Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2004-12-30 19:31:55    
Tiongkok Mulai Perhatikan Masalah Kebugaran Buruh Migran

cri

Seiring dengan perkembangan ekonomi Tiongkok, tenaga kerja lebih di desa sedang membanjir ke kota-kota besar dan menengah, dan kebanyakan dari meeka melakukan kerja yang relatif berat dan kecil penghasilannya, seperti pelayan di warung makan, buruh bangunan, penjaja di pasar pagi dan pembersih jalan. Karena terbatas daya tampung kota, kebanyakan buruh migran kini masih sulit menikmati fasilitas kesejahteraan sosial seperti penduduk tetap di kota. Kebanyakan dari mereka tidak mempunyai asuransi kesehatan, anaknya yang ingin menerima pendidikan di kota juga harus membayar biaya ekstra. Buruh migran kini dianggap sebagai kelompok lemah dalam kependudukan di kota. Oleh karena itu, lembaga pemerintah berbagai tingkat di Tiongkok menaruh perhatian semakin besar untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada mereka. Badan administrasi olahraga pemerintah juga menjadikan pemberian perhatian kepada kesehatan buruh migran dan penyuluhan yang ilmiah sebagai pekerjaan yang penting. Distrik Chaoyang kota Beijing belum lama berselang khusus menyelenggarakan pekan olahraga buruh migran. Saudara pendengar, dalam Ruangan Olahraga edisi kali ini, akan kami sampaikan laporan wartawan kami.

Pada tanggal 14 hingga 16 bulan ini, pertandingan olahraga yang bernama Pekan Olahraga Kampung Halaman Kedua diselenggarakan di Distrik Chaoyang kota Beijing dengan diikuti sekitar seribu atlet. Ciri khas para atlet itu yalah mereka semua adalah buruh migran yang bekerja di Distrik Chaoyang. Dalam pekan olahraga itu dipertandingan nomor-nomor lari beranting 4X100 meter putera dan puteri, tolak peluru, lari 100 meter, lari lintas alam, tenis meja, boling dan tarik tambang. Menurut keterangan penyelenggara pekan olahraga itu, Wakil Direktur Jawatan Olahraga Distrik Chaoyang, Wang Baohe, ini adalah yang pertama kali distrik Chaoyang menyelenggarakan pekan olahraga seperti itu. Ia mengatakan,

"Selama beberapa tahun ini, seiring dengan pembangunan dan perkembangan kota Beijing, para buruh migran telah memberikan sumbangan besar kepada pembangunan Kota Beijing dan Distrik Chaoyang. Tanpa partisipasi mereka, Beijing mungkin tidak akan mencapai kemajuan begitu cepat. Tujuan penyelenggaraan Pekan Olahraga Kampung Halaman Kedua itu justru untuk meningkatkan mutu kesehatan fisik mereka agar mereka dapat dengan lebih baik memberikan sumbangan kepada pembangunan dan perkembangan Kota Beijing. "

Di kota Beijing terdapat sekitar satu juta buruh migran, di antaranya ratusan ribu berada di Distrik Chaoyang yang paling cepat perkembangannya. Karena relatif rendah pendapatannya, buruh migran jarang mau menggunakan pendapatan yang terbatas untuk konsumsi kebugaran, dan banyak orang juga tidak mempunyai kebiasaan berolahraga. Kondisi fisik buruh migran sangat mengkhawatirkan. Wang Baohe mengatakan, pekan olahraga itu diselenggarakan justru untuk memberitahukan bahwa mereka tidak dilupakan pemerintah.

Wang Baohe mengatakan, melalui penyelenggaraan pekan olahraga seperti itu, diharapkan dapat menarik minat buruh migran untuk melakukan latihan fisik dan membantu mereka memupuk kebiasaan berolahraga. Kebanyakan buruh migran melakukan pekerjaan fisik, sehubungan dengan itu, Wang Baohe menyatakan, buruh migran diharapkan menanamkan kesadaran bahwa kerja fisik tidak dapat menggantikan latihan kebugaran yang ilmiah.

Mengenai masalah konsumsi olahraga tidak terjangkau oleh kantong banyak buruh migran, Wang Baohe menyatakan dapat dicarikan penyelesaiannya. Kini di banyak tempat umum di kota-kota bear seperti Beijing, Shanghai dan Guangzhou tersedia sarana dan alat-alat olahraga gratis yang memudahkan penduduk kota, juga buruh migran untuk melakukan kegiatan olahraga. Selain itu, buruh migran juga boleh boleh memilih cara yang tidak perlu membayar atau membayar murah seperti senam kebugaran, lari dan bulutangkis, dengan demikian juga boleh mencapai hasil kebugaran yang sangat baik.

Menurut keterangan, Jawatan Olahraga Nasional Tiongkok kini telah menjadikan peningkatan kebugaran buruh migran di kota sebagai titik berat pelaksanaan rencana kebugaran seluruh rakyat. Atas dorongan media pers dan badan pengelola olahraga terkait, sejumlah perusahaan kota yang relatif banyak mempekerjakan buruh migran mengorganisasi karyawan untuk latihan olahraga dan ini telah menjadi cara efektif untuk memperbaiki kondisi fisik buruh migran. Li Guifeng dari Provinsi Hebei adalah salah satu dari seribu pegawai migran yang bekerja di sebuah tempat peristirahatan di Beijing. Ia ikut pertandingan tenis meja pekan olahraga kali ini. Dikatakannya,

"Saya sudah bekerja lebih dari setengah tahun di sini, kami setiap tahun mengadakan beberapa kali kegiatan olahraga seperti lari 5.000 meter, tenis meja, tolak peluru dan tarik tambang. Saya setiap kali pasti ikut serta. Kegiatan olahraga bermanfaat bagi kesehatan kami dan membantu kami membiasakan diri untuk berolahraga."

Kini, banyak restoran dan salon di Beijing setiap hari mengorganisasi pegawainya mengadakan senam di depan toko dan ini telah menjadi panorama khas di jalan Beijing. Keadaan seperti itu jarang ada 5 atau 6 tahun lalu. Wang Baohe menyatakan gembira atas perubahan tersebut, tapi ia menganggap masih banyak yang perlu dikerjakan. Menyediakan lebih banyak kesempatan kepada buruh migran untuk berolahraga, lebih-lebih menyediakan lapangan dan sarana kebugaran gratis dan murah merupakan salah satu target badan pengelola olahraga pemerintah semua tingkat untuk tahun-tahun mendatang. Wang Baohe mengatakan,

"Kini pengelolaan pemerintah dianjurkan mengutamakan kepentingan masyarakat dengan memberikan perhatian kepada berbagai kelompok manusia, memperhatikan kesehatan fisik dan mentalnya termasuk penempatan tenaga kerja dan penatarannya. Mengenai kelompok buruh migran, kami semakin merasakan jasa besar mereka dalam perkembangan dan pembangunan hampir setiap sektor. Oleh karena itu, kami harus memberikan lebih banyak perhatian dan kasih saying kepada mereka."