|
Pemilihan Ketua Badan Otoritas Nasional Palestina akan diadakan pada tanggal 9 bulan ini. Ini adalah pemilihan umum pertama Palestina sejak Yaseer Arafat meninggal November tahun lalu. Pemilihan kali ini akan melahirkan penerus dan perintis usaha pembebasan nasional Palestina, ini adalah pilihan sejarah rakyat Palestina. Masyarakat internasional juga berharap pemilihan kali ini akan menjadi titik balik baru untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Timur Tengah.
Pemilihan umum pertama Palestina pada tahun 1996 menglahirkan lapisan pimpinan Badan Otoritas Nasional dengan Arafat sebagai ketuanya. Namun, tahun-tahun terakhir ini, hubungan Palestina-Israel mundur banyak, proses perdamaian Timur Tengah terjerumus dalam kemacetan. November tahun lalu, Arafat wafat karena sakit, ini adalah kerugian besar bagi usaha pembebasan nasional Palestina. Umum mencacat, setelah Arafat wafat, hubungan Palestina-Israel muncul suasana baru. Ini terutama termanifestasi pada berbagai faksi dalam Palestina memanifestasi kepala diingin dan akal budi yang jarang ditemukan, Palestina dan Israel sama-sama menyatakan keinginan untuk memperbaiki hubungan dan memulihkan perundingan perdamaian, masyarakat internasional juga meningkatkan tingkat perhatiannya terhadap perdamaian Timur Tengah. Dalam situasi ini, menjamin diadakannya pemilihan umum Palestina secara sukses dan dilahirkannya jajaran pimpinan Badan Otoritas Nasional yang baru dengan lancar sudah menjadi langkah kunci untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Timur Tengah.
Di antara 7 calon ketua Badan Otoritas Nasional yang ikut dalam kampanya pemilihan, Ketua Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Mahmoud Abbas mempunyai prestise yang sangat tinggi, persentase dukungan opini umumnya juga jauh di depan. Kalau tidak di luar dugaan, Abbas terpilih sebagai Ketua Badan Otoritas Nasional adalah wajar. Dalam jangka waktu panjang, Abbas sebagai pembantu akrab Arafat telah memberi sumbangan menonjol untuk proses perdamaian. Abbas menganjurkan penyelesaian perselisihan Palestina-Israel melalui perundingan perdamaian untuk mewujudkan cita-cita pembentukan negara merdeka Palestina dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Abbas pernah mewakili Palestina menandatangani Persetujuan Perdamaian Oslo yang bersejarah dengan Israel. Masyarakat internasional secara merata berpendapat, Abbas menjadi tokoh inti yang memimpin usaha pembebasan nasional Palestina adalah pilihan sejarah rakyat Palestina.
Pemilihan umum Palestina menjadi sorotan seluruh dunia.
Abbas pernah menyatakan harapannya tahun 2005 menjadi tahun perdamaian supaya rakyat Palestina dan Israel semua orang Yahudi, umat Muslim dan Kristen di dunia bisa benar-benar mewujudkan cita-cita perdamaian, kemakmuran dan kestabilan. Umum beralasan yakin, setelah pemilihan umum Palestina, pada akhirnya Palestina dan Israel akan memulihkan perundingan perdamaian dan konflik Palestina-Israel yang sudah berlangsung puluhan tahun akan mendapat penyelesaian, rakyat Palestina yang kenyang mengalami kekacauan perang dan kesengsaraan akan memperoleh kehidupan baru di atas tanahnya sendiri.
|