Berkembang Subur di Tiongkok

cri

Banyak media pers di Tiongkok menyebut tahun 2004 sebagai Tahun Tenis Tiongkok, karena pasangan putri Tiongkok Li Ting/Sun Tiantian berhasil menyumbangkan medali emas pertama dalam sejarah Tiongkok di cabang tenis dalam Olimpiade Athena tahun 2004; Beijing berhasil menyelenggarakan Turnamen Tenis Tiongkok Terbuka yang pertama, Shanghai berhasil menandatangani kontrak dengan Asosiasi Tenis Profesional Putera ATP dan akan menyelenggarakan Turnamen Piala Master ATP dalam 3 tahun mendatang, dan yang lebih menggembirakan yalah, seiring dengan perkembangan ekonomi Tiongkok dan semakin populernya olahraga tenis, kini olah raga itu sudah populer di kalangan masyarakat luas. Di kompleks-kompleks penduduk, kampus, pusat perbelanjaan yang ramai dan gedung perkantoran terdapat lapangan tenis dan penggemar tenis yang tengah asyik bermain. Tenis kini telah menjadi salahsatu olahraga yang paling digemari warga Tiongkok. Dalam acara tetap Ruangan Olahraga kali ini, akan kami sampaikan laporan wartawan kami.

Tenis bersama dengan golf, boling dan biliar dijuluki sebagai empat olahraga kalangan elite di dunia. Sejarah tenis dapat ditelusuri sampai Perancis di abad ke-12. Sekitar tahun 1885, olahraga tenis dibawa mubalig dan pengusaha asing ke kota-kota besar Tiongkok seperti Shanghai dan Guangzhou. Kemudian, sejumlah sekolah misi juga mengembangkan olahraga itu. Akan tetapi, karena relatif mahalnya lapangan dan peralatannya, olahraga tenis di Tiongkok dalam waktu panjang dipandang sebagai milik khusus mereka yang berpenghasilan tinggi.

Ketua Komite Penerangan Persatuan Tenis Tiongkok, Xiao Ning mengatakan, pempopuleran dan peningkatan olah raga tenis di Tiongkok merupakan produk perkembangan pesat ekonomi Tiongkok. Dikatakannya,

"Sejarah tenis di Tiongkok sebenarnya dimulai sejak dilaksanakannya reformasi dan keterbukaan terhadap dunia luar. Justru reformasi dan keterbukaan itulah memungkinkan tenis berkembang subur di Tiongkok. Tenis adalah olahraga yang sangat komersial dan profesional. Olahraga kaum bangsawan itu kini semakin populer di kalangan masyarakat luas di Tiongkok sebagai hasil peningkatan taraf ekonomi negara dan pertumbuhan pendapatan masyarakat."

Xiao Ning mengatakan, pada tahun 2004, tercatat lebih dari 5.000 orang ikut serta dalam pertandingan tenis amatur yang diselenggarakan Persatuan Tenis Tiongkok, dan sekitar 200 ribu orang ikut serta dalam pertandingan amatur yang diselenggarakan persatuan tenis dan organisasi komersial berbagai tempat. Menurut statistik, sekitar 2 juta orang di Tiongkok sering bermain tenis.

Di Beijing sebagai pusat olahraga tenis di Tiongkok terdapat lebih dari seribu lapangan tenis plastik, rumput dan gravel. Lapangan-lapangan itu bisa disewa dengan tarif puluhan sampai ratusan yuan per jam. Selain itu, di Beijing terdapat hampir seratus klub tenis. Setiap akhir minggu, banyak sekali kursus dan pertandingan dilangsungkan. Para peserta tidak saja telah berolah raga, tapi juga megenal banyak sahabat baru melalui kursus dan pertandingan . Pelatih tenis pribadi di Beijing, Han

 

Ronghua mengatakan : "Olahraga tenis kini sudah sangat umum di Tiongkok. Kini sebagian terbesar penggemar di Beijing adalah warga biasa ."

Di Shanghai kini terdapat lebih dari 800 lapangan tenis, tapi masih belum bisa mencukupi kebutuhan. Pertandingan Tenis Amatur Piala Chengkai dan Pertandingan Liga Tenis Mahasiswa Piala Harian Xinminwanbao yang diadakan sekali setiap tahun kini mendapat sambutan hangat di kalangan masyarakat. Shanghai sejauh ini telah menyelenggarakan 6 kali Turnamen Tenis Terbuka Heineken. Menurut Xiao Ning, ATP menyetujui Turnamen Piala Master 3 tahun berturut-turut diadakan di Shanghai setelah melihat kelompok penggemar tenis yang besar jumlahnya dan potensi pasar yang dapat menarik pelanggan iklan dan sponsor terkenal serta adanya iklim masyarakat yang stabil dan makmur di kota itu.

Di kota Guangzhou, pusat ekonomi Tiongkok bagian selatan terdapat sekitar 500 lapangan tenis . Seiring dengan menurunnya tarif sewa lapangan dan diselenggarakannya pertandingan-pertandingan internasional seperti pertandingan keliling Asosiasi Tenis Puteri Profesional WTA di Guangzhou, tenis selama beberapa tahun ini telah menjadi cabang olahraga yang paling cepat populer di kota itu.

Xiao Ning mengatakan, tenis di Tiongkok kini sedang berada pada tahap perkembangan yang sangat baik. Persatuan Tenis Tiongkok akan mengajukan langkah-langkah untuk mendorong dan membakukan perkembangannya di Tiongkok. Dikatakannya,

"Agar masyarakat lebih banyak mengenal olahraga dan budaya tenis, Persatuan Tenis Tiongkok akan melakukan penyuluhan. Pada tahun 2005 akan digulirkan standar lapangan tenis yang dirumuskan oleh Persatuan Tenis Tiongkok; sejumlah pertandingan besar amatur akan terus dorong maju; pempupuleran olah raga tennis akan lebih diarahkan pada pembinaan pemain berbakat di kalangan anak-anak dan remaja. Persatuan Tenis Tiongkok mengadakan sidang pleno setiap 4 sampai 5 tahun dan akan diupayakan agar jumlah penggemar tennis di Tiongkok bertambah satu juta di sela setiap kali sidang pleno."