|

Pemilihan Ketua Badan Otoritas Nasional Palestina dijadwal diadakan besok, ini merupakan pemilihan pertama kali yang diadakan setelah wafatnya Arafat, mantan pemimpin Palestina. Terdapat 7 calon yang bersaing memperebutkan kedudukan tersebut, di antaranya termasuk ketua Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina PLO Mahmoud Abbas dan calon independen Mustafa Al-Barghouti.
Mahmoud Abbas yang berumur 69 tahun adalah calon satu-satunya Fatah, Gerakan Pembebasan Nasional Palestina. Abbas adalah seorang revolusioner angkatan tua Palestina, pernah mengikuti Arafat dalam jangka panjang. Karena Abbas pada umumnya dipandang sebagai seorang pemimpin yang pragmatis dan moderat, maka mudah diterima oleh berbagai pihak. Pada tahun 1996, Abbas yang sangat dipercayai Arafat terpilih sebagai sekretaris jenderal Komite Eksekutif PLO dan dipandang sebagai penerus Arafat.
Ke dalam , Abbas berpendirian untuk mengadakan reformasi politik, memberantas korupsi, mendirikan masyarakat bertata hukum, menyempurnakan mekanisme keamanan, dan ke luar, mempertahakan pendirian untuk penyelesaian bentrokan Palestina-Israel melalui perudingan damai, dan dengan tegas memelihara kepentingan pokok Palestina dalam masalah status status Yarusalem, hak kembali pengungsi Palestina, status wilayah yang diduduki.
Di antara calon-calon lain , kini yang paling tinggi tingkat dukungannya ialah calon independen Mustafa Al-Barghouti. Survai terakhir menunjukkan, tingkat dukungan Barghouti 22%, meskipun kurang 45% daripada Abbas, namun sebagai seorang calon independen yang semula tidak terkenal itu, adalah prestasi yang cukup baik dapat memperoleh tingkat dukungan seperti itu.
Mustafa Al-Barghouti adalah famili jauh Marwan Barghouti, pemimpin golongan muda Fatah. Ia adalah seorang dokter merangkap aktivis sosial, Komisi Pertolongan Medis Palestina yang didirikannya adalah salah satu badan pertolongan yang terbesar di daerah pemerintahan sendiri Palestina. Sejak tahun 1989, Mustafa Al-Barghouti selalu adalah penanggung jawab dari balai riset Strategi dan Politik Palestina dan pernah memperoleh suatu hadiah penghargaan Organisasi Kesehatan Dunia WHO pada tahun 2002. Pendiriannya dalam kampanyenya mirip dengan Abbas, yaitu ke dalam menganjurkan reformasi politik dan demokrasi, meningkatkan ketransparanan pemerintah dan memulihkan tata tertib sosial ; dan keluar , melalui jalan damai melawan pendudukan Israel dan menentang penggunaan kekerasan. Ia memelihara hubungan baik dengan kalangan pers, dan hal ini menyediakan banyak syarat menguntungkan bagi kampanye pemilihannya.
Calon-calon lainnya masing-masing adalah calon Front Demokrasi Pembebasan Palestina Taysser Khalid, Calon Partai Rakyat Palestina Bassam Salhi, calon independen Abd Al Karim Shbair, calon independen Abed Al Halim Al Ashqar, dan calon independen Al Sayyed Barakeh. Survai terbaru menunjukkan, tingkat dukungan kelima orang calon tersebut hanya 5%, mustahil untuk dapat menang.
|