Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-01-24 14:09:08    
Kegiatan Amal Di Berbagai Kalangan Masyarakat Tiongkok Untuk Membantu Negara-negara Yang Dilanda Bencana Tsunami Samudera Hindia

cri

Saudara pendengar, yang kami perdengarkan tadi adalah pemberitahuan tentang kegiatan mengumpulkan uang sumbangan untuk daerah bencana tsunami yang disiarkan di sebuah gedung plaza di Kota Beijing. Begitu lenyap suara siaran, terlihatlah ratusan orang antri di depan kotak sumbangan yang ditempatkan di pusat perbelanjaan itu. Sejak terjadinya bencana tsunami Samudera Hindia pada tgl 26 Desember tahun lalu, rakyat Tiongkok beramai-ramai menyumbangkan uang untuk daerah bencana di luar Tiongkok itu. Dalam acara kali ini saudara pendengar, kami sampaikan laporan dari wartawan kami.

Pada tgl 31 Desember tahun lalu dalam pertemuan Perdana Menteri Tiongkok Wen Jiabao dengan para diplomat kedutaan besar negara-negara yang dilanda bencana tsunami dan wakil-wakil organisasi internasional di Beijing, Duta Besar Sri Lanka Nihal Rodrigo telah menceritakan suatu hal yang baru terjadi di Kedutaan Besar Sri Lanka untuk Tiongkok. Ia mengatakan, siang tadi dua orang siswa SMP Kota Beijing khusus datang ke Kedutaan Besar Sri Lanka di Beijing menyumbangkan uang 400 Yuan Renminbi untuk para warga Sri Lanka yang menjadi korban bencana. Duta Besar Rodrigo sangat terharu oleh kelakuan dua siswa itu. Ia mengatakan, sejak terjadinya bencana tsunami, pemberian bantuan kepada korban bencana tidak saja merupakan tindakan pemerintah Tiongkok, tapi lebih banyak merupakan tindakan seluruh rakyat Tiongkok. Dari perbuatan kedua siswa itu, ia sekali lagi merasakan ketulusan rakyat Tiongkok. Ia menganggap perasaan yang dinyatakan dengan uang sumbangan 400 Yuan Renminbi itu sama beratnya dengan jutaan dolar Amerika.

Kedua siswa SMP yang disebut Duta Besar Rodrigo itu, satu bernama Fu Jin dan yang lain bernama Liu Xiaoyang dan mereka adalah siswa kelas tiga Sekolah Menengah Zhongguancun. Wartawan kami akhirnya bertemu dengan mereka berdua. Fu Jin yang berusia 14 tahun dengan sedikit malu-malu menceritakan kepada wartawan kami:" Setelah mengetahui kabar tentang sejumlah negara dilanda tsunami, kami berdua berpikir terus, melalui jalur mana bisa memberikan bantuan kepada para korban. Kemudian kami mendapatkan nomor telepon Kedutaan Besar Sri Lanka untuk Tiongkok dan langsung menghubunginya. Pikiran kami itu juga mendapat dukungan ayah dan ibu. Keesokan harinya kami datang ke lokasi Kedutaan Besar Sri Lanka untuk Tiongkok. Ini untuk pertama kali kami berkontak dengan diplomat kedutaan besar dan antusiasme yang mereka perlihatkan terhadap kami memberikan kesan mendalam kepada kami. Ini di luar dugaan kami."

Selain menyumbangkan uang dari simpanan uang jajan, kedua anak itu masih menulis surat dengan bahasa Inggris kepada Presiden Sri Lanka Chandrika Bandaranayaka Kumaratunga. Dalam surat itu ditulis: Kami sangat bersimpati kepada para korban bencana. Dengan bantuan dari banyak negara, kalian pasti dapat mengatasi kesulitan. Kami bersedia belajar bahasa Sri Lanka, dengan demikian komunikasi antara kita tidak ada hambatan lagi. Kami menantikan saat itu .......

Seperti halnya dengan Kota Beijing, di berbagai kota besar di Tiongkok juga diadakan tempat penerimaan sumbangan di kompleks penduduk. Cabang Palang Merah Tiongkok dan Gabungan Amal Tiongkok di berbagai tempat Tiongkok juga mendirikan tempat penerimaan sumbangan di pusat perbelanjaan. Di antara para penyumbang ada pegawai di instansi pemerintah, siswa, buruh dan ada juga buruh migran. Seorang pegawai pemerintah yang tengah menyumbangkan uang di pusat perbelanjaan bernama Yang Guang mengatakan kepada wartawan: " Memberikan bantuan kepada orang yang perlu dibantu adalah kewajiban yang tak dapat ditolak."

Di Kota Dalian kota pantai laut Tiongkok setelah kabar terjadinya bencna tsunami di Samudera Hindia tersiar, bangkitlah semangat menyumbang uang di kalangan rakyat. Seorang buruh wanita pensinan bersama suaminya dengan tak ragu-ragu menyumbangkan 500 Yuan Renminbi, meskipun mereka tidak tergolong orang yang mampu. Dikatakannya:" Dari media pers kami menyaksikan keadaan di daerah bencana, begitu banyak orang untuk mendapatkan air minum pun menjadi sulit, hati kami merasa pedih. Maka saya berkonsultasi dengan suami untuk ikut dalam kegiatan amal."

Tahun 2005, banyak orang Tiongkok dengan spontan menjadikan kegiatan memberikan bantuan kepada daerah bencana sebagai cara menyongsong tahun baru. Selain di daratan Tiongkok, di Hong Kong Tiongkok diadakan pertunjukan amal yang berskala besar pada saat Hari Tahun Baru yang udaranya paling dingin selama 43 tahun. Di Makau dan Taiwan Tiongkok selama ini berbagai macam kegiatan amal juga diadakan. Seorang maha siswi Universitas Peking bernama Ding Yan dalam wawancaranya dengan wartawan mengatakan, "Kemampuan kami dalam meyumbang uang kepada daerah bencana sekalipun terbatas, tetapi melalui kegiatan tersebut dapat menyampaikan perasaan rakyat Tiongkok kepada para korban bencana."