Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-01-24 17:13:42    
Aksi Pelestarian Lingkungan di Puncak Tertinggi Dunia

cri

Puncak Qomolangma merupakan puncak tertinggi di dunia yang dianggap paling luhur dan paling suci. Namun, selama setengah abad sejak tahun 1950-an yaitu saat umat manusia untuk pertama kali menaklukkan Puncak Qomolangma sampai sekarang, sampah yang ditinggalkan umat manusia mencemarkan tanah yang suci itu. Untuk membersihkan Puncak Qomolangma, selama tahun-tahun terakhir ini, sukarelawan dari berbagai tempat Tiongkok melakukan berbagai aksi pembersihan. Seorang sukarelawan dari Kota Dalian, Tiongkok timur laut yang bernama Xu Zhiwei bersama dengan 27 sukarelawan lainnya membentuk sebuah barisan sukarelawan pelestarian lingkungan Puncak Qomolangma yang terbesar dalam sejarah Tiongkok, dan pada bulan September tahun lalu menuju ke puncak Qomolangma untuk menjalankan misinya membersihkan puncak Qomolangma.

Para anggota barisan sukarelawan itu berasal dari berbagai tempat Tiongkok. Setelah tiba di pangkalan yang berada di tempat ketinggian 5,200 meter dari permukaan laut, mereka mulai membersihkan sampah yang ditinggalkan pendaki gunung dan wisatawan. Sampah-sampah itu terdiri dari tenda, kantong tidur, tabung oksigen dan barang-barang usang lainnya. Menurut penjelasan, di Puncak Qomolangma yang hawanya dingin dan kering, pelarutan sampah seperti itu secara alamiah diperlukan ribuan tahun.

Karena banyak sukarelawan berasal dari daerah dataran, sulit menyesuaikan diri dengan suasana di tempat yang begitu tinggi dari permukaan laut. Seorang sukarelawati mengalami reaksi dataran tinggi.

"Tiba-tiba saya merasa sangat tidak enak, dan lambung bukan main sakitnya. Saya ikut serta dalam aksi itu karena dorongan misi yang menimbulkan rasa bangga, jadi saya bisa bertahan terus."

Untuk menjamin kesehatan para anggota, lingkup aksi itu dibatasi pada sekitar pangkalan yang berada di tempat ketinggian 5,200 meter dari permukaan laut. Para anggota membersihkan sampah yang tersebar di sana sini tanpa menghentikan langkahnya. Pada hari kedua setelah tiba di pangkalan, telah dibentuk sebuah regu yang beranggotakan 5 orang. Dari pangkalan, 5 anggota langsung mendaki ke kamp nomor 2 yang ketinggiannya mencapai 6,500 meter dari permukaan laut.

Kadar oksigen di udara kamp nomor 2 tidak sampai 40% daripada daerah dataran, dan suhunya ketika itu menurun sampai 20 derajat di bawah nol Celsius, sedang tenaga anginnya mencapai tingkat 7 skala Beaufort. Dari pangkalan ke kamp nomor 2, mereka menggunakan waktu 3 hari. Karena kekurangan oksigen dan menurunnya tenaga badan akibat membersihkan sampah, terjadilah reaksi dataran tinggi pada setiap anggota. Di samping itu, mereka menghadapi masalah serius, yaitu kekurangan makanan. Xu Zhiwei mengatakan: "Membawa banyak barang akan membikin lagi banyak sampah, maka setiap pagi kami hanya minum secangkir kopi instan dan sebuah kue saja."

 

Untuk mendukung gerakan yang begitu besar pada siang hari, kami memelihara ketahanan tubuh dengan memakan cokelat dan manisan buah-buahan. Sampai malam hari, kami hanya makan mi instan. Jadi, badan kami sangat lelah.

Selama 6 hari, Xu Zhiwei beserta anggotanya mengumpulkan sampah sejumlah 2 ton yang bertumpuk menjadi sebuah bukit.

Tinkan sukarelawan itu menarik para wisatawan untuk ikut membersihkan sampah. Khususnya sebuah tim pendaki gabungan yang terdiri dari orang Israel dan Amerika Serikat. Mereka memuji tindakan para sukarelawan Tiongkok dengan mengacungkan ibu jari dan ambil bagian dalam barisan pembersihan sampah. Mereka mengatakan bahwa sukarelawan Tiongkok patut dipuji dan seharusnya mendapat dukungan seluruh dunia.

Selama 7 hari penuh, Xu Zhiwei beserta anggotanya mengumpulkan sampah sejumlah 8 ton di Puncak Qomolangma. Sebagian besar sampah itu akan diangkut ke pabrik pemrosesan sampah di Tibet, dan yang lainnya akan dibawa pulang ke Beijing, dan kemudian diadakan pameran keliling di kota-kota Beijing, Shanghai dan Guangzhou. Dan hanya di Beijing saja, pengunjungnya lebih dari seratus ribu orang.

Pada hari para sukarelawan terbang dari Lasha terbang ke Beijing, telah diresmikan " Daerah Pelestarian Alam Nasional Qomolangma ". Menurut perancangan, selama beberapa tahun ke depan, pemerintah Tiongkok akan mengirim ribuan pakar lingkungan hidup ke daerah Qomolangma, mengadakan pengawasan dan pembakuan terhadap lingkungan hidup setempat, agar Qomolangma menjadi daerah yang paling bersih di dunia.

Kini, kehidupan Xu Zhiwei beserta anggota tenang kembali dan sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Xu Zhiwei mengatakan kepada wartawan, para anggotanya berkeinginan untuk sekali lagi menuju ke Puncak Qomolangma untuk membersihkan sampahnya, dan memperlihatkan kepada dunia Puncak Qomolangma yang bersih dan indah pada saat diselenggarakannya Olimpiade 2008 di Beijing.

Tahun ini, kami berencana ke puncak Qomolangma lagi, namun tempatnya lebih tinggi, yaitu pada ketinggian 7,000 meter dari permukaan laut, dan aksi pembersihan itu akan dilakukan setiap tahun selanjutnya, dan terus sampai pada tahun 2008. Karena bibit api Olimpiade 2008 akan dinyalakan di puncak Qomolangma, maka kami akan menciptakan lingkungan bersih dan segar sebelumnya.