|
Palestina dan Israel kemarin memulihkan lagi kontak politik setelah sebelumnya memulihkan koordinasi dan kerja sama di bidang keamanan.
Serangkian kemajuan baru yang dicapai dalam hubungan antara Palestina dan Israel tersebut, serta juga kedua negara dapat menahan diri demi memelihara keadaan keseluruhan, hal ini tidak saja dapat meredakan ketegangan di kawasan tersebut, terlebih memberi harapan bagi masyarakat untuk mengakhiri segala bentrokan kekerasan antara Palestina dan Israel yang telah berlangsung selama 4 tahun.

Kemarin, pejabat senior Palestina-Israel mengadakan pertemuan resmi untuk pertama kali sejak Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon mengumumkan, "memutuskan segala kontak dengan Badan Otoritas Nasional Palestina dua minggu lalu." Kedua pihak di bawah keadaan yang konstruktif mengadakan konsultasi mengenai pengalihan hak kontrol keamanan terhadap sebagian kota di tepi barat sungai Yordan kepada pihak Palestina serta pertemuan kepala negara antara Sharon dan Abbas. Analis berpendapat, "jika Palestina dan Israel dapat terus memelihara ketentraman situasi di antara mereka, Israel mungkin akan berangsur-angsur menarik diri dari kota Palestina yang didudukinya sejak terletusnya bentorkan Palestina-Israel.
Pada saat Palestina dan Israel memulihkan kontak politik, kerja sama keamanan kedua pihak berkembang terus. Dan masyarakat internasional merasa gembira atas kemajuan yang dicapai oleh kedua pihak Palestina dan Israel di bidang kerja sama politik dan keamanan.

Para pengamat memperhatikan, sebagai upaya dalam memperbaiki situasi di Palestina dan Israel, Abbas memperluas ruangan politik dan diplomatik Palestina dengan sikap politik dan diplomatik yang luwes, meningkatkan daya inisiatif Palestina terhadap Israel. Selama beberapa hari yang lalu, melalui perundingan yang sulit, Abbas telah mencapai kesepakatan dengan berbagai golongan bersenjata Palestina mengenai persetujuan gencatan senjata dan masalah pembagian kekuasaan intern Palestina. Diungkapkan, dalam perundingan dengan Hamas, Abbas menyetujui mendirikan suatu badan kekuasaan diplomatik tertinggi Palestina yang dipartisipasi oleh semua golongan politik, dan memberi komitmen bahwa persetujuan apa saja yang dicapai oleh Palestina dan Israel harus disahkan oleh badan tersebut, sedangkan Hamas menyetujui melepaskan pendirian untuk membasmi Israel, dan mendirikan suatu negara Palestina yang merdeka melalui perundingan perdamaian.
Analis menunjukkan, upaya Abbas untuk menyatukan pendirian berbagai golongan Palestina dan menstabilitasikan situasi Palestina-Israel telah memperoleh sambutan baik dari masyarakat internasional khususnya AS, sehingga secara efektif dapat menyelesaikan tekanan yang dihadapi oleh Palestina dan juga dapat mendorong Israel untuk segera memberi reaksi terhadap tindakan positif pihak Palestina. Pejabat seniro pihak Palestina justru memulihkan pertemuan resmi dengan Israel di bawah latar belakang tersebut
.
|