Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-01-10 16:41:10    
Pasar Jual Beli Komoditas Kecil di Kota Xiamen

cri

Lin Lizhen adalah seorang wanita pedagang dari Taiwan yang kini menetap di Dadeng, Kota Xiamen, Tiongkok selatan. Setiap pagi, ia mengantar dua anaknya ke sekolah dan kemudian bergegas ke pasar jual beli komoditas kecil setempat yang bernama Dadeng untuk mengurus bisnisnya. Lin Lizhen mengatakan kepada wartawan: "Saya berasal dari Taiwan dan menetap di Dadeng, Kota Xiamen mulai tahun 2002 untuk berdagang."

Pasar Jual Beli Komoditas Kecil Dadeng, Xiamen didirikan dengan pengesahan Pemerintah Tiongkok pada tahun 1998, dengan maksud mendorong perdagangan antara warga di kedua tepi Selat Taiwan. Pasar tersebut adalah satu-satunya pasar yang berdagang dengan Taiwan di Tiongkok dewasa ini dengan mendapat serentetan perlakuan preferensial khusus. Berbicara tentang keadaan pasar itu, penanggung jawab pasar itu Feng Qi mengatakan: "Pulau Dadeng berjarak dekat dengan Pulau Jinmen, Taiwan, jarak yang paling dekat hanya 1,8 kilometer. Sebelumnya, perdagangan antara warga kedua pulau itu ramai sekali, namun tidak teratur. Karena sebab-sebab sejarah dan politik, perdagangan yang tidak teratur itu mengakibatkan terjadinya perdagangan yang melanggar hukum. Didirikannya pasar itu justru untuk memperlancar pertukaran komoditas dari kedua selat dalam lingkup khusus."

Pasar Dadeng terletak di Pulau Dadeng di bagian timur laut Kota Xiamen, dengan areal yang direncanakan 85 hektar, dan sudah dimanfaatkan seluas 10 hektar, dengan stand 500 buah, dan investasi total kira-kira 45 juta yuan RMB, mata uang Tiongkok. Di dalam pasar diadakan zona-zona perdagangan, penampungan, pelayanan dan tempat berlabuhnya kapal dagang dari Taiwan. Selain itu dilengkapi pula dengan badan-badan terkait, seperti bea cukai, pemeriksaan dan karantina, penjagaan perbatasan, dan badan pengawasan industri dan perdagangan, untuk pengelolaannya diterapkan cara tertutup sepenuhnya.

Para pedagang dari kedua Selat diizinkan menyewa stand di zona perdagangan dengan status orang wajar atau oknum pribadi dan mengusahakan kegiatan jual beli. Penjualan komodita dari Taiwan yang diizinkan penjualan terutama adalah minyak goreng, bahan makanan, hasil bumi, hasil ternak, tekstil dan busana, barang kerajinan, barang industri ringan dan obat-obatan.

Lin Lizhen mengatakan kepada wartawan, bahwa komoditas yang dijualnya terutama adalah komoditas kecil dari Taiwan : "Komoditas yang saya jual terutama buatan Taiwan, antara lain, sampoo, perbot rumah tangga eletronik, barang keperluan sehari-hari, barang kerajinan tangan, dan kosmetik. Saya berencana mengusahakan logistik perdagangan di Dadeng ini."

Di stand Lin Lizhen, wartawan menyaksikan pengunjungnya hilir mudik, yang kebanyakan datang dari daratan Tiongkok, tampaknya mereka tertarik pada komoditas dari Taiwan itu, khususnya kosmetik, barang kerajinan tangan dan arak.

Menurut penjelasan, sejak dibukanya pasar Dadeng itu, sejumlah besar komoditas dari Taiwan di pasar ini kemudian dijual ke berbagai tempat di daratan Tiongkok setiap tahun. Terhitung sampai paro pertama tahun ini, komoditas dari Taiwan yang dijual di pasar Dadeng itu bernilai kira-kira 200 juta yuan RMB.

Sama halnya dengan pasar jual beli komoditas dari daratan Tiongkok dan Taiwan, banyak produk dari daratan juga digemari pedagang dan wisatawan dari Taiwan.

Zheng Qijiang adalah warga Kota Xiamen, dan berdagang di pasar Dadeng selama bertahun-tahun. Dia mengatakan kepada wartawan: "Barang yang saya jual terutama adalah komoditas dari daratan, antara lain, barang asal kulit dan busana. Pembelinya kebanyakan datang dari berbagai propinsi di daratan, memang juga ada pengunjung dari Taiwan, mereka sangat tertarik pada tas, busana dan arloji."

Zheng Qijiang mengatakan pula kepada wartawan, karena dirintangi oleh pihak penguasa Taiwan, pedagang Taiwan menghadapi banyak pembatasan tak rasional untuk membeli komoditas daratan dan kemudian menjualnya di Taiwan. Hal itu sangat mempengaruhi skala dan taraf kontak perdagangan langsung antara warga di kedua tepi Selat dan juga menimbulkan ketidakpuasan pedagang-pedagang Taiwan.

Meskipun ada rintangan dari pihak penguasa Taiwan, namun didirikannya pasar Dadeng itu sesuai dengan kepentingan warga di kedua tepi Selat. Oleh karena itu, pasar Dadeng berkembang cepat. Zheng Qijiang mengatakan pula kepada wartawan, pasar itu juga memainkan peranan pendorong bagi perkembangan ekonomi Pulau Dadeng. Beberapa tahun yang silam, Pulau Dadeng adalah sebuah pulau yang sangat miskin, tetapi kini keadaan ekonominya mengalami perubahan besar. Zheng Qijiang mengatakan, bahwa dia setiap tahun menarik keuntungan sejumlah seratus ribu lebih yuan RMB, rumahnya kini sudah dibangun kembali, selanjutnya dia akan membeli mobil.

Lin Lizhen, wanita pedagang yang datang dari Taiwan itu menyatakan rasa puas atas bisnisnya sekarang. Dia mengharapkan para warga di kedua tepi Selat berupaya mendorong saling pertukaran dan pengertian melalui perdagangan timbal balik langsung.