|

Baru-baru ini ketika Ketua Komite Ekskutip Organisasi Pembebasan Palestina PLO Mahmoud Abbas mengadakan kampanye pemilihan di kota Jenin tepi barat Sungai Yordan serta jalur Gaza, mendapat sambutan hangat organisasi bersenjata radikal di bawah pimpinan Fatah, Abbas juga berkali-kali secara terbuka memuji anggota bersenjata Palestina, dan menyatakan bertanggungjawab untuk mengambil tindakan melindungi mereka dari ancaman pembunuhan gelap dan penangkapan Israel. Analis berpendapat, meskipun di antara Abbas yang selalu menganjurkan perundingan damai dan organisasi radikal Palestina terdapat perselisihan besar dalam strategi perjuangan terhadap Israel, akan tetapi kedua pihak menyadari bahwa dewasa ini tugas yang paling mendesak bagi Palestina adalah mengadakan pemilihan dengan lancar, mewujudkan peralihan mantap kekuasaan, dan memelihara kestabilan situasi politik dan persatuan interen Palestina. Kesemua itu menuntut kedua pihak harus bertolak dari kepentingan secara keseluruhan , dan untuk sementara mengesampingkan perselisihan.

Meskipun kini berbagai hasil jejak pendapat menunjukkan , Abbas pasti akan menang dan terpilih sebagai ketua Badan Otoritas Nasional Palestina dalam pemilihan tanggal 9 bulan ini, tapi kemenangan itu tidak berarti ia akan secara otomatis memperoleh dasar politik yang kokoh, dan masih tetap diperlukan suatu proses yang panjang untuk membuat berbagai golongan politik yang saling berselisih itu menerima garis politiknya. Lebih-lebih sejumlah organisasi radikal tidak hanya memiliki daya himbau yang cukup kuat di kalangan rakyat Palestina, tapi juga memiliki kekuatan bersenjata dan kekuatan politik yang cukup lumayan , baik untuk menang dalam pemilihan, maupun untuk menjalankan kekuasaannya dengan lancar di kemudian hari, Abbas harus mendapat kerjasama dan dukungan organisasi-organisasi radikal tersebut.

Di pihak lain, meskipun sejumlah organisasi radikal termasuk Brigade Pahlawan Aksa mempertahankan untuk mengadakan perjuangan bersenjata terhadap Israel, dan pada umumnya dipandang sebagai Perusak oleh Amerika dan negara-negara Barat lainnya karena sering menyerang penduduk damai Israel, tapi suatu hal yang tak dapat disangkal ialah perjuangan bersenjata mereka masih bersifat melawan pendudukan, dan bertujuan untuk mendirikan negara yang merdeka, dan merupakan suatu unsur obyektif yang mendorong Israel menuju meja perundingan. Banyak orang Palestina berpendapat, peran bersejarah mereka tidak dapat dihapuskan. Perselisihan dan kontradiksi organisasi itu dengan golongan moderat Abbas terutama termanifestasi pada bentuk perjuangan mereka yang tidak sama, tapi kepentingan dan tujuan fundamental mereka pada pokoknya masih sama.
Bagi organisasi radikal di bawah pimpinan Fatah seperti Brigade Pahlawan Aksa, mendukung Abbas dalam pemilihan, memelihara persatuan interen Fatah juga sesuai dengan kepentingan politik pokok mereka.
Yang patut dicatat ialah di bawah dorongan arus besar perdamaian dari dalam dan luar negeri dewasa ini, sejumlah organisasi militer radikal Palestina memperlihatkan keinginan dan kecendrungan berangsur-angsur beralih ke organisasi politik.

Analis berpendapat, meskipun Israel secara tegas menuntut lapisan pimpinan baru Palestina memukul kekuatan radikal, tapi keadaan nyata menentukan bahwa Abbas tidak begitu mungkin, dan juga tidak mempunyai kekuatan untuk menangani hubungan antar berbagai organisasi radikal dengan cara tekanan tinggi. Dalam tahap sekarang, ia akan lebih banyak menggunakan cara politik, melalui reformasi interen setapak demi setapak menyempurnakan system politik, tata hukum dan mekanisme keamanan, menegakkan kewibawaan politik untuk membentuk tekanan politik dan militer terhadap organisasi radikal.
|